Kesediaan Risma pimpin Jakarta jadi pertimbangan PDIP
Merdeka.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kian kencang dikaitkan dengan Pilgub DKI Jakarta 2017. PDIP tengah mengkaji dan mempertimbangkan untuk membawa Risma ke Jakarta.
Ketua DPP PDIP Arteria Dahlan mengatakan, salah satu pertimbangan PDIP untuk mengusung suatu calon di Pilkada adalah keinginan masyarakat. Dalam hal ini, dia mengakui ada desakan untuk mengusung Risma ikut bertarung di Pilgub DKI.
"Kita mencermati dinamika yang berkembang termasuk keinginan rakyat, kita tidak mau gegabah artinya, kita betul-betul mencermati," kata Arteria saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (5/8).
-
Siapa yang ingin diusung oleh PDIP? 'Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya,' Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
-
Mengapa PDIP siap menjadi oposisi? Sebab, dia menyebut PDIP sudah terbiasa bertahan dalam berbagai iklim dan dinamika politik Tanah Air.
-
Siapa yang ditugaskan PDIP untuk melobi PKB? Pada tanggal 8 Juni 2024 itu, saya ditugaskan oleh DPP PDIP untuk menjalin komunikasi dengan PKB. Saya lalu bertemu dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. PDIP dan PKB lalu bersepakat menjalin kerja sama di Pilkada Jakarta. PKB akan mendukung Anies Baswedan sebagai calon gubernur, kami meminta posisi wakil gubernur,' kata Basarah dalam keterangannya diterima di Jakarta, Minggu (17/11).
Beragam pertimbangan yang tengah dikaji oleh PDIP, termasuk soal elektabilitas Risma di DKI. Begitu juga soal keinginan Risma untuk memimpin Jakarta. Sejauh ini, sebagaimana diketahui Risma kerap menolak untuk diboyong ke Jakarta oleh PDIP.
"Dalam konteks elektabilitas, maupun dari sisi kemungkinan diterima dengan masyarakat Jakarta (jadi pertimbangan). Juga untuk kesiapan Ibu Risma sendiri, kalkulasi itu kita padukan semua, jangan sampai kayaknya bisa dipilih, tapi yang bersangkutan enggak ngotot, atau ada yang ngotot tapi rakyat Jakarta sendiri enggak mau," jelas anggota Komisi II DPR ini.
Dia menegaskan, PDIP tidak ngotot mendukung calon yang berpeluang besar menang di Pilgub DKI. Menurut dia, pertimbangan akan mengusung siapa di Pilkada paling penting adalah memiliki satu napas perjuangan dengan PDIP.
"Kita enggak ngotot pilih gubernur yang menang, kita memilih garis perjuangan dengan syarat, siapapun nanti yang terpilih mampu merepresentasikan perjuangan bagaimana memimpin Jakarta yang santun, Jakarta yang hening, hubungan kepada daerah dengan birokrasi berjalan sehat tidak menebar teror dan ancaman sehingga birokrasi resah," kata dia.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut mantan Wali Kota Surabaya ini, memimpin suatu daerah memiliki tanggung jawab yang besar
Baca SelengkapnyaPDIP tidak serta merta ingin mengusung Anies tanpa ada syarat.
Baca SelengkapnyaRisma masuk dalam bursa calon gubernur DKI Jakarta dan Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaHasto mengkritik pedas aksi RK itu karena tengah mempertontonkan mentalitas yang lemah.
Baca SelengkapnyaAria Bima menilai, perbedaan pilihan maupun partai pengusung merupakan hal yang wajar dalam berkontestasi.
Baca SelengkapnyaSaat disinggung mengenai kedekatan Presiden RI Jokowi dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Hasto mengatakan merupakan hal yang biasa.
Baca SelengkapnyaPDIP saat ini terus berkomunikasi dengan partai politik lainnya untuk membangun kerja sama politik.
Baca SelengkapnyaSelain Risma, nama Andika Perkasa juga menjadi opsi bagi PDIP di Pilkada serentak 2024.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan merasa terhormat lantaran karena PDIP tertarik mendukungnya di Pilgub Jakarta
Baca SelengkapnyaKetua DPD PDIP Jatim, Said Abdullah, mengatakan partainya terbuka bila dalam bekerja sama dengan partai lainnya
Baca SelengkapnyaNamun dari hasil temuan di lapangan dan menyikapi aspirasi warga, Hasto klaim banyak yang kehilangan Ahok.
Baca SelengkapnyaMenurut Adian, pihaknya juga tidak peduli apapun pernyataan partai di Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk Pilkada Jakarta.
Baca Selengkapnya