Koalisi PDIP-Gerindra: Pilih Prabowo-Puan atau Ganjar-Sandi?
Merdeka.com - Pengamat Politik LIPI Aisah Putri Budiarti mengatakan, peluang duet Ganjar-Sandi untuk Pilpres 2024 cukup berat. Setidaknya, dalam konteks untuk diusung partai masing-masing. Meskipun keduanya punya modal elektabilitas yang tinggi jika digabungkan.
Meskipun demikian, dia mengatakan, dua orang ini memang calon potensial. Namun soal kemungkinan diusung amat ditentukan oleh situasi dan dinamika menjelang pilpres nanti.Namun jika melihat situasi saat ini, maka dua-duanya merupakan kader partai. Sandi merupakan kader Gerindra. Sedangkan Ganjar dari PDIP.
"Peluang duet Gerindra dan PDIP di Pilpres kemungkinan besar terjadi kalau melihat kedekatan yang ditampakkan Mega dan Prabowo belakangan ini," kata dia ketika dihubungi, Senin (14/6).
-
Kenapa Prabowo-Gibran dianggap punya elektabilitas tinggi? Menurut Pradana, salah satu hal yang disorot oleh The Economist adalah terkait elektabilitas Prabowo-Gibran karena komitmen keberlanjutan terhadap berbagai program Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terus digaungkan keduanya.
-
Kenapa LSI prediksi Prabowo-Gibran pasti maju? Dengan posisi pasangan nomor urut dua Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dipastikan melaju ke putaran kedua. Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan menyampaikan alasan tersebut, karena melihat elektabilitas tiga pasangan calon capres- cawapres yang saat ini belum ada melebihi 50 persen.
-
Siapa yang siap jadi Cawapres Ganjar? Usai bertemu adik Megawati, Andika Perkasa, mengaku siap menjadi calon wakil presiden (Cawapres) dari Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden (Capres) dari Partai PDIP di Pilpres 2024 mendatang.
-
Siapa Cawapres Prabowo di Pilpres 2024? Pada Pilpres 2024 mendatang, Prabowo menggandeng Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapresnya.
-
Siapa yang ingin memasangkan Prabowo-Gibran? Wacana memasangkan Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming masih terus mencuat.
-
Siapa yang membuka peluang bersatu di putaran kedua pilpres 2024? Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Anies Baswedan membuka wacana bersatu di putaran kedua pilpres 2024.
Namun, lanjut dia, walaupun PDIP dan Gerindra akhirnya sepakat berkoalisi, nama kandidat belum tentu Sandi dan Ganjar. "Mengingat masih ada nama kuat lain yang berpeluang, misalnya Prabowo dari Gerindra dan Puan dari PDIP," urainya.
Dia menjelaskan, survei elektabilitas memang bisa menggambarkan pandangan publik hari ini. Namun, saat ini masih 3 tahun dari 2024. Ada banyak hal yang menentukan nasib Ganjar dan Sandi ke depan.
"Misalnya kinerja mereka berdua di posisi pemerintahan saat ini. Elektabilitas bisa menguat dan juga melemah," ungkap dia.
Dari ruang lingkup tugas, Ganjar memang potensial menarik simpati masyarakat di Jawa. Sementara, Sandi sebagai menteri yang memiliki tanggung jawab lebih luas bisa meraup pasar konstituen di Jawa dan luar Jawa ke depannya.
"Tapi, lagi-lagi peluang ini bisa terjadi kalau kerja mereka baik di posisinya saat ini," tandas dia.
Ganjar-Sandi Melengkapi
Dalam survei Litbang Kompas, Litbang Kompas punya hasil penelitian. Setidaknya ada satu tokoh kuat yang cocok bersanding dengan Ganjar Pranowo di medan pertarungan 2024. Analisis ini berdasarkan latar belakang dukungan.
Nama paling kuat jatuh pada Sandiaga Salahudin Uno. Dia dinilai bisa melengkapi Ganjar dari berbagai faktor. Pertama, 51,1 persen pemilih Sandiaga adalah wanita. Berbeda dengan Ganjar yang mayoritas didukung laki-laki. Angkanya 59,1 persen.
©2021 Merdeka.com/djoko purwantoSandiaga juga didukung 44,4 persen responden usia di bawah 23 tahun. Ganjar punya kelemahan pada kategori ini. Pemilih Ganjar kebanyakan di usia 40 sampai 60 tahun.Dari sisi domisili, 62,2 persen pemilih Sandiaga berasal dari luar Jawa. Cukup melengkapi Ganjar yang kuat dukungan pemilih dari Pulau Jawa.
Dilihat berdasar kategori kelompok suku, pemilih Sandiaga lebih beragam. Yakni 39,5 persen dari Jawa, 14,0 persen Sunda, 20,9 persen Melayu dan 25,6 persen lainnya. Sementara untuk Ganjar, 85,9 persen pendukung berasal dari suku Jawa.
©2021 Merdeka.com/djoko purwantoDari dukungan partai politik, Sandiaga cenderung melengkapi kekurangan Ganjar Pranowo. Sandi didukung 11,1 persen pemilih PKS, 15,6 persen Demokrat, 17,8 persen Gerindra, 8,9 persen Golkar, 4,4 persen NasDem, dan 2,2 persen PPP serta 8,9 persen PDIP. Terakhir yang juga mencolok, Sandiaga didukung 44,4 persen responden yang merasa tak puas dengan kinerja pemerintah Jokowi.
Peluang Prabowo-Puan
Parameter Politik Indonesia mensimulasikan pertarungan calon presiden. Menariknya, pasangan Prabowo Subianto-Puan Maharani, kalah dengan pasangan Anies-AHY.
Parameter Politik Indonesia dalam surveinya membuat empat skenario pertarungan pasangan calon.
Prabowo-Ganjar disimulasikan menghadapi Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Hasilnya, Prabowo-Ganjar menang tipis dari Anies-Sandi. Prabowo-Ganjar dipilih responden sebesar 35,7 persen, Anies-Sandi mendapatkan 32,1 persen. Namun masih ada 32,2 persen yang ragu/tidak menjawab.
"Prabowo berpasangan dengan Ganjar Pranowo melawan Anies-Sandi agak ketat persaingannya," kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno saat rilis survei secara daring, Sabtu (5/6).
Sementara, Prabowo dipasangkan dengan Puan disimulasikan melawan pasangan Anies dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Prabowo-Puan kalah dari pasangan Anies-AHY dengan perolehan 21,8 persen. Anies-AHY mendapatkan suara 35,9 persen. Responden tidak menjawab/ragu 42,3 persen.
"Kalau head to head Anies-AHY vs Prabowo-Puan maka unggul sementara pasangan Anies-AHY, Prabowo-Puan agak sedikit ketinggalan," kata Adi.
©2021 Merdeka.comParameter juga membuat skenario Puan dipasangkan dengan Anies. Seperti yang diusulkan politikus PDIP Effendi Simbolon. Disimulasikan Puan-Anies melawan Prabowo-Sandi. Hasilnya Puan-Anies kalah dengan perolehan suara 25,1 persen melawan Prabowo-Sandi 37,7 persen.
"Duet Puan-Anies andai lawan Prabowo-Sandi angkanya lumayan sedikit bersaing, artinya ketika Puan disandingkan dengan Anies-Baswedan elektabilitasnya bisa diperhitungkan 25,1 persen," jelas Adi.
Elektabilitas Puan cukup anjlok saat dipasangkan dengan AHY pada skenario melawan Prabowo-Anies. Puan-AHY hanya 13,9 persen melawan Prabowo-Anies 43,8 persen. Sementara yang belum memilih 42,3 persen.
Survei Parameter Politik Indonesia memiliki sampel sebanyak 1.200 responden. Survei ini dilakukan melalui wawancara telepon pada 23-28 Mei 2021. Survei memiliki margin of error kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gerindra mengaku tidak masalah dengan duet Prabowo-Ganjar. Tetapi justru sulit untuk menyakinkan PDI Perjuangan.
Baca SelengkapnyaGerindra memastikan Prabowo tidak merasa khawatir dengan munculnya wacana duet Ganjar-Anies di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman melihat peluang kecil Ganjar Pranowo dan PDI Perjuangan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju.
Baca SelengkapnyaBakal calon presiden Ganjar Pranowo irit bicara soal wacana dirinya diduetkan dengan Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPKS mengungkapkan peluang duet Ganjar dan Anies masih terbuka karena peta koalisi masih dinamis.
Baca SelengkapnyaMassa pendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD cenderung akan beralih ke pasangan calon (paslon) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaMuncul dua skenario perjodohan calon presiden dan calon wakil presiden
Baca SelengkapnyaPuan Maharani mengakui peluang Bakal Capres PDIP Ganjar Pranowo berduet dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto terbuka.
Baca SelengkapnyaKoalisi masih berkutat membahas nama-nama cawapres yang pernah disebutkan oleh Ketua DPP PDIP Puan Maharani.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo menilai apapun bisa terjadi sebelum ditetapkan KPU.
Baca SelengkapnyaPlt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono tetap yakin Ganjar Pranowo-Mahfud Md menang satu putaran meskipun saat ini elektabilitas mereka merosot.
Baca SelengkapnyaDuet Prabowo-Ganjar dinilai sulit terjadi karena rumitnya menentukan Capres-Cawapres.
Baca Selengkapnya