Klaim kemenangan NasDem di Pilkada serentak dinilai semu
Merdeka.com - Klaim NasDem sebagai partai yang paling banyak meraih kemenangan dalam Pilkada Serentak 2018 dinilai semu. Hal ini dinilai lantaran kemenangan hanya diukur dari berapa pasangan calon yang didukung partai besutan Surya Paloh tersebut.
"Seharusnya kemenangan dilihat dari berapa kader partai yang berhasil memenangkan pilkada. Bukan jumlah dukungan kepada paslon," kata Direktur Eksekutif Segitiga Institute, M Sukron dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (1/7).
Menurut Sukron, kalau di sejumlah daerah dukungan sebuah partai sifatnya hanya 'menggenapi' syarat dukungan paslon yang didukung partai-partai besar, seharusnya itu tidak perlu diklaim sebagai kemenangan.
-
Partai apa yang menang Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
-
Apa partai pemenang pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Bagaimana Nasdem membangun koalisi untuk Pilgub NTT? 'Saya juga menugaskan seluruh pengurus untuk membangun koordinasi dan komunikasi dengan partai lain, karena harus berkoalisi,' jelas Edistasius.
-
Siapa yang diyakini Surya Paloh akan menang jika Pilpres dua putaran? Paloh yakin Anies-Cak Imin akan menang jika dua putaran.
"Apalagi dibesar-besarkan. Itu namanya kemenangan semu," imbuhnya.
Menurut Sukron, klaim kemenangan partai dalam Pilkada, sebenarnya ada pada seberapa banyak kader partai sendiri yang terpilih sebagai kepala daerah atau wakil kepala daerah.
"Karena dari sinilah dapat terlihat keberhasilan kaderisasi kepemimpinan partai tersebut," ujarnya.
Dalam pilkada di 17 Provinsi, menurut hasil hitung cepat, NasDem mendudukan 3 kadernya sebagai gubernur, yakni Viktor Laiskodat (NTT), Herman Deru (Sumsel) dan Ali Mazi (Sultra). Namun, dari 3 politikus tersebut itu hanya Viktor yang benar-benar kader asli NasDem.
Sementara, Herman Deru diketahui masuk NasDem saat mendaftar sebagai cagub, dan Ali Mazi adalah bekas kader senior Partai Golkar.
"Kalau begini, di mana letak sukses kaderisasi kepemimpinan partainya?" kata Sukron.
Seperti diberitakan, NasDem mengklaim paling banyak menang dalam Pilkada Serentak 2018. Dari pilkada di 17 provinsi, NasDem mengklaim menang di 11 provinsi. Padahal, dari jumlah kemenangan tersebut, partai sempalan Golkar itu hanya berhasil mendudukan 4 kadernya, yakni untuk 3 posisi gubernur dan 1 posisi wakil gubernur.
Sementara, masih ada partai lain yang lebih banyak mendudukan kadernya sebagai kepala daerah atau wakil kepala daerah. Misalnya, PDI Perjuangan yang berhasil mendudukan 7 kadernya di provinsi, yakni 4 posisi gubernur dan 3 wakil gubernur.
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengatakan pencapaian ini melampaui target yang telah ditentukan oleh DPP.
Paloh mengatakan awalnya DPP Partai NasDem hanya menargetkan menang di 10 provinsi. Pasangan cagub-cawagub yang diusung NasDem menang di Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Barat, NTT, Sulawesi Tenggara, Papua, dan Maluku.
"Menang di 11 provinsi. Tercapai (target), melebihi sedikit. Tadinya 10 cukup (target awal)," ujar Surya Paloh usai mengikuti hasil perhitungan cepat sejumlah lembaga survei di Kantor DPP Partai NasDem, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (27/6).
Paloh menuturkan, Pilkada merupakan proses perjalanan kehidupan demokrasi bangsa Indonesia. Partainya telah mengikuti tiga kali Pilkada. Saat Pilkada pertama, NasDem berada di urutan kedua.
"Pilkada pertama NasDem bahkan amat bersyukur. Posisinya di rekapitulasi KPU, dari 10 partai politik yang ada di parlemen, NasDem keluar sebagai pemenang nomor dua. Itu hal yang cukup patut disyukuri," ujarnya.
Posisi kedua juga kembali diraih saat kedua kali mengikuti Pilkada. Dia pun optimis pada Pilkada ketiga yang diikuti tahun ini partainya masuk ke urutan kedua.
"Yang ketiga ini saya confident sedikit-sedikitnya nomor dua," ucap Paloh.
Paloh juga optimis NasDem bisa menang 50 persen di Pilkada kabupaten/kota yang diikuti 154 daerah. "Saya yakin daripada 154 kabupaten dan kota yang kita laksanakan pada Pilkada kali ini insyaallah lebih di atas 50 persen dimenangkan oleh NasDem," sebutnya.
Capaian ini, lanjutnya, sebuah prestasi besar bagi partainya yang terhitung masih muda yaitu 6,5 tahun. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung NasDem.
"Saya berterima kasih atas segala perhatian dan support yang telah diberikan," jelasnya.
Pencapaian di Pilkada serentak ini diharapkan dapat berpengaruh pada Pemilu 2019 dimana NasDem menargetkan bisa masuk tiga besar secara nasional. Paloh mengatakan setiap parpol pun menggunakan hasil Pilkada ini sebagai acuan menjelang Pemilu 2019. Kemenangan di Pilkada serentak ini menjadi modal menghadapi Pemilu mendatang.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran memuji sikap Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menerima kemenangan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaSurya Paloh menyatakan, partainya mendukung segala upaya mencari keadilan
Baca SelengkapnyaSurya Paloh mengakui, NasDem awalnya mendukung usulan hak angket semata-semata karena penghormatan kepada hak konstitusional dimiliki seluruh anggota dewan.
Baca SelengkapnyaMenurut Paloh, angka yang digambarkan pelbagai lembaga survei terhadap Anies itu tidak tepat.
Baca SelengkapnyaNasDem belum memutuskan nama bakal cagub yang akan didukung untuk Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaPaloh mengatakan, saat ini Anies Baswedan masih dominan di berbagai survei elektabilitas calon Gubernur Jakarta.
Baca SelengkapnyaSurya Paloh menilai duet Ganjar-Anies baru sebatas wacana.
Baca SelengkapnyaSurya Paloh disebutnya sudah memunculkan nama dirinya dengan kader PKS lainnya yakni Mardani Ali Sera.
Baca SelengkapnyaSekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya mengungkap Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh secara sepihak telah menentukan Cawapres untuk Anies.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai NasDem Surya Paloh tidak membantah partainya akan bergabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaKetua Umum NasDem Surya Paloh buka suara menanggapi putusan Mahkamah Konstitusi yang menolak gugatan Pilpres dari kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengakui pihaknya tidak mudah mencalonkan Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024.
Baca Selengkapnya