Kiai kampung di Jatim dukung Jokowi, usul cari cawapres tak ambisius kekuasaan
Merdeka.com - Kiai kampung Nahdlatul Ulama (NU) sewilayah Jawa Timur, mendukung Presiden Joko Widodo di Pilpres 2019 mendatang. Dukungan tersebut dituangkan dalam pernyataan sikap para kiai se-Jatim dan Madura, di Pondok Pesantren Darut Taqwa, Dusun Glatik, Desa Watesnegoro, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Jatim, Rabu (8/8).
Ada 7 pernyataan sikap kiai kampung yang dibacakan KH Abdul Tawab, pengasuh Pondok Pesantren Darus Sa'adah, Sukolilo, Surabaya. Di antaranya Nahdlatul Ulama secara institusional bukan partai politik, semua struktural NU tidak boleh menjadi corong partai politik dalam meraih kepentingan kelompok.
Warga NU merupakan bagian tak terpisahkan bangsa Indonesia siap menjaga kehormatan Pimpinan Bangsa terutama Presiden Joko Widodo. Termasuk memberikan kebebasan Presiden Jokowi untuk memilih calon wakil presiden yang memiliki integritas dan moralitas tinggi pada Pilpres 2019 mendatang. Serta mengajak seluruh warga NU mengembangkan demokrasi yang beradab, selalu mengedepankan kepentingan negara dan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan.
-
Kenapa Pilpres 2024 akan ditentukan oleh mesin politik Jokowi dan mesin politik NU? Kerja dua mesin politik non-parpol inilah yang akan berperan besar menentukan siapa pemenang Pilpres 2024.
-
Siapa yang mengawasi Pilkada? Diawasi oleh Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Provinsi dan Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kabupaten/Kota.
-
Siapa yang diserang menjelang Pemilu? 'Jadi media center ini bukan media center capres-capresan, jadi tidak untuk capres-capres tapi ini untuk pelurusan informasi data dari pemerintah sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi yang valid ataupun serangan yang diterima (untuk pemerintah). Sekarangkan banyak juga serangan yang kami terima, urusan capres tapi serangannya ke Pemerintah,' imbuhnya.
-
Apa saja yang harus dilakukan masyarakat untuk menjaga kerukunan di pemilu? Terakhir, akan dijelaskan cara menjaga kerukunan dalam pemilu bagi masyarakat. Selain pemerintah, masyarakat juga harus aktif dalam menegakkan toleransi selama pelaksanaan pemilu. Berikut cara menjaga kerukunan dalam pemilu bagi masyarakat, bisa dipraktikkan: 1. Menjaga Komunikasi yang Positif: Masyarakat dapat memastikan bahwa komunikasi dengan sesama warga negara tetap positif dan hormat meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
-
Bagaimana cara mesin politik Jokowi dan mesin politik NU bekerja? Mereka yang bekerja sepenuh hati berbasis loyalitas, kesamaan frekuensi ideologis, dan keyakinan intelektualitas, akan bekerja lebih rapi ketimbang para influencer atau buzzer bayaran (seprofesional apapun mereka, pasti hasil kerjanya akan bebeda).
KH Abdul Tawab, mengatakan kiai kampung se-Jatim juga menyarankan agak Jokowi memilih calon wakil presiden yang orangnya tidak ambisius, rekam jejaknya bersih dan tidak punya beban masalah.
"Kita mendukung pak Jokowi mencalonkan kembali. Namun untuk memilih wakilnya, kita menyarankan untuk memilih orang yang tidak ambisius kekuasan, rekam jejaknya bersih dan tidak mempunyai beban masalah," kata Abdul Tawab, Rabu (8/8).
Terkait keterlibatan NU dalam pilpres nanti, kiai sepuh ini menekankan, warga NU tidak terlibat politik praktis dan mengecam orang-orang yang memanfaatkan organisasi NU dalam politik praktis untuk mencari kekuasaan.
"NU merupakan organisasi keagamaan dan kemasyarakatan. NU adalah politik kebangsaan bukan politik kekuasaan. Warga NU tidak akan simpatik pada calon yang menjadikan NU sebagai kuda tunggangan politik untuk mencapai kekuasaan," jelas Abdul Tawab.
Menjelang Pilpres 2019, kiai kampung akan terus memantau perkembangan politik dan terus melakukan sosialisasi supaya warga NU tidak salah memilih calon yang dapat merugikan organisasi.
"Kewajiban kiai kampung adalah mensosialisasikan kepada masyarakat kampung supaya tetap mematuhi keputusan Muktamar dan tata, patuh pada pemerintahan yang telah sah dan dipilih. Karena menyalahi kesepakatan haram hukumnya," ucapnya.
Dalam pernyataan sikap yang digelar di Pondok Pesantren Darut Taqwa, Desa Wates Negoro, Ngoro, Mojokerto, dihadiri 21 kiai dari berbagai daerah di Jawa Timur. Di antaranya dari Surabaya, Madura, Mojokerto, Jombang, Lamongan, Gresik, Tuban dan Jember.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelumnya, Cak Imin juga berkunjung ke kediaman pengasuh Ponpes Girikusumo, Demak Kiai Haji Munif Zuhri.
Baca SelengkapnyaMasa jabatan Khofifah sebagai Gubernur Jawa Timur akan berakhir pada 31 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla akhirnya mengungkapkan sosok capres pilihannya.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator merilis Warga Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur cenderung mendukung Capres-Cawapres pilihan Jokowi.
Baca SelengkapnyaDua hari menjelang hari pencoblosan, sejumlah kiai Nahdlatul Ulama (NU) menyambangi rumah Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi)
Baca SelengkapnyaElektabilitas Anies Baswedan justru turun di Jawa Timur setelah Cak Imin bergabung menjadi cawapres.
Baca Selengkapnya"nanti kita jangan sampai kita perang klaim-klaiman seperti itu," Ketua DPP PKB Cucun Ahmad
Baca SelengkapnyaMenurut Cak Imin, dukungan para kiai dan ulama sudah semakin solid.
Baca SelengkapnyaKhofifah menegaskan saat ini tidak pada posisi yes or no.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Jokowi turun langsung mengkampanyekan Luthfi-Yasin di Jateng.
Baca SelengkapnyaNasDem Bocorkan Simulasi Capres dan Cawapres: Anies-Khofifah atau Anies-Yenny
Baca SelengkapnyaMa'ruf Amin mengajak para Kiai, Nyai, para santri dan seluruh kader PKB se-Jawa Timur untuk bekerja keras memenangkan pasangan Luluk-Lukmanul di Pilkada Jatim
Baca Selengkapnya