Ketum PBNU: Politik untuk agama itu benar, bukan agama untuk politik
Merdeka.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siraj tidak sependapat jika urusan agama dicampur dengan politik. Sebab, ibadah ritual sakral untuk berkomunikasi dengan Tuhan dan tidak boleh dikotori kepentingan apapun, termasuk politik.
"Ibadah yang sangat sakral ini tidak boleh dikotori oleh kepentingan politik. Tapi kalau berpolitik untuk agama itu benar. Berpolitik untuk agama benar, tapi kalau agama untuk tujuan politik itu yang salah," kata Said Aqil di kantornya di kawasan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Senin (10/4).
Dia mengungkapkan, tempat ibadah seperti masjid, gereja, vihara dan klenteng, seharusnya tidak boleh jadi tempat kampanye dan berbicara politik. Untuk itu, tempat ibadah seharusnya hanya berfokus menghadap Tuhan.
-
Kenapa BNPT ingin kontrol tempat ibadah? Tujuan dari kontrol tempat ibadah tersebut sebagai upaya untuk mencegah radikalisme.
-
Kenapa NU dan Muhammadiyah punya pandangan berbeda? Perbedaan orientasi keagamaan NU dan Muhammadiyah bisa dilacak berdasarkan proses polarisasi pemikiran dan pengalaman pendidikan dua tokoh utama pendiri organisasi tersebut, yaitu KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy‟ari. Keduanya merupakan representasi ulama nusantara yang hidup pada abad ke 19 dan ke 20.
-
Siapa Ketua Umum PBNU pertama? Hasan Basri Sagipodin atau yang akrab disapa Hasan Gipo merupakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pertama.
-
Apa sikap Muhammadiyah terkait pilpres? Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah menyampaikan sikap politik terkait Pilpres 2024 besok.
-
Siapa Syekh Nurjati? Syekh Maulana Idhofi Mahdi Datuk Kahfi atau Syekh Nurjati menjadi tokoh penyebar Agama Islam yang berpengaruh di sekitar abad ke-14. Ia bergerak mengenalkan Islam ke wilayah barat pulau Jawa melalui semenanjung Malaka hingga ke pelabuhan Nagari Singapura yang saat ini merupakan wilayah Cirebon, Jawa Barat.
-
Bagaimana kontrol BNPT terhadap tempat ibadah? Mekanisme kontrol itu bisa tumbuh dari pemerintah beserta masyarakat.
"Nanti substansi dari ibadahnya jadi nol kalau ibadah tujuannya politik. Berangkat salat Jumat untuk berpolitik, maka nol. Ibadah hakikatnya nol. Ibadah tujuannya bukan ibadah nilai ibadahnya nol. Zero betul ibadahnya," tegasnya.
Said Aqil mengatakan, khotbah dalam salat Jumat harus digunakan untuk meningkatkan ketakwaan jemaah, amanah, jujur, damai dan gotong royong. Sekaligus bagaimana membangun kesejahteraan, kesehatan dan pendidikan.
"Itu saja isi khotbahnya. Cuma itu yang paling benar. Selain itu salat. Karena khotbah Jumat itu mengganti dua rakaat salat dzuhur. Jadi bukan sembarangan bukan pidato, fungsinya mengganti salat dzuhur. Itu hukumnya," terangnya. (mdk/ang)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gus Yahya menegaskan seluruh pengurus organisasinya tak boleh mengatasnamakan PBNU jika memberi dukungan politik.
Baca SelengkapnyaPKB sukses menjadi partai besar seperti sekarang karena hasil dari pengelolaan yang baik.
Baca SelengkapnyaCak Imin mengatakan setuju dengan PBNU tidak boleh terlibat politik praktis seperti yang disampaikan Ketum PBNU Gus Yahya.
Baca SelengkapnyaPBNU sebagai organisasi umam keagamaan terbesar tidak pernah melakukan klaim atas keberpihakan.
Baca SelengkapnyaWapres meminta PKB dan PBNU seharusnya tidak berkonflik karena telah memiliki tugas yang berbeda.
Baca SelengkapnyaMa'ruf mengatakan seharusnya kedua lembaga tersebut tidak saling mengintervensi
Baca SelengkapnyaNorma NU sebagai organisasi dan lembaga pun tegas tidak mengizinkan sikap memberikan dukungan
Baca SelengkapnyaGus Yahya menilai, salam sejahtera yang sering digunakan dalam berbagai tradisi keagamaan tidak selalu dianggap sebagai bagian dari ibadah formal.
Baca SelengkapnyaMenurut Wakil Presiden ke-13 itu, kiai sudah tidak lagi ingin berpolitik karena dianggap sudah tidak penting.
Baca SelengkapnyaMenag berpesan agar pelaksanaan Pemilu 2024 nanti bisa dilakukan dengan penuh riang gembira.
Baca SelengkapnyaNahdlatul Ulama tidak ingin terlibat dalam politik praktis.
Baca SelengkapnyaYaqut mengatakan, pemilu sebagai pesta demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali sehingga dijalankan dengan penuh riang gembira.
Baca Selengkapnya