Ketika Yusril bicara ekonomi dan kritik keras kebijakan Jokowi
Merdeka.com - Yusril Ihza Mahendra selama ini dikenal sebagai ahli hukum tata negara dan pemerintahan. Namun sebagai ketua umum Partai Bulan Bintang, Yusril ternyata piawai berbicara soal kondisi ekonomi. Saat menyampaikan evaluasi satu tahun pemerintahan Jokowi-JK, Yusril habis-habisan mengkritik Jokowi soal kebijakan ekonomi yang dilakukan termasuk RAPBN 2016.
Yusril menilai, Jokowi telah salah langkah mengambil kebijakan perekonomian. "Di negara manapun, di dunia ini ekonomi sedang menurun, tidak ada pemerintah meningkatkan kenaikan pajak saat ekonomi terpuruk, kecuali Jokowi," tegas Yusril saat jumpa pers satu tahun pemerintahan Jokowi-JK di kantor Pusat DPP Partai Bulan Bintang (PBB), Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (26/10).
Yusril juga menilai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 tidak masuk akal dan tidak berdampak pada perekonomian rakyat Indonesia. "Setelah melakukan pengkajian, RAPBN 2016 tidak realistis dan tidak memberikan harapan ekonomi bangsa kita," tegasnya.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang disebut Jokowi sebagai sosok yang keliru? “Karena ia percaya sumber daya planet bumi terbatas. Akan tetapi, ternyata Thanos keliru.“
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Kenapa menteri Jokowi korupsi? Di mana para menteri yang terjerat korupsi adalah kader partai pendukung pemerintah.
-
Siapa yang mengapresiasi kebijakan Jokowi? Kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di bidang pangan dan pertanian mendapatkan apresiasi dari Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Mangku Purnomo.
Partai Bulan Bintang (PBB), sambung Yusril, menganggap RAPBN 2016 mengandung kelemahan prinsipil dan dalam menyusun APBN 2016 ini tidak realistis. "Dan asumsi anggaran itu tidak sesuai dengan kenyataan. Jauh dari yang diharapkan pemerintah. Angka-angka ekonomi tidak menggambarkan kenyataan yang sebenarnya," tegas Yusril.
Dia menambahkan, asumsi dasar ekonomi makro yang digunakan pemerintah dalam menyusun RAPBN 2016 dianggap tidak realistis, terutama jika dihadapkan pada perkembangan nyata ekonomi makro yang sebenarnya.
"Kita ambil contoh, dalam menetapkan angka pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 persen dan laju inflasi sebesar 4,7 persen dari tahun ke tahun. Angka nilai rupiah yang dipatok Rp 13.400/per US dolar. Belum lagi asumsi dasar harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia yang dipatok sebesar 60 US dolar per barel, dengan lifting minyak 830 ribu barel per hari, itu sungguh-sungguh tidak realistis," tandasnya.
Yusril juga kritik soal kenaikan pajak.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wapres ke-10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK memperkirakan, siapa pun yang menggantikan Jokowi akan menghadapi tantangan berat.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Demokrat itu juga mengkritik kondisi utang luar yang terus meroket. Simak selengkapnya!
Baca SelengkapnyaAHY menilai sembilan tahun terakhir ekonomi alami sejumlah kemandekan dan kemunduran serius
Baca SelengkapnyaIsu yang beredar, mulai dari pembatalan kenaikan UKT yang tinggi, hingga masalah yang menyeret Kejaksaan Agung dan Polri
Baca SelengkapnyaPenanganan angka kemiskian di era Jokowi diklaim lebih baik dibandingkan negara lain.
Baca SelengkapnyaSalim Segaf menilai, rakyat membutuhkan perubahan.
Baca SelengkapnyaPer Agustus 2024, posisi utang Indonesia berada di angka Rp8.461,93 triliun, setara dengan 38,49 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, uang yang ada malah dipakai untuk hibah-hibah politis.
Baca SelengkapnyaAdapun dosa terbesar Jokowi, yakni menyerahkan bangsa kepada oligarki.
Baca SelengkapnyaHabiburokhman membandingkan pemerintahan saat orde baru dengan Jokowi.
Baca SelengkapnyaZulhas menanyakan jika masyarakat banyak yang mengejek kapan Indonesia akan lebih maju?
Baca SelengkapnyaPolitikus PDIP Wayan menilai sosok Jokowi sudah mulai berubah.
Baca Selengkapnya