Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ketar-ketir Akom jelang Munaslub Golkar

Ketar-ketir Akom jelang Munaslub Golkar Ade Komarudin. ©dpr.go.id

Merdeka.com - Rapat pleno DPP Partai Golkar menetapkan Munaslub dilaksanakan tanggal 23-26 Mei 2016 di Nusa Dua, Bali. Agenda Munaslub itu pemilihan ketua umum partai untuk menggantikan Aburizal Bakrie atau akrab disapa Ical.

Calon-calon ketum Golkar yang selama ini mengemuka di antaranya Setya Novanto, Ade Komarudin, Airlangga Hartarto, Azis Syamsuddin, Idrus Marham, Mahyudin, Priyo Budi Santoso sampai Syahrul Yasin Limpo.

Menurut Ketua Penyelenggara Munaslub Partai Golkar, Theo L Sambuaga, syarat utama bagi mereka yang ingin maju sebagai ketua umum Golkar harus mendapatkan dukungan sekurang-kurangnya 30 persen suara dari jumlah total pemilik suara. Selain pemilihan ketua umum, Munaslub ini juga dipastikan akan disusun pengurus Partai Golkar yang baru.

Orang lain juga bertanya?

"Di hari pertama Munaslub yang sudah dapat 30 persen akan jadi bakal calon. Kalau enggak mencapai 30 persen? Kalau yang mencapai 30 persen no 1, itu berarti 1 calon, itu langsung ditetapkan aklamasi," ujar Theo di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Kamis (28/4).

Theo mengatakan, jika ada dua calon yang mendapatkan dukungan 30 persen suara, maka akan dipilih ulang secara dua tahap. Namun bila ada calon yang meraup 50 persen dukungan suara lebih tapi ada calon lain mendapatkan 30 persen suara, maka akan ditetapkan dua calon yang bakal bertarung.

"Itu kalau enggak ada yang 30 persen akan kepanitiaan dibicarakan siapa yang tetap bisa maju, terus di vote ulang. Kalau ada dapat 50 persen lebih, tapi ada yang 30 persen, akan ada 2 calon," kata dia.

Sementara itu, bakal calon ketua umum Golkar Ade Komarudin mengatakan, Munaslub Golkar harus menjadi ajang rekonsiliatif bagi seluruh kader partai berlambang pohon beringin ini. Dia ingin tidak ada kader yang merasa dianaktirikan setelah Munaslub digelar.

"Saya ingin tidak ada yang merasa jadi anak tiri di partai ini. Juga enggak ada yang merasa paling tuan rumah di partai ini. Semua adalah keluarga besar Partai Golkar. Semua bersaudara, tidak boleh ada satupun yang merasa terbuang. Dianaktirikan," kata Ade Komarudin di lokasi.

Di sisi lain, dia juga tak ingin ada kader yang merasa dianakemaskan oleh partai. Dia menegaskan, Golkar merupakan milik bersama dan menjadi aset bangsa.

"Sekaligus enggak boleh ada yang merasa paling dianakemaskan oleh partai ini. Sekali lagi partai ini adalah milik keluarga besar Partai Golkar dan milik bangsa Indonesia. Aset bangsa Indonesia, harus dijaga," tukasnya.

"Jadi momentum munas ini akan memaparkan sebaik mungkin keputusan-keputusan yang menyejukkan banyak pihak, Golkar dan Indonesia karena tahun-tahun ini Golkar dalam keadaan musibah yang memprihatinkan," kata dia.

Ketar-ketir Akom bukan tanpa alasan. Sebab, selama ini Ketum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) memang dikenal sangat dekat dengan Caketum lainnya Setya Novanto.

Dalam musda Golkar di Sumsel, Rabu (27/4), bahkan Ical diketahui lebih memilih satu mobil dengan Setya Novanto ketimbang Agung Laksono dan Alex Noerdin yang juga hadir dalam acara tersebut.

Bahkan, meski sama-sama hadir dalam satu acara, Ical dan Agung tak lantas duduk berdampingan. Keduanya dipisahkan oleh Ketua DPD Partai Golkar Sumsel, Alex Noerdin, di kursi paling depan.

Kemudian, kursi di barisan yang sama ada pengurus pusat partai. Di antaranya, Ketua Partai Golkar Nurdin Halid, Ketua Fraksi Partai Golkar DPR RI Setya Novanto (Setnov), Azis Samsudin, Fadel Muhammad, Nurul Arifin dan Indra Bambang Utoyo.

Pada saat pemukulan gong tanda dibukanya Musda, Ical dan Agung juga dipisahkan Alex Noerdin. Keakraban keduanya tetap berlanjut saat meninggalkan tempat setelah acara berakhir.

"Kita harus tetap solid untuk Pemilu 2019 mendatang dan Pilkada," kata Ical.

Bukan hanya itu, ketika Setnov terseret kasus dugaan pencatutan nama Presiden Jokowi dalam proses perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia, Ical menyatakan pembelaannya. Menurutnya, Setnov tidak pernah melakukan negosiasi dengan pihak PT Freeport terkait perpanjangan kontrak perusahaan tambang itu di Papua.

"Tidak ada Setya Novanto melakukan negosiasi (kontrak Freeport)," kata Ical.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Agung Laksono: Tidak ada Munaslub, Kalau Ingin Jadi Ketum Golkar Ada Waktunya
Agung Laksono: Tidak ada Munaslub, Kalau Ingin Jadi Ketum Golkar Ada Waktunya

"Tidak ada Munaslub. Semua sudah final dan tegas, Munas digelar 2024," tegas Agung Laksono.

Baca Selengkapnya
Keras!, Ada Ancaman Pemecatan Bagi Kader Golkar Suarakan Munaslub
Keras!, Ada Ancaman Pemecatan Bagi Kader Golkar Suarakan Munaslub

Waketum Golkar curiga ada penumpang gelap dengan kemunculan gagasan Munaslub melalui orang yang mengaku anggota Dewan Pakar Golkar.

Baca Selengkapnya
Airlangga: Seluruh Senior dan DPD Golkar Tolak Munaslub
Airlangga: Seluruh Senior dan DPD Golkar Tolak Munaslub

Belakangan ini, isu Munaslub berembus kencang untuk melengserkan Airlangga dari kursi Ketum Golkar.

Baca Selengkapnya
Munaslub Golkar, Upaya Ganggu Soliditas di Tikungan Terakhir
Munaslub Golkar, Upaya Ganggu Soliditas di Tikungan Terakhir

Munaslub Golkar dilakukan oleh Faksi Kecil yang bermain di tikungan terakhir jelang Pemilu 2024

Baca Selengkapnya
Tegas, Akbar Tandjung Minta Wacana Munaslub Golkar Dihentikan
Tegas, Akbar Tandjung Minta Wacana Munaslub Golkar Dihentikan

Akbar meminta seluruh pengurus dan kader Golkar menjaga kekompakan dan soliditas partai.

Baca Selengkapnya
Tak Ada Celah Untuk Munaslub Golkar
Tak Ada Celah Untuk Munaslub Golkar

Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk F Paulus menegaskan, tidak ada dorongan Munaslub oleh Dewan Pakar Golkar.

Baca Selengkapnya
Klarifikasi Dewan Pakar Dianggap Biang Kerok Isu Munaslub Golkar
Klarifikasi Dewan Pakar Dianggap Biang Kerok Isu Munaslub Golkar

Sebagai informasi, desakan Munaslub untuk melengserkan Airlangga dilakukan Kelompok Pemrakarsa Penggerak Kebangkitan Partai Golkar.

Baca Selengkapnya
Airlangga: Tidak Ada Munaslub, Kalau Minat jadi Ketum Golkar di 2024
Airlangga: Tidak Ada Munaslub, Kalau Minat jadi Ketum Golkar di 2024

Airlangga menyatakan, Golkar masih solid sesuai keputusan rapat kerja nasional.

Baca Selengkapnya
Luhut Minta Kader Golkar Jangan Mau Diatur Pihak Luar
Luhut Minta Kader Golkar Jangan Mau Diatur Pihak Luar

Luhut meminta seluruh pihak di internal Golkar kompak dan tak terpengaruh dengan dugaan upaya dari pihak luar.

Baca Selengkapnya
Al Hidayah Golkar Solid Dukung Airlangga Hartarto
Al Hidayah Golkar Solid Dukung Airlangga Hartarto

Waketum DPP Partai Golkar yang juga Ketua Umum DPP Al-Hidayah, Hetifah Sjaifudian meminta seluruh unsur Golkar untuk terus fokus konsolidasi.

Baca Selengkapnya
Jusuf Kalla Tolak Munaslub Golkar Melengserkan Airlangga: Partai Diganggu Lagi, Makin Kacau Negeri Ini
Jusuf Kalla Tolak Munaslub Golkar Melengserkan Airlangga: Partai Diganggu Lagi, Makin Kacau Negeri Ini

JK mengatakan, apabila Golkar pecah, tidak akan bisa menang pada Pemilu 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya
Jusuf Kalla: Jangan Harap Jadi Ketua Golkar Kalau Tidak Punya Modal Rp600 Miliar
Jusuf Kalla: Jangan Harap Jadi Ketua Golkar Kalau Tidak Punya Modal Rp600 Miliar

JK menegaskan untuk dapat menjadi Ketua Umum Partai Golkar perlu modal yang cukup banyak.

Baca Selengkapnya