'Kesialan' Djarot saat blusukan, dikira AHY sampai ditegur Panwaslu
Merdeka.com - Masa kampanye cagub-cawagub DKI Jakarta sudah berjalan hampir satu bulan. Sampai hari ini, tiga pasangan cagub-cawagub terus keluar masuk perkampungan di Jakarta menyapa warga.
Tak terkecuali dengan cawagub nomor urut dua, Djarot Saiful Hidayat. Meski pasangannya berurusan dengan kepolisian karena kasus penistaan agama, tak menyurutkan semangat Djarot menemui warga Jakarta menyampaikan visi misi sekaligus mendengar keluh kesah warga.
Memang, secara tidak langsung, kasus Basuki Tjahaja Purnama, menjadi ganjalan saat Djarot blusukan. Sudah tiga kali dia didemo warga yang menganggap Djarot bagian dari Ahok, sapaan Basuki, tersangka penistaan agama.
-
Apa kritik Djarot untuk Jokowi? Menurut Djarot, meski tidak melanggar prosedur, tindakan Jokowi melanggar etika moral.
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
-
Mengapa Jokowi digugat? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
-
Apa harapan AHY untuk Polri? Pada kesempatan itu AHY memberikan harapan dan doa kepada Polri agar bisa melayani masyarakat dengan lebih baik lagi.'Usai rapat di Istana, saya langsung menghadiri acara peringatan Hari Bhayangkara ke-78, di Monas, Jakarta.Semoga Polri semakin maju dan profesional di tengah tantangan zaman yang tidak ringan, dan menjadi pelindung serta pengayom masyarakat Indonesia.Ke depan, kita semua berharap Polri semakin adaptif dengan perkembangan teknologi dan menghadirkan keadilan untuk semua,' tulis unggahan AHY.
Tak cuma ditolak warga, sejumlah kejadian dialami Djarot saat blusukan. Seperti saat mengunjungi Rusun Penjaringan pada akhir pekan lalu. Saat itu, warga tak menyambut kedatangannya dengan hangat. Malah, saat melihat Djarot, warga mencibir lebih ingin didatangi cagub nomor urut satu, Agus Yudhoyono.
"Wah kirain anak pak SBY, tahunya Pak Djarot. Coba dia (Agus) Yudhoyono, ganteng banget," ujar Yuli ketika ditemui merdeka.com, di lokasi, Sabtu (19/11).
Cawagub Djarot diadang warga
Yuli mengatakan, meskipun Agus belum memiliki bukti dan juga pengalaman membangun Jakarta, Yuli tetap akan memilihnya. "Nggak apa-apa, kan kalau udah jadi bisa belajar," katanya.
Menanggapi hal tersebut, Djarot mengaku tidak masalah.
"Nggak apa-apa, biarin aja. Biarin aja, yang pentingkan hatinya. Justru tadi banyak yang ajak foto kan," ujarnya Djarot sambil tersenyum.
Cerita lain, saat Djarot blusukan ke Jalan Kebantenan V, RT 06 RW 06, Kelurahan Semper Timur, Jakarta Utara. Dia sempat ditegur Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu), saat memasuki musala di kawasan itu.
"Masa kalau aku mau salat enggak boleh?" ujar Djarot kepada anggota Panwaslu yang mendampinginya di lokasi, Sabtu (19/11).
Rupanya terjadi kesalahpahaman. Panwaslu yang mendampingi mengira Djarot akan menyampaikan visi misinya. Padahal, kata Djarot, niatnya masuk musala untuk salat sekaligus melihat bagian mana saja yang perlu dibenahi, karena sering kebanjiran.
"Panwaslu gini ya, saya tahu enggak boleh kampanye di sini (musala), padahal hanya lihat dan ini harus ditinggiin," tegur Djarot pada Panwaslu.
Djarot blusukan di Kramat Jati
Beberapa kali mendapat suasana tak mengenakkan saat kampanye, Djarot tetap memutuskan menemui warga. Dia yakin masih ada warga yang menerima dirinya.
Seperti saat berdialog dengan warga di Posko Pemenangan Rumah Lembang kemarin. Melihat antusias warga yang datang, dia gembira.
Ditemani sang istri, Happy Djarot, dia mendengar curhat hingga doa dukungan warga. Bahkan Djarot sempat tertawa lepas saat melihat ulah salah satu pendukungnya.
"Salam dua jari, pilih nomor dua," teriak Abang Negara (40)di hadapan relawan yang hadir di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (22/5).
Namun tamu yang hadir termasuk Djarot dan istri malah tertawa. Sebab, saat berteriak angka dua, tangan Abang Negara malah mengacungkan tiga jarinya. Segera Abang Negara membetulkan letak jarinya.
"Saya ke sini menyatakan dukungan untuk bapak Djarot. Saya doakan Pak Ahok dan Djarot tetap kuat. Kebenaran pasti menang pak," ucap Abang Negara kepada Djarot.
Dalam kesempatan yang sama, Djarot meminta warga serta pendukung yang datang untuk berdoa bersama mendoakan Ahok yang akan diperiksa sebagai tersangka kasus penistaan agama di Bareskrim Mabes Polri.
Djarot dan Abang Negara
"Mohon doanya. Kita harus tabah harus kuat agar bisa menegakkan kebenaran dan sampaikan ke seluruh Indonesia," ucap Djarot di hadapan para relawan.
Djarot menegaskan, dirinya tidak akan meninggalkan Ahok, walaupun saat ini menghadapi proses hukum di Bareskrim Polri. Hal itu tak lain karena langkahnya sampai di Jakarta tak lepas karena Ahok yang memilih.
"Tidak ada perbedaan prinsip, maka susah senang saya kan bersama Pak Ahok," tegasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mantan Gubernur DKI Basuki T Purnama bercerita saat ditahan kasus penistaan agama.
Baca SelengkapnyaHasto menilai hal itu membuktikan antara Ganjar dan Presiden Jokowi terbiasa untuk melakukan blusukan yang juga menjadi kebiasaan para kader-kader banteng.
Baca SelengkapnyaPadahal menurut Rocky Gerung, substansi dari kalimat itu bentuk kritik terhadap kebijakan pemerintah.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto hadir memenuhi panggilan Polda Metro Jaya hari ini
Baca SelengkapnyaPerjalanan Kasus AWK, Mulai Viral Pernyataan SARA hingga Dipecat dari DPD
Baca SelengkapnyaMereka yang tergabung dalam Barisan Relawan Bhineka Jaya melakukan dukungan kepada Ahok untuk menjadi Calon Gubernur DKI yang diusung PDIP.
Baca SelengkapnyaGanjar mengatakan, Ahok memiliki karakter tersendiri, dalam menyampaikan sesuatu ke publik
Baca SelengkapnyaDampak dari penurunan baliho pasangan Capres-cawapres tersebut kini mendapat sorotan tajam publik
Baca SelengkapnyaNusron Wahid membalas ucapan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, yang menyebut hanya Presiden Jokowi saja yang bisa blusukan
Baca SelengkapnyaPersoalan di Jakarta menjadi konten perdana yang diunggah Ahok di 2024.
Baca SelengkapnyaNamun baginya, keadilan dan kebenaran lah yang membuatnya tetap pada pendiriannya tersebut.
Baca SelengkapnyaPidato Ganjar Pranowo saat pengundian nomor urut di KPU RI untuk menyuarakan suara rakyat
Baca Selengkapnya