Koalisi PKB dan PKS Diprediksi Sulit Terwujud
Merdeka.com - Koalisi semut merah (KSM) yang digagas oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dianggap bagaikan minyak dan air yang sulit dipisahkan. Sebab, dalam banyak hal, kedua partai tersebut sering bertabrakan.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengatakan, Koalisi Semut Merah masih banyak pekerjaan rumah. Yakni, ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold 20 persen.
"Semoga penjajakan koalisi ini serius bukan hanya gimmick politik, cari perhatian publik," kata Adi, saat dihubungi merdeka.com, Senin (13/6).
-
Apa itu koalisi di bidang politik? Penggunaan istilah 'koalisi' dalam bidang politik ini ternyata dapat merujuk pada sebuah strategi khusus guna meraih kedudukan dalam pemerintahan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah 'koalisi' memiliki arti kerja sama antara beberapa partai untuk memperoleh suara dalam parlemen.
-
Kenapa PKB mendukung yang lain di Pemilu lalu? 'Kita kumpul berbeda bisa kerja sama saudara-saudara sekalian walaupun dalam pemilihan yang lalu PKB mendukung yang lain, tapi saya mengatakan dari awal saya yakin pada saatnya PKB akan kembali mendukung saya. Saya yakin saya yakin bahwa PKB akan bersama saya membangun bangsa,'kata Prabowo.
-
Kenapa PKB dibentuk? Pembentukan partai ini diusulkan oleh kaum nahdliyin di berbagai daerah. Pasalnya, banyak warga NU yang ingin agar dibentuknya sebuah badan atau partai politik yang mewadahi aspirasi mereka di seluru pelosok Nusantara.
-
Bagaimana koalisi bisa terbentuk? Mengacu pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), istilah 'koalisi' memiliki arti ‘kerja sama antara beberapa partai untuk memperoleh suara dalam parlemen’.
-
Bagaimana koalisi terbentuk? Koalisi juga dapat diartikan sebagai bentuk persetujuan secara formal yang memiliki kontrak bersama di antara dua partai politik atau lebih, guna menjamin kekuasaan pemerintah atas dasar adanya suara dari mayoritas.
-
Siapa yang terlibat dalam koalisi? Koalisi dibentuk oleh beberapa partai agar dapat mengusulkan pasangan calon presiden dan wakil presiden berdasarkan Pasal 222 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu
Lebih lanjut, Adi menjelaskan, untuk memenuhi presidential threshold 20 persen, tentunya harus mencari partai lain. Akan tetapi, Adi tidak bisa memprediksi partai mana yang akan merapat ke koalisi semut merah.
"Apakah koalisi semut merah ini bisa menarik minat partai lain yang bergabung. Tinggal diuji materikan saja," ucapnya.
Tak hanya itu, Adi menilai, nama semut merah kurang ilmiah dan kurang seksi secara politik. Seharusnya, nama koalisi yang dibangun PKB dan PKS mencerminkan rekonsiliasi politik secara nasional.
"Karena basis pemilih PKB dikenal islam nusantara, sementara PKS sebaliknya," ungkap Adi.
Diprediksi Sulit Bertahan
Perihal capres yang akan diusung koalisi semut merah, Adi menyebut, jika PKB tetap mengajukan Ketua Umumnya Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, sudah dipastikan koalisi itu tidak akan bertahan hingga 2024.
"Berat bagi PKS kalau elektabilitas Cak Imin masih rendah. PKS di 2024 pastinya akan berkoalisi untuk menang, bukan untuk iseng-iseng. Makanya, PKS pasti cari dan bergabung dengan capres yang kuat. Jadi Bubar jalan pasti," tegas Adi.
Sementara itu, Pengamat Politik Universitas Al-azhar Indonesia, Ujang Komarudin mengatakan, koalisi semut merah belum sempurna. Sebab, persyaratan ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold 20 persen belum terpenuhi.
"Saat ini kan koalisinya masih pincang, belum sempurna," kata Ujang dihubungi terpisah.
"Itukan koalisi belum lengkap. Belum genap 20 persen PT. Jadi butuh satu partai lagi untuk bisa berkoalisi secara utuh dan betulan," sambungnya.
Lebih lanjut, Ujang mengatakan, koalisi semut merah tidak akan bisa bergerak bebas jika persyaratan itu belum terpenuhi. Baik untuk menakar seberapa banyak dukungan hingga sosok calon presiden (capres) yang akan diusung.
"Apakah mendapat dukungan banyak atau tidak. Lengkapi dulu koalisinya, baru bisa dilihat banyak atau tidak dukungannya," ungkapnya.
"Kalau tak memenuhi syarat dan tak jadi koalisi, ya tak bisa ajukan capres dan cawapres, dan tentu tak akan bisa kita menilai seberapa banyak mereka menggaet suara," tambah Direktur Eksekutif Indonesia Political Review itu.
Gagasan Semut Merah
PKB membuka peluang berkoalisi dengan PKS. Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengungkapkan, kerja sama politik tersebut harus menargetkan kemenangan dan perubahan di masa mendatang.
"Jadi apapun koalisi itu, arahnya meraih kemenangan capres-cawapres. Apakah misalkan PKB dengan PKS mungkin berkoalisi? Sangat mungkin jika koalisi itu menjanjikan harapan menang dan menjanjikan harapan ke arah yang lebih baik," kata kata Jazilul dalam keterangannya, Rabu (8/6).
Gus Jazil, begitu dia disapa, mengatakan PKB dengan PKS memiliki romantisme masa lalu. Ketika bergabung dalam koalisi Poros Tengah bersama sejumlah parpol berbasis Islam lainnya, seperti PAN, PBB, dan PPP. Koalisi ini berhasil menjadikan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) presiden pada 1999. Saat itu, PKS masih bernama Partai Keadilan (PK).
"Artinya koalisi PKB dengan PKS ini bukan hal baru, bahkan pernah mendudukkan orang sebagai presiden. Apakah 2024 bisa membangun koalisi dan menjadikan capres koalisi itu menang, sangat mungkin," tuturnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keduanya dinilai akan bersama jika Pilpres 2024 berjalan dua putaran
Baca SelengkapnyaPolitikus PDIP Deddy Yevry Sitorus menduga PKB sebenarnya tidak nyaman berkoalisi dengan PKS.
Baca SelengkapnyaDua partai parlemen PKS dan PDIP ancang-ancang bakal mendukung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaJika PKB mengusung kadernya menjadi cagub di Pilkada Jakarta, maka PDIP menjadi cagub di Pilkada Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto bicara mengenai peluang partainya bekerja sama dengan PKB di pilpres 2024
Baca SelengkapnyaPKS dan Golkar Mulai Dekat jelang Pilkada DKI, Mau Usung Siapa?
Baca SelengkapnyaPKB Bicara Peluang Tiga Poros Koalisi di Pilgub Jakarta, Ini Bocoran Peta Politiknya
Baca SelengkapnyaPeluang itu setelah Gerindra sudah melakukan komunikasi dengan PKS.
Baca SelengkapnyaCak Imin menegaskan PKB hingga kini akan tetap bersama Gerindra.
Baca SelengkapnyaPKB dan PKS juga selanjutnya akan membangun kerjasama di DPR.
Baca SelengkapnyaSaid Abdullah berharap Pilkada kandidat melawan kotak kosong ini tidak terjadi karena tidak sesuai dengan cita-cita demokrasi.
Baca SelengkapnyaSikap PKS memasangkan Anies-Sohibul Iman dinilai sangat berbahaya.
Baca Selengkapnya