Kembali usung Prabowo, Gerindra belajar dari kekalahan Pilpres 2014
Merdeka.com - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto telah bersedia maju sebagai calon presiden 2019. Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan partainya akan menyiapkan strategi untuk memenangkan Prabowo. Salah satunya belajar dari kesalahan di Pilpres 2014 lalu.
"Kami punya pengalaman berhadapan dengan Pak Jokowi di tahun 2014. bagaimana Pak Jokowi juga punya pengalaman berhadapan dengan Pak Prabowo dan kami punya banyak catatan. Sehingga catatan itu yang akan kami buka kembali," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/4).
Terkait dengan elektabilitas Prabowo yang tertinggal jauh dari rivalnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gerindra tidak khawatir. Ia yakin Mantan Danjen Kopassus itu akan berhasil mengejar ketertinggalan elektabilitas yang disebut sejumlah lembaga survei berada cukup jauh di bawah Jokowi.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilpres 2019? Prabowo diusung oleh Koalisi Indonesia Adil Makmur dan Jokowi didukung Koalisi Indonesia Kerja.
-
Siapa yang percaya diri Prabowo Subianto menang di Jember? Emil Erlestianto Dardak, Wakil Gubernur Jawa Timur sekaligus Ketua Partai Demokrat Jawa Timur, percaya diri pasangan calon (Paslon) Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabumi Raka akan menang tebal di Jember Jawa Timur.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilkada? Prabowo tak mempermasalahkan jika rekan satu koalisi harus bersebrangan saat Pilkada.
-
Mengapa Prabowo-Gibran unggul? Peneliti Litbang Kompas, Bambang Setiawan menjelaskan, meroketnya elektabilitas Prabowo-Gibran lantaran pergerakan akar rumput pasangan nomor urut 2 itu sangat masif.
-
Kenapa Prabowo-Gibran dianggap punya elektabilitas tinggi? Menurut Pradana, salah satu hal yang disorot oleh The Economist adalah terkait elektabilitas Prabowo-Gibran karena komitmen keberlanjutan terhadap berbagai program Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terus digaungkan keduanya.
-
Di mana Prabowo-Gibran unggul? 'Menurut wilayah, Prabowo-Gibran unggul di semua wilayah, kecuali Jawa Tengah DIY,' kata Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi, dalam jumpa pers online, Selasa (26/12).
"Tahun 2014 ketika Pak Jokowi dengan Pak Prabowo akan berhadapan, 'gap' yang sama terjadi. Pak Jokowi jauh di atas Pak Prabowo sehingga kami berjuang keras ketika itu saudara-saudara tahu pertarungan itu sengit nyaris dua-duanya. Jadi saya kira itu terjadi," ungkapnya.
Menurut Wakil Ketua MPR itu, Gerindra selalu punya cara untuk menaikkan elektabilitas calon yang mereka usung. Baik dalam Pilpres ataupun Pilkada. Dia mencontohkan saat Pilkada DKI Jakarta tahun 2012.
Kala itu, Gerindra yang bersama PDIP mengusung Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama disebut kalah jauh dari segi elektabilitas oleh Fauzi Bowo (Foke) dan Nachrawi Ramli. Namun, kenyataannya, Pilkada DKI dimenangkan oleh Jokowi dan Basuki.
Dia juga mencontohkan saat Pilkada DKI 2017. Pasangan yang diusung yaitu Anies Baswedan dan Sandiaga Uno diyakini bakal kalah dari Basuki (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat.
"'Gap'-nya jauh antara Pak Jokowi dengan Foke. Kami juga punya cara bagaimana memenangkan Pak Jokowi. Termasuk Anies Baswedan (saat Pilkada DKI 2017) , 'gap'-nya jauh dengan Ahok," ucapnya.
"Kami juga punya cara memenangkan Anies. jadi cerita itu biasa dalam sebuah pilkada dan Pilpres. bukan sesuatu yang mengerutkan dahi," ujarnya.
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo mengaku diyakinkan oleh anak-anak muda Partai Gerindra untuk menerima tawaran bergabung dengan pemerintahan Jokowi.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Prabowo lebih unggul dari bakal Capres lain.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Gerindra Prabowo Subianto menyatakan Presiden Joko Widodo guru politiknya, karena pernah mengalahkannya dua kali, yakni pada Pilpres 2014 dan 2019.
Baca SelengkapnyaGerindra mencoba menguatkan dukungan bagi Prabowo. Mereka mencoba merayu PAN agar kembali merapatkan barisan. Bagaimana reaksi PAN?
Baca SelengkapnyaPrabowo menceritakan banyak orang yang menyebutnya sudah berubah.
Baca SelengkapnyaPrabowo tak menyebut apakah sudah ada komunikasi dengan Golkar. Ia hanya bilang bahwa hubungan dengan partai berlambang beringin itu bagus.
Baca SelengkapnyaJanuari 2023 Prabowo masih tertinggal dengan Ganjar.
Baca SelengkapnyaSetelah terpilihnya Jokowi menjadi orang nomor satu di Indonesia, lalu mengajak Prabowo ke dalam susunan kabinet.
Baca Selengkapnya"Saya bangga menjadi bagian dari pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo, walaupun saya dua kali bertarung melawan beliau," kata Prabowo.
Baca SelengkapnyaGolkar dan Gerindra memiliki catatan sejarah pernah berkoalisi di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaGolkar dan Prabowo pernah memiliki sejarah khusus. Sebelum memimpin Partai Gerindra, Prabowo merupakan kader Golkar.
Baca Selengkapnya