Koalisi 'Alumni Golkar' Bisa Jadi Ancaman Serius Bagi Dominasi PDIP di 2024
Merdeka.com - Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, Golkar satu frekuensi dengan Nasdem dan Gerindra. Dua partai yang merupakan pecahan alias alumni Partai Golkar. Bagaimana kekuatan alumni partai beringin jika bersatu di Pilpres 2024?
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai, mesin politik ketiga partai ini, bisa menjadi ancaman serius bagi PDIP. Bukan tidak mungkin koalisi ini bisa memenangkan Pilpres yang dua periode ini didominasi koalisi PDIP.
"Secara mesin politik, kalau alumni Golkar ini bisa jadi ancaman serius atas dominasi PDIP selama dua periode ini," ujarnya saat dihubungi, Kamis (1/7).
-
Kenapa Anies dianggap salah satu tokoh dengan elektabilitas tinggi? Anies jadi satu di antara tiga tokoh capres dengan elektabilitas terkuat di sejumlah lembaga survei.
-
Kenapa Golkar pertanyakan Anies maju di Pilgub DKI? 'Tapi tentu kan kita tahu bahwa majunya seseorangan menjadi kepala daerah itu kan harus mendapatkan dukungan dari partai politik, pertanyaannya adalah tentu dari partai mana gitu ya,' kata Ace, saat diwawancarai di Gedung Nusantara II DPR, Senayan, Jakarta, Senin (20/5).
-
Apa yang membuat elektabilitas Anies turun? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik dan Anies turun karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
-
Bagaimana Golkar menanggapi Anies di Pilgub DKI? 'Mau turun pangkat lagi dari capres menjadi cagub lagi gitu. Jadi saya kira tentu ini harus dipikirkan,' tegas dia.
-
Kenapa NasDem prioritaskan Anies di Pilgub Jakarta? NasDem akan mengusung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta 2024. Bahkan, Anies dianggap menjadi tokoh prioritas untuk diusung pada Pilkada yang digelar November mendatang.
-
Apa yang dikritik Golkar dari Anies soal Pilgub DKI? Dia mempertanyakan, apakah ada partai yang mau mengusung Anies di Pilgub Jakarta.
Hanya saja, koalisi ini bisa terbentuk jika Gerindra lepas dari 'sandera' PDIP. Gerindra saat ini erat digadang-gadang akan mencalonkan calon presiden berkoalisi dengan PDIP.
"Gerindra terkesan tersandera dalam tanda kutip sudah harga mati mematok koalisi dengan PDIP karena biar bagaimanapun PDIP lah yang kemudian membuka pintu yang cukup lebar masuknya Gerindra dan Prabowo dalam koalisi Jokowi saat ini. Ini yang sebenarnya agak susah untuk dipastikan sekarang bahwa Gerindra itu bisa koalisi dengan Golkar," jelas Adi.
Sementara NasDem cukup mudah untuk berkoalisi karena faktor historis dan partai yang dipimpin Surya Paloh itu tidak ada masalah dengan Golkar. Apalagi terlihat NasDem arah suasana hatinya tidak akan berkoalisi dengan PDIP.
Bila koalisi ini terbentuk, satu masalah adalah hanya siapa calon presiden yang berpotensial diusung. Saat ini belum ada tokoh yang cukup dominan.
Menurut Adi, koalisi ini bisa saja mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden yang dipasangkan dengan Airlangga. Apalagi melihat NasDem dekat dengan Anies, dan Golkar mendorong Airlangga maju.
Faktor Anies memiliki daya hentak yang kuat. Mantan Mendikbud itu selalu berada di posisi tiga besar survei elektabilitas calon presiden.
"Tentu capres yang memiliki daya hentak maksimal bisa mengalahkan nama lain. Kalau Anies dimajukan duet dengan Airlangga bagi saya ini duet yang enggak main-main," terang Adi.
Lebih lanjut, Adi mengatakan, Anies saat ini seperti di posisi sebagai tokoh oposisi. Bukan lagi Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Adi memprediksi jika Anies maju, konfigurasi politik seperti 2019, hanya ada dua pasangan calon. Koalisi Anies melawan koalisi PDIP.
"Kalau Anies bisa maju di 2024 berpasangan dengan siapapun salah satunya Airlangga tentu konfigurasi pilpres akan sama dengan 2024," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Airlangga menyatakan, hasil survei keluar sebelum para calon resmi mendaftar.
Baca SelengkapnyaPengamat politik Ujang Komarudin menilai peluang Ganjar dan Anies berpasangan ada tetapi sangat kecil.
Baca SelengkapnyaKeputusan KIM mengusung Andra-Dimyati membuat Golkar dan Gerindra pecah kongsi.
Baca SelengkapnyaPDIP dan PKS tertarik mengusung Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
Baca SelengkapnyaPutusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menuai kontroversi ternyata mempengaruhi elektabilitas para capres.
Baca SelengkapnyaTiga nama tersebut saling kejar dalam survei elektabilitas sejumlah lembaga polster. Khususnya, Ganjar dan Prabowo yang selisihnya tak sampai 10 persen.
Baca SelengkapnyaSudirman menanggapi survei sejumlah lembaga survei yang menempatkan Anies Muhaimin selalu di nomor tiga
Baca SelengkapnyaDia enggan membeberkan siapa kader yang akan diusung di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaMardani pastikan hubungan PKS dengan Anies tetap terjalin dengan baik, walau sudah berbeda haluan politik.
Baca SelengkapnyaKeduanya pernah menjadi gubernur. Akankan berpotensi menang jika keduanya berduet?
Baca Selengkapnya