Komisi III anggap belum penting panggil Ahok soal Sumber Waras
Merdeka.com - Komisi III DPR baru saja rapat dengan BPK selama 3 jam yang salah satunya membahas kasus RS Sumber Waras. Mereka datang ke BPK untuk melakukan rapat konsultasi tertutup terkait hasil audit lembaga independen tersebut dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Kasus pembelian lahan tersebut belum menemukan titik terang. Bahkan, telah terjadi polemik besar antara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Harry Azhar Aziz.
Namun Wakil Ketua Komisi III DPR Benny Kabur Harman mengatakan kedatangannya hari ini tidak membicarakan polemik yang terjadi antara Ahok dan BPK apalagi memanggil Ahok ke Komisi III.
-
Apa yang DPR minta KPK usut? 'Komisi III mendukung penuh KPK untuk segera membongkar indikasi ini. Karena kalau sampai benar, berarti selama ini ada pihak yang secara sengaja merintangi dan menghambat agenda pemberantasan korupsi.'
-
Bagaimana cara DPR ingin menyelesaikan kasus korupsi? 'Seperti dari yang sudah-sudah, penanganan kasus korupsi terlalu berfokus pada pemenjaraan pelaku, yang itu pun tidak terbukti memberi efek jera.'
-
Mengapa KPK menelaah laporan tersebut? 'Bila ada laporan/pengaduan yang masuk akan dilakukan verifikasi dan bila sudah lengkap akan ditelaah dan pengumpul info,' kata Tessa dalam keterangannya, Selasa (4/9).
-
Apa yang diselidiki KPK? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
-
Apa yang diminta DPR untuk KPK dan Polri? Lebih lanjut, Sahroni tidak mau kerja sama ini tidak hanya sebatas formalitas belaka. Justru dirinya ingin segera ada tindakan konkret terkait pemberantasan korupsi 'Tapi jangan sampai ini jadi sekedar formalitas belaka, ya. Dari kolaborasi ini, harus segera ada agenda besar pemberantasan korupsi. Harus ada tindakan konkret. Tunjukkan bahwa KPK-Polri benar-benar bersinergi berantas korupsi,' tambah Sahroni.
-
Bagaimana DPR saran KPK mengusut kebocoran OTT? Bahkan Sahroni merekomendasikan KPK untuk berkolaborasi dengan instansi-instansi terkait, jika ingin serius mengungkap dugaan ini.
"Komisi III menyerahkan sepenuhnya kepada KPK untuk menindaklanjuti (kasus pembelian lahan RS Sumber Waras). Kita sampai pada saat ini belum memandang penting memanggil Pak Ahok," ujarnya usai Rapat Konsultasi dengan BPK di BPK, Jakarta, Selasa (19/4).
Menurutnya, rombongan Komisi Hukum DPR ini hanya ingin BPK dapat menindaklanjuti temuan hasil audit pembelian lahan tersebut. Sebab, beberapa hari lalu Komisi III mendapatkan pengaduaan dari sekelompok masyarakat.
"Saya tegaskan kembali Komisi III untuk menindaklanjuti pengaduan sekelompok masyarakat beberapa waktu lalu, agar kasus ini ditangani sepenuhnya KPK, kami sepenuhnya mendukung itu. Sekelompok masyarakat waktu itu rapat dengar pendapat terbuka. kita tunggu KPK nanti. Kita tak ingin membangun opini yang bisa mengintervensi KPK," jelas dia.
Benny mengakui, dalam rapatnya dengan BPK memang ditemukan penyimpangan terhadap proses penjualan tanah RS Sumber Waras.
"Penyimpangan penyimpangan ini, baik yang sifatnya penyimpangan administrative maupun penyimpangan yang bersifat hukum. Penyimpangan penyimpangan yang tentu saja merugikan uang negara. Tadi dijelaskan secara lengkap oleh BPK tahapan yang dilakukan dalam audit kasus ini," ungkapnya. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo mencecar tajam Jaksa Agung terkait aliran duit suap
Baca SelengkapnyaKomisi III meyakini, jika PPATK dan KPK tidak ada lagi kekhawatiran, maka dua RUU tersebut akan berjalan lancar.
Baca SelengkapnyaAria Bima meminta agar Kementerian ATR/BPN harus adil, pembagian tanah untuk rakyat dan pengusaha.
Baca SelengkapnyaKPK diminta tidak mengabaikan hak konstitusional dari setiap tersangka untuk mengajukan gugatan praperadilan.
Baca SelengkapnyaTidak terdapat urgensi, Habiburokhman menyebut pembentukan Panja Netralitas Polri ini tidak masuk akal.
Baca SelengkapnyaSupres RUU Perampasan Aset sudah dikirimkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada awal Mei 2023.
Baca SelengkapnyaSekretaris Fraksi PPP di DPR RI Achmad Baidowi mengatakan, pengusutan dugaan kecurangan Pemilu tak hanya melalui pengajuan hak angket.
Baca Selengkapnya"Sebagian besar mungkin ada 70 persen sudah move on," kata Habiburokhman.
Baca SelengkapnyaDPR tidak ingin berasumsi atas peristiwa atau kejadian yang memang belum adanya pernyataan secara resmi.
Baca SelengkapnyaKomisi III DPR RI menggelar rapat kerja dengan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Selasa, 3 September 2024.
Baca SelengkapnyaPKB menghormati penegakan hukum yang dilakukan KPK atas penggeledahan rumah Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar.
Baca SelengkapnyaPDIP menyampaikan rencana pengajuan hak angket dalam rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Jakarta.
Baca Selengkapnya