Kisah Fahri Hamzah dibilang pegawai Jokowi oleh ayahnya saat pulang

merdeka.com Sekitar 9 Tahun yang lalu

Merdeka.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah akhir-akhir ini terlihat tak terlalu keras mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahkan tidak sedikit pula pernyataan Fahri Hamzah yang cenderung mendukung sejumlah kebijakan yang diambil oleh pemerintah Jokowi.

Rupanya hal ini terjadi karena dirinya memang dilarang oleh Koalisi Merah Putih (KMP) untuk terlalu keras mengkritik Jokowi seperti yang dilakukan saat pilpres atau bahkan saat mengkritik keras pemerintahan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Sudah menjadi keputusan rapat KMP untuk tidak terlalu keras melakukan kritik terhadap pemerintahan Jokowi," ujar Fahri Hamzah saat berbincang dengan wartawan, Rabu (8/7).

Orang lain juga bertanya?

Pekerjaan menahan diri untuk mengkritik kebijakan pemerintahan rupanya berat bagi seorang Fahri Hamzah. Sampai-sampai, dirinya harus menerima kritikan dari ayahnya sendiri. Bagaimana ceritanya?

Fahri mengatakan, belum lama ini dirinya pulang ke daerah pemilihan di NTB bertemu dengan sanak keluarga di sana. Di sanalah pihaknya bertemu dengan ayahnya dan mendapat kritikan yang dinilainya cukup tajam karena akhir-akhir ini terus membela pemerintahan Jokowi.

Fahri mengatakan, ayahnya memang sudah berusia 70 tahun lebih, namun masih sehat dan kritis melihat kondisi nasional. Saat kesempatan itu, dirinya sedang berkumpul dengan keluarga dana pemuda-pemuda NTB untuk silaturahmi. Kemudian, ayahnya menyampaikan kekecewaan terhadap sang anak.

"Bapak saya sampai bilang, si Fahri sekarang sudah jadi pegawai Jokowi," kata Fahri sembari tertawa.

Namun belakangan ini, Fahri Hamzah kembali keras mengkritik Jokowi dalam hal revisi UU KPK dan dana partai politik. Hal ini menurut dia, dilakukan karena merasa pemerintah tidak konsisten untuk memperjuangkan revisi itu.

Wasekjen PKS ini menambahkan, perkara revisi UU KPK ini pemerintah awalnya mendukung. Namun dirinya kaget tiba-tiba pemerintah menolak agar UU KPK dimasukan dalam prolegnas prioritas 2015. Hal inilah yang membuat Fahri kembali kencang mengkritik Jokowi. Dari kasus ini, lanjut Fahri, citranya di NTB agak naik kembali karena kembali kencang mengkritik Jokowi.

"Kalau tidak ada kasus ini repot juga kita," kata dia sembari bercanda.

(mdk/rnd)