Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ketua Komisi I DPR minta Jokowi tak sembarangan susun RUU Kamnas

Ketua Komisi I DPR minta Jokowi tak sembarangan susun RUU Kamnas Mahfudz Siddiq. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Pemerintah Presiden Jokowi berniat menyusun Rancangan Undang-Undang Keamanan Nasional (RUU Kamnas). Padahal, mantan Presiden SBY juga pernah mengajukan RUU Kamnas, namun tidak selesai karena sejumlah persoalan.

Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq menjelaskan, RUU Kamnas yang diajukan SBY tidak selesai karena ada tarik menarik kepentingan antara Polri dan TNI. Sehingga pembahasan yang dilakukan antara Komisi I dan Komisi III tidak selesai sampai akhir pemerintahan SBY.

Dia mengatakan, RUU Kamnas era SBY lebih kepada perspektif keamanan dalam hal penegakan ketertiban dan penegakan hukum. Di sini, peran militer lebih dominan sehingga terlihat seperti ada persaingan antara TNI dan Polri.

"Jadi penerapan di lapangan seperti persaingan antara TNI dan Polri. Kedua cakupan sangat sempit. Karena kalau kita bicara Kamnas bentuk ancamannya kan multi dimensi," kata Mahfudz saat dihubungi, Kamis (11/12).

Mahfudz menilai, RUU Kamnas harus dibahas dan dikaji oleh pemerintah secara komprehensif saat mengajukan draf dan naskah akademiknya. Menurut dia, pemerintah harus melibatkan seluruh stake holder dalam pembahasan RUU Kamnas ini, agar konflik TNI dan Polri justru tidak semakin meruncing di RUU ini.

"Menurut saya Jokowi harus hati-hati dalam menyusun naskah akademik RUU Kamnas. Tidak boleh dibahas sektoral, tapi dibahas dengan Pansus yang melibatkan semakin banyak komisi, karena dimensi Kamnas itu multisektoral, perang asimetris bukan hanya dimensi tugas kepolisian atau militer, tapi termasuk sektor di luar itu, misalnya kesehatan, informasi, ini bentuk asimetrik forces," jelas Mahfudz.

Wasekjen PKS ini menambahkan, tugas TNI dan Polri harus benar-benar jelas dalam naskah akademik yang dirancang dalam RUU Kamnas nanti. Karena menurut dia, RUU Kamnas harus dilihat dari perspektif reformasi sektor keamanan.

Misalnya, dia setuju jika Polri di bawah kementerian nantinya. Dengan begitu, tidak ada kecemburuan antara TNI dan Polri, sehingga konflik dua institusi tidak lagi terjadi.

"Soal kewenangan dan kendali, reformasi sektor keamanan ini nanti masuk reformasi TNI dan Polri. Capaian reformasi TNI tunduk pada supremasi sipil. Nah reformasi di Polri enggak tuntas sampai kayak TNI zaman Orde Baru di bawah presiden. Atribut militerisitik masih banyak kebawa. Jadi sistem Kamnas didahului menyelesaikan reformasi Polri, apakah di luar kementerian atau di bawah supremasi sipil," tutur dia.

Mahfudz yakin RUU Kamnas bisa selesai dengan baik jika Polri berada di bawah kementerian. Dengan demikian tidak lagi terjadi kesenjangan mencolok antara TNI dan Polri jika RUU Kamnas diselesaikan.

"Satu keniscayaan penuntasan reformasi Polri. Kalau bicara konflik TNI-Polri akan terjadi sepanjang gap ini tidak selesai, salah satu gap karena ini (reformasi Polri belum tuntas). Makanya saya bilang kalau Polri di bawah supremasi sipil akan banyak bantu selesaikan konflik (TNI-Polri) yang terjadi selama ini," pungkasnya. (mdk/did)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mendagri Tito Sebut RUU DKJ Adalah Inisiatif DPR
Mendagri Tito Sebut RUU DKJ Adalah Inisiatif DPR

Mendagri belum menerima surat dari DPR maupun draf RUU DKJ.

Baca Selengkapnya
Jokowi Evaluasi Perwira TNI Duduki Jabatan Sipil Buntut Kasus Suap Kepala Basarnas
Jokowi Evaluasi Perwira TNI Duduki Jabatan Sipil Buntut Kasus Suap Kepala Basarnas

Kepala Basarnas Marsekal Madya Henri Alfandi diduga terima suap Rp88,3 miliar.

Baca Selengkapnya
Jokowi Pastikan Tidak Akan Terbitkan Perppu Pilkada
Jokowi Pastikan Tidak Akan Terbitkan Perppu Pilkada

"Enggak ada, pikiran saja enggak ada, masa (terbitkan Perppu Pilkada)," kata Jokowi kepada wartawan di Hotel Kempinski Jakarta Pusat, Jumat (23/8).

Baca Selengkapnya
DPR Batal Sahkan RUU Pilkada, Jokowi: Pemerintah Ikut Putusan MK
DPR Batal Sahkan RUU Pilkada, Jokowi: Pemerintah Ikut Putusan MK

Putusan MK sendiri berisi perubahan ambang batas pencalonan dan batas usia calon kepala daerah.

Baca Selengkapnya
Mendagri soal RUU DKJ: Pemerintah Tidak Setuju Gubernur Ditunjuk Presiden
Mendagri soal RUU DKJ: Pemerintah Tidak Setuju Gubernur Ditunjuk Presiden

Mendagri Tito mengatakan, pihaknya belum menerima surat dari DPR maupun draf RUU DKJ itu.

Baca Selengkapnya
Baleg DPR Gelar Rapat Pleno Carry Over, Singgung DIM RUU TNI dan Polri
Baleg DPR Gelar Rapat Pleno Carry Over, Singgung DIM RUU TNI dan Polri

Anggota Baleg Fraksi PDIP Sturman Panjaitan, mengatakan terdapat lima hingga enam RUU yang belum turun daftar inventarisasi masalah (DIM)

Baca Selengkapnya
Megawati Tolak RUU TNI-Polri, Ini Alasannya
Megawati Tolak RUU TNI-Polri, Ini Alasannya

Megawati melihat, RUU TNI Polri ini digulirkan untuk kembali menyetarakan kedua aparat negara itu.

Baca Selengkapnya
Jokowi dan Puan Maharani Didesak Segera Sahkan RUU Masyarakat Adat
Jokowi dan Puan Maharani Didesak Segera Sahkan RUU Masyarakat Adat

RUU Masyarakat Adat dinilai janji Jokowi 10 tahun lalu

Baca Selengkapnya
Mendagri Tito Karnavian soal Revisi UU Pilkada: Ada Pro-Kontra dan Dinamika
Mendagri Tito Karnavian soal Revisi UU Pilkada: Ada Pro-Kontra dan Dinamika

Kendati demikian, pemerintah menilai beberapa daftar inventarisasi masalah (DIM) yang disampaikan saat itu sudah tidak relevan.

Baca Selengkapnya
Respons Presiden Jokowi Terkait Revisi UU MK
Respons Presiden Jokowi Terkait Revisi UU MK

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco menyebut, pengesahan RUU bisa digelar di masa sidang ini.

Baca Selengkapnya
Timnas AMIN Tuding Ada Skenario Besar di Balik Pemilihan Gubernur Jakarta oleh Presiden dalam RUU DKJ
Timnas AMIN Tuding Ada Skenario Besar di Balik Pemilihan Gubernur Jakarta oleh Presiden dalam RUU DKJ

Pasal pemilihan gubernur oleh presiden berbahaya akan mematikan demokrasi.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Ganjar Tegaskan, PDIP Mau Lawan Gibran di Jateng
VIDEO: Ganjar Tegaskan, PDIP Mau Lawan Gibran di Jateng

Megawati berpikiran bahwa TNI AU dan Polri bakal sama-sama memiliki pesawat

Baca Selengkapnya