Koalisi Jokowi seharusnya punya tim seleksi cawapres
Merdeka.com - Sampai saat ini Presiden Jokowi belum memutuskan siapa yang akan menjadi cawapresnya di Pemilu 2019 meski sudah mengungkapkan ada lima nama yang dikantonginya sebagai kandidat. Direktur for Presidential Studies-DECODE UGM, Nyarwi Ahmad menyampaikan saat ini yang bersaing menjadi cawapres Jokowi berasal dari latar belakang santri atau religius dan ekonomi. Karena belakangan ini isu ekonomi mulai menguat.
"Isu yang bersaing bukan hanya agama atau politik identitas tapi juga isu ekonomi. Kalau misalnya Presiden menganggap isu ekonomi lebih penting ke depan termasuk kinerja dalam mengelola pemerintahan mungkin mereka yang dianggap punya background kompetensi profesional ekonomi (akan dipilih). Nama-nama di situ ada banyak ya. Sri Mulyani salah satunya termasuk Airlangga tokoh yang representasi di situ. Kalau misalnya terkait agama, isu-isu agama, di situ ada beberapa nama juga seperti Pak Mahfud, Muhaimin," jelasnya usai diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (17/7) malam.
Nyarwi melihat mengerucutnya jumlah kandidat cawapres Jokowi ini dapat mempengaruhi soliditas koalisi. Kemungkinan akan ada anggota koalisi yang goyah setelah nanti Jokowi mengumumkan cawapresnya. Jika nantinya ada parpol yang menolak, Jokowi harus memberikan solusi agar soliditas koalisi tetap kuat dan terpelihara. Karena itulah menurutnya diperlukan tim khusus dalam koalisi ini yang bertujuan menyeleksi para kandidat cawapres.
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
-
Siapa yang menjadi calon Wakil Gubernur Jawa Barat? Ronal Surapradja menceritakan dirinya ditunjuk menjadi bakal calon wakil gubernur Jawa Barat di momen krusial sebelum pendaftaran ditutup.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
"Problem koalisi di kalangan Pak Jokowi ini kan kalau saya lihat secara umum belum ada tim khusus, tim khusus yang tidak hanya menyeleksi dari sisi kualifikasi, tapi tim yang mungkin menjalankan fungsi-fungsi koordinasi yang di sini butuh lintas partai sebenarnya. Dan itu menurut saya akan sangat membantu dalam me-manage potensi atau konflik kepentingan atau political threat," jelasnya.
"Tidak semuanya bisa diakomodasi. Tentu ada yang bisa ada yang enggak. Tentu itu yang menyulitkan dan itu tentu harus di-back up," lanjutnya.
Nyarwi mengatakan pola nasional-religius dalam memilih capres-cawapres masih relevan walaupun isu ekonomi menguat belakangan ini. Namun berdasarkan beberapa hasil survei isu ekonomi termasuk yang paling tinggi menjadi perhatian masyarakat.
"Tetapi ada psikologi elit yang belum bisa lepas bahwa kekhawatiran atas kemungkinan menguatnya politik identitas dan itu berbasis agama dan khususnya Islam, itu menjadi hal yang mengkhawatirkan. Dan kebetulan kita sudah lama kan didominasi oleh arus politik atau dalam narasi politik sehingga politik aliran itu tidak bisa hilang dan itu membentuk persepsi ya khususnya di elit. Klasifikasi itu akan lebih cair di level pemilih. Tapi di level elit gambaran itu kelihatan lebih nyata dan itu menentukan arah mereka termasuk koalisi-koalisi," pungkasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasto pun mengaku, jika Megawati Soekarnoputri tengah melakukan kontemplasi serta pengkajian.
Baca SelengkapnyaHashim mengatakan tokoh yang ideal berpasangan dengan Prabowo berasal dari Nahdlatul Ulama (NU).
Baca SelengkapnyaPrabowo tentunya akan mempertimbangkan masukan para kiai itu.
Baca SelengkapnyaJokowi tidak termasuk dalam daftar orang-orang yang dilarang terlibat kampanye.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator merilis Warga Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur cenderung mendukung Capres-Cawapres pilihan Jokowi.
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada tiga faktor yang membuat elektabilitas Prabowo-Gibran mendominasi kota yang terkenal dengan kesenian reog tersebut.
Baca SelengkapnyaDua variabel tersebut menjadi sistematis yang terkuat berdasarkan data dari para peneliti dan surveyor lembaga survei.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, pengaruh Jokowi masih dinilai kuat sehingga diprediksi mampu menarik ceruk pemilih yang belum menentukan pilihan atau undecided voters pada Pilkada
Baca SelengkapnyaElektabilitas Anies Baswedan justru turun di Jawa Timur setelah Cak Imin bergabung menjadi cawapres.
Baca SelengkapnyaTingkat elektabilitas Ganjar di Jawa Timur malah makin kokoh pascadeklarasi pasangan Anies-Cak Imin.
Baca SelengkapnyaSudaryono memutuskan tidak maju Pilkada Jateng usai dilantik sebagai Wamentan
Baca SelengkapnyaKehadiran Jokowi diyakini menjadi magnet tersendiri dan nantinya bisa mendongkrak suara palson nomor urut dua itu.
Baca Selengkapnya