Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ketika Prabowo Tak Lagi jadi Jagoan PKS

Ketika Prabowo Tak Lagi jadi Jagoan PKS Deklarasi Prabowo-Sandiaga Uno. ©2018 Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho

Merdeka.com - "Saya dan PKS ada hubungan khusus, mereka enggak mau dikatakan sekutu tapi ingin dikatakan sebagai segajah. Mereka tidak meninggalkan Prabowo dan Gerindra di kala sulit, jadi Prabowo tidak akan meninggalkan PKS," kata Prabowo.

Ungkapan itu dikatakan Prabowo saat menghadiri Milad PKS ke-20 pada 2018 lalu, jelang Pemilu 2019.

Hubungan PKS dan Gerindra kala itu memang sangat dekat. Bahkan sejak Pemilu 2014, Gerindra dan PKS berkoalisi mendukung Prabowo sebagai Capres melawan Jokowi.

Namun perjuangan politik keduanya selalu terhempas di Pemilu. Dua kali pemilu, koalisi Gerindra dan PKS selalu kalah. Hingga akhirnya, Prabowo memutuskan untuk bergabung dengan pemerintah Jokowi. Pemenang Pemilu 2019.

Sementara PKS, kukuh pada pendiriannya untuk tetap berada di pihak oposisi PDIP, sebagai partai penguasa.

Kini, Pemilu 2024 di depan mata. PKS tampak sudah menutup diri untuk kembali mendukung Prabowo sebagai Capres untuk ketiga kalinya. Meskipun, Gerindra telah deklarasi akan mengusung mantan Danjen Kopassus tersebut kembali pada Pemilu 2024.

Hal ini tercermin dalam hasil Pemira PKS yang digelar jelang Pemilu 2024. Hasilnya, tak ada nama Prabowo sebagai tokoh yang potensial didukung PKS pada pemilu dua tahun mendatang.

Enam tokoh potensial yang didukung PKS ini muncul setelah dilakukan Musyawarah Majelis Syura (MMS) VII di Bandung pada 14-15 Agustus 2022.

Tokoh tersebut memiliki tiga kriteria utama. Yaitu memiiki karakter nasionalis-religius, berpeluang besar untuk menang, dan menjadi simbol perubahan untuk Indonesia yang lebih baik.

Ketua Bidang Humas DPP PKS Ahmad Mabruri mengungkapkan, mereka adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

"Nasionalis religius bisa Anies Baswedan, Sandiaga Uno, AHY, Ridwan kamil, Muhaimin Iskandar, Airlangga Hartarto," kata Ahmad Mabruri, saat dihubungi merdeka.com, Minggu (18/9).

Selain itu, PKS juga terus menjalin komunikasi dengan Partai NasDem, Partai Demokrat, Partai Golkar, PAN dan PPP yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) serta Partai Gerindra.

"Kita jalin komunikasi dengan semua kandidat dan partai. Membangun Indonesia perlu kolaborasi semua elemen bangsa. Partai tersebut yakni NasDem, Demokrat, Golkar, PKB, PAN,PPP, Gerindra," ucapnya.

Meski sudah melakukan komunikasi dengan Partai Gerindra dan PAN, Ahmad Mabruri mengakui, nama ketua umum dari masing-masing partai tersebut yakni Prabowo Subianto dan Zulkifli Hasan tidak masuk radar yang bakal di usung PKS sebagai capres di Pemilu 2024.

Hal itu menimbulkan pertanyaan, terlebih Prabowo Subianto merupakan salah satu tokoh yang memiliki elektabilitas tinggi di berbagai lembaga survei.

Namun, Ahmad Mabruri enggan menjelaskam secara detail mengapa Prabowo dan Zulhas tak masuk capres radar PKS.

"Saya juga kurang tahu kenapa nama-nama ini jarang dibicarakan," imbuhnya.

Mabruri hanya menegaskan, tidak tertutup kemungkinan PKS kembali berkoalisi dengan Gerindra. Meskipun, tokoh yang didukung adalah Sandiaga. Bukan Prabowo.

Mabruri yakin, keputusan Gerindra mencapreskan Prabowo belum tentu final. Masih bisa berubah seiring dengan dinamika politik yang berkembang jelang Pemilu 2024.

"Dengan komposisi pemilih muda yang hampir 60 persen, saya pikir Sandi lebih menarik buat anak muda," tegas dia.

Alasan PKS

Sementara itu, DPP PKS Nabil Ahmad Fauzi mengungkap, alasan Prabowo tidak masuk dalam bursa calon Presiden untuk di Pilpres 2024. Salah satunya, karena kader tidak menginginkan Prabowo diusung menjadi Capres PKS.

"Tidak adanya nama pak Prabowo dalam nama-nama yang berkembang tersebut, lebih karena tidak terlalu terpotret dalam aspirasi akar rumput saja," kata Ketua Departemen Politik kepada wartawan, Senin (19/9).

Menurut Nabil, kader PKS ingin ada penyegaran sosok pemimpin Indonesia mendatang. Oleh karena itu, pihaknya beranggapan Indonesia butuh banyak figur calon pemimpin agar menambah pilihan bagi rakyat.

"Semangatnya kan PKS ingin ada penyegaran kepemimpinan nasional," ujar Nabil.

Meski demikian, kata Nabil, PKS sebenarnya tidak menutup kerja sama dengan Gerindra di Pilpres 2024. PKS masih terbuka komunikasi dengan Gerindra terkait koalisi.

"Bukan berarti kami menutup pintu komunikasi dan kerja sama politik. Kami masih meyakini banyak tikungan-tikungan politik di depan," ujar dia.

Dia menambahkan, koalisi partai politik ditentukan oleh banyak faktor. Sementara, situasi politik sekarang masih sangat dinamis.

"Masih banyak hal yang perlu dikalkulasi untuk sampai pada kesepakatan final terkait platform dan figur yang akan diusung," ungkap Nabil.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Gerindra Tak Kunjung Beri Kepastian, PKB Digoda PDIP
Gerindra Tak Kunjung Beri Kepastian, PKB Digoda PDIP

PKB dan PDIP sudah punya pengalaman berkoalisi sejak bertahun-tahun. Sedangkan PKB bersama Gerindra merupakan barang yang baru.

Baca Selengkapnya
Dulu Acuhkan Dukungan PSI, Kini PDIP Ajak Kaesang Dukung Ganjar
Dulu Acuhkan Dukungan PSI, Kini PDIP Ajak Kaesang Dukung Ganjar

PSI akhirnya membatalkan dukungan terhadap Ganjar.

Baca Selengkapnya
Semakin Jelas, Begini Peta Pilpres Usai Golkar dan PAN Merapat ke Prabowo
Semakin Jelas, Begini Peta Pilpres Usai Golkar dan PAN Merapat ke Prabowo

Golkar dan PAN memutuskan merapat mendukung Prabowo di Pilpres 2024

Baca Selengkapnya
Gerindra Goda PAN Agar Kembali Dukung Prabowo
Gerindra Goda PAN Agar Kembali Dukung Prabowo

Gerindra mencoba menguatkan dukungan bagi Prabowo. Mereka mencoba merayu PAN agar kembali merapatkan barisan. Bagaimana reaksi PAN?

Baca Selengkapnya
PPP Respons Soal Golkar, PAN Dukung Prabowo di Pilpres 2024: KIB Goodbye!
PPP Respons Soal Golkar, PAN Dukung Prabowo di Pilpres 2024: KIB Goodbye!

Golkar, PAN dan PPP sebelumnya menggagas Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Baca Selengkapnya
Peluang Golkar Usung Prabowo-Gibran, Airlangga: Ini Last Chapter
Peluang Golkar Usung Prabowo-Gibran, Airlangga: Ini Last Chapter

Tak cuma mendukung capres, Golkar juga dikabarkan menyodorkan nama Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Kekuatan Prabowo Bertambah Usai Golkar dan PAN Beri Dukungan di Pemilu 2024
VIDEO: Kekuatan Prabowo Bertambah Usai Golkar dan PAN Beri Dukungan di Pemilu 2024

Kekuatan Capres Partai Gerindra Prabowo Subianto bertambah di Pemilu 2024. Partai Golkar dan PAN resmi deklarasi memberi dukungan.

Baca Selengkapnya
PKS: Golkar dan PAN ke Koalisi Prabowo Membuat Peta Pilpres Hanya akan Diikuti Tiga Capres
PKS: Golkar dan PAN ke Koalisi Prabowo Membuat Peta Pilpres Hanya akan Diikuti Tiga Capres

PKS menilai tiga bakal capres bakal menekan polarisasi seperti terjadi pada Pilpres 2014 dan 2019.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Sikap Tegas PKB Usai Golkar-PAN Gabung
VIDEO: Sikap Tegas PKB Usai Golkar-PAN Gabung "Urusan Cawapres di Prabowo dan Cak Imin!"

Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid angkat bicara usai Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) bergabung ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

Baca Selengkapnya
Sinyal PKB Bakal Gabung Koalisi Prabowo Makin Menguat
Sinyal PKB Bakal Gabung Koalisi Prabowo Makin Menguat

PKB sebut hubungan Prabowo dan Cak Imin akrab meski sempat pisah jalan

Baca Selengkapnya
Prabowo Bakal Bertemu PKS, Dasco: Rencananya Hari Ini atau Besok
Prabowo Bakal Bertemu PKS, Dasco: Rencananya Hari Ini atau Besok

Dasco menyebut, pertemuan Prabowo dengan PKS masih menunggu kabar Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri kembali ke Indonesia.

Baca Selengkapnya
VIDEO:  Kode Kuat Golkar Segera Gabung Koalisi Gerindra Dukung Prabowo di 2024
VIDEO: Kode Kuat Golkar Segera Gabung Koalisi Gerindra Dukung Prabowo di 2024

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menilai peluang Golkar bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) sangat besar.

Baca Selengkapnya