Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ketua Umum Golkar yang baru diharapkan tak rangkap jabatan

Ketua Umum Golkar yang baru diharapkan tak rangkap jabatan Kampanye Golkar. ©2014 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Ketua Umum Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), Yorrys Raweyai mengharapkan Ketua Umum Partai Golkar yang akan ditentukan dalam Munaslub Partai Golkar mendatang tidak merangkap jabatan. Dengan tantangan dan permasalahan yang ada, dirinya melihat ketua umum mendatang harus bisa fokus menjalankan tugasnya tanpa dibebani dengan tugas lainnya.

“Setiap kader Golkar berhak mencalonkan diri jadi ketua umum, yang tidak boleh itu kalau orang luar mau jadi ketua umum. Namun demikian saya perlu mengingatkan bahwa Golkar membutuhkan pemimpin yang full time karena tantangan dan masalah yang dihadapin Golkar kedepannya tentunya membutuhkan orang yang fokus dan tidak terbagi waktunya dengan tugas-tugas lainnya,” ujar Yorrys ketika dihubungi, Jumat (11/3).

Namun Yorrys mengelak menjawab apakah keinginannya itu karena keputusan Partai Golkar yang akan bergabung dalam pemerintahan sementara Presiden Jokowi sendiri tidak menginginkan bahwa ketua-ketua umum partai-partai pendukungnya tidak merangkap jabatan.

“Kalau untuk itu nanti diputuskan dalam sidang-sidang di munaslub. Orang luar tidak bisa intervensi keputusan Partai Golkar.Yang jelas siapapun yang terpilih tentunya adalah orang yang memiliki komitmen untuk membesarkan Partai Golkar,” tegasnya.

Dihubungi terpisah, Pengamat Politik dari Universitas Indonesia, Muhammad Budyatna mengatakan bahwa Presiden Jokowi akan melanggar komitmennya bahwa ketua umum partai pendukungnya tidak boleh merangkap jabatan jika nanti PAN atau Partai Golkar yang dalam munaslubnya memilih ketua umum yang sudah memiliki jabatan publik.

“Jokowi itu memiliki komitmen di awal pemerintahannya bahwa ketua umum tidak boleh rangkap jabatan. Sehingga ketua umum-ketua umum partai yang tergabung dalam KIH seperti Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh, Ketua Umum Hanura Wiranto tidak mendapatkan jabatan apa-apa. Kalau untuk PDIP, kan tidak mungkin Megawati jadi anak buah Jokowi di pemerintahan, tapi kan pengurus-pengurus PDIP lainnya yang jadi menteri, seperti Puan Maharani harus melepaskan jabatan partainya,” tegasnya.

Kalau PAN dan Golkar nantinya dinahkodai kader yang sudah memiliki jabatan publik, dan masuk pemerintahan Jokowi tanpa melepaskan salah satu jabatannya, maka tentu akan membuat iri ketua umum-ketua umum maupun pengurus partai pendukung pemerintah lainnya.”Kalau Golkar misalnya dipimpin oleh Ade Komarudin yang sekarang ketua DPR, apa ketua umum partai KIH atau Puan Maharani mau menerimanya?,” tegasnya.

Partai pendukung pemerintah tentunya tidak akan terima karena baik Golkar maupun PAN yang tergabung dalam KMP sebelumnya sudah menyapu bersih kursi pimpinan DPR dan alat kelengkapan dan kalau bergabung masih akan mendapatkan kursi menteri.”Kalau PAN dan Golkar masuk dan ketua umumnya rangkap jabatan, ini kekalahan telah bagi KIH karena PAN dan Golkar sudah mendapatkan banyak kursi di DPR, ketua umumnya rangkap jabatan dan akan dapat jatah menteri juga,” paparnya.

Kalau Jokowi meloloskan ini, maka bukan tidak mungkin ketua umum KIH pun meminta jabatan mentri kepada Jokowi.”Yah tentunya mereka yang sejak awal berdarah-darah membela Jokowi tidak akan terima mereka tidak mendapatkan jabatan, sementara PAN dan Partai Golkar misalnya boleh.Puan nanti lapor ke Ketua Umum PDIP,Megawati yang juga ibunya, repot nanti Jokowi,” tegasnya.

Seperti diketahui larangan rangkap jabatan ini diputuskan untuk menghindari adanya konflik kepentingan. Selama ini ketua umum partai yang memiliki posisi di lembaga-lembaga negara cenderung memanfaatkan posisinya untuk mencari sumber dana bagi partainya. “Sudah banyak contoh ketua umum partai tersangkut kasus korupsi karena menjadikan jabatan publiknya sebagai sumber pendanaan. Tengok saja ada Surya Dharma Ali, Anas Urbaningrum,Lutfi Hasan Ishak dan lain-lainnya,” tandasnya.

Seperti diketahui, Ketua DPR yang juga Wakil Ketua Partai Golkar, Ade Komarudin mendeklarasikan diri sebagai ketua umum Partai Golkar di Yogyakarta. Ade sebelumnya juga diisukan memiliki komitmen untuk tidak menjadi ketua umum Partai Golkar dan akan fokus menjadi ketua DPR usai menggantikan Ketua DPR Setya Novanto yang mundur.

Sementara itu dari pantauan di lokasi acara tersebar isu bahwa deklarasi pencalonan Ade Komarudin sebagai ketua umum Partai Golkar ternyata tidak mendapatkan dukungan sepenuhnya dari pengurus partai di tingkat I dan II.Terbetik kabar dari seorang sumber bahwa hanya ada 4 ketua DPD I dan sebagian kecil saja pengurus DPD II yang hadir. Bahkan tidak sedikit para ketua DPD tersebut terlihat masih bertemu dengan calon-calon lainnya sebelum hadir di Jogja.Beberapa ketua DPD yang tidak hadir antara lain ketua DPD I NTB, NTT, Sulut dan Jambi. Sementara pengurus DPD II Jatim dari 38 DPD II, 22 tidak hadir. (mdk/gil)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Agung Laksono Sindir Pengurus Golkar Rangkap Jabatan: Pembatasan Diperlukan Demi Kaderisasi
Agung Laksono Sindir Pengurus Golkar Rangkap Jabatan: Pembatasan Diperlukan Demi Kaderisasi

Agung Laksono menyindir sejumlah pengurus Partai Golkar yang merangkap jabatan.

Baca Selengkapnya
Idrus Marham Dukung Jokowi Jadi Ketua Wanbin Golkar: Bukan untuk Menguasai
Idrus Marham Dukung Jokowi Jadi Ketua Wanbin Golkar: Bukan untuk Menguasai

Idrus menuturkan, Bahlil bakal membuka komunikasi dengan seluruh stakeholder partai bila ingin mengakomodasi jabatan Jokowi di internal partai beringin.

Baca Selengkapnya
AGK Yakin Kepemimpinan Golkar Selanjutnya Elegan Tanpa Gejolak
AGK Yakin Kepemimpinan Golkar Selanjutnya Elegan Tanpa Gejolak

Dia meyakini, bisa melalui badai politik dengan baik.

Baca Selengkapnya
Bamsoet: Penetapan Bahlil Jadi Ketum Golkar Malam Ini, Besok Tinggal Pelantikan
Bamsoet: Penetapan Bahlil Jadi Ketum Golkar Malam Ini, Besok Tinggal Pelantikan

Kehadiran Bahlil disambut tepuk tangan meriah para kader Golkar.

Baca Selengkapnya
Bahlil Minta Kader Golkar Kompak: Kalau Ada Apa-Apa Obrolin, Tidak Usah Gaya-Gaya
Bahlil Minta Kader Golkar Kompak: Kalau Ada Apa-Apa Obrolin, Tidak Usah Gaya-Gaya

Sebagai orang yang berpengalaman di organisasi, Bahlil sudah mengetahui cara untuk membuat kondisi partai lebih baik.

Baca Selengkapnya
Bahlil Minta Senior Akhiri Faksi-Faksi di Golkar: Kita Semua Tahu Kartu
Bahlil Minta Senior Akhiri Faksi-Faksi di Golkar: Kita Semua Tahu Kartu

Bahlil menyebut, adanya faksi-faksi merupakan gaya-gaya para senior. Dia meminta hal seperti itu disudahi.

Baca Selengkapnya
Al Hidayah Golkar Solid Dukung Airlangga Hartarto
Al Hidayah Golkar Solid Dukung Airlangga Hartarto

Waketum DPP Partai Golkar yang juga Ketua Umum DPP Al-Hidayah, Hetifah Sjaifudian meminta seluruh unsur Golkar untuk terus fokus konsolidasi.

Baca Selengkapnya
Bahlil Tak Ingin Pengurus Golkar Terlalu Banyak, Singgung Sudah Muncul Komandan-Komandan
Bahlil Tak Ingin Pengurus Golkar Terlalu Banyak, Singgung Sudah Muncul Komandan-Komandan

Belum lagi, kata Bahlil, ada pengurus yang punya kepentingan masing-masing.

Baca Selengkapnya
Jusuf Kalla: Ada Orang Dalam Undang Pihak Luar Kuasai Golkar, Mengkhianati Partai!
Jusuf Kalla: Ada Orang Dalam Undang Pihak Luar Kuasai Golkar, Mengkhianati Partai!

Internal Golkar kembali panas jelang Munas pemilihan ketua umum

Baca Selengkapnya
Agus Gumiwang: Golkar Mampu Lalui Badai, Tetap Solid Pemilihan Ketum
Agus Gumiwang: Golkar Mampu Lalui Badai, Tetap Solid Pemilihan Ketum

Meski ada badai ataupun pergantian kursi ketua umum, Agus Gumiwang memastikan Golkar solid dan tanpa gejolak.

Baca Selengkapnya
Tak Ada Celah Untuk Munaslub Golkar
Tak Ada Celah Untuk Munaslub Golkar

Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk F Paulus menegaskan, tidak ada dorongan Munaslub oleh Dewan Pakar Golkar.

Baca Selengkapnya
Luhut Ungkap Konsekuensi Golkar Bergabung Koalisi Prabowo
Luhut Ungkap Konsekuensi Golkar Bergabung Koalisi Prabowo

Luhut menyarankan Golkar fokus untuk membesarkan perolehan suara di DPR.

Baca Selengkapnya