Komisi IV: Puan Maharani harus hati-hati bicara soal rakyat miskin

Merdeka.com - Wakil Ketua Komisi IV DPR Herman Khaeron juga mengkritik pernyataan Menko PMK Puan Maharani. Sebelumnya, dengan berguyon Puan meminta rakyat miskin diet dan kurangi makan.

Herman mengatakan, sebagai pejabat publik Puan tak pantas bicara demikian. Menurut dia, hal itu bisa menyakiti rakyat miskin yang semestinya justru mendapat bantuan dari pemerintah.

"Mestinya pejabat publik dalam memberikan pernyataan harus hati-hati dan terjaga dari menyinggung seseorang. Apalagi bicara tentang saudara kita yang masih di bawah garis kemiskinan," kata Herman kepada merdeka.com, Jumat (29/1).

Herman paham betul jika ungkapan Puan tersebut adalah bercanda semata. Akan tetapi tetap saja, pejabat publik harus mampu memposisikan dirinya, apalagi di depan rakyat kecil.

Herman juga mengkritik Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang mengeluh dengan rasio rakyat miskin yang meningkat. Pastika juga meminta penambahan pasokan raskin kepada Menteri Puan.

"Semestinya hal itu menjadi perhatian dan dicarikan solusi terbaik, saudara kita yang di bawah garis kemiskinan untuk makan saja susah, mungkin sudah berkurang dari semestinya tiga kali menjadi dua kali, mungkin hanya satu kali makan," terang Politikus Demokrat ini.

Dia mengajak pemerintah dan seluruh pihak mencari solusi untuk membantu rakyat miskin melalui pemberdayaan masyarakat, program peningkatan pendapatan yang pada akhirnya daya beli akan meningkat.

"Ingat dalam UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan. Pangan adalah hak asasi manusia dan karenanya negara wajib hadir untuk mencukupi kebutuhan pangan kepada individu masyarakat Indonesia secara tersedia, terjangkau, beragam dan bergizi seimbang," jelas Herman.

Herman juga mendesak jika pemerintah harus cepat tanggap menanggulangi semakin meningkatnya angka kemiskinan. Salah satu jurus jitunya yakni meningkatkan daya beli masyarakat miskin.

"Apakah melalui subsidi menurunkan pengeluarannya, atau meningkatkan pendapatannya melalui program pemberdayaan," pungkasnya.