Komnas HAM Nilai Kedua Capres Luput Jelaskan Fungsi TNI dan Polri
Merdeka.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menilai kedua capres masih belum maksimal dalam mengaitkan isu HAM pada tema debat pilpres yang digelar hari Sabtu, 30 Maret 2019 kemarin. Terutama, terkait dengan isu pertahanan dan keamanan.
Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, sebenarnya berharap kedua capres dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif akan tema tersebut.
"Misalnya bicara pertahanan keamanan seperti apa, tantangannya apa. Oke kalau tantangannya di pergerakan di mana, di dalam, lantas seperti apa katakanlah kerangka strategisnya, perspektif asasinya mau dikembangkan di mana. Fungsi suatu lembaga seperti TNI seperti apa, Polri seperti apa, masyarakat seperti apa," kata Ahmad di Media Center Komnas HAM, Jalan Latuharhari, Jakarta, Senin (1/4).
-
Siapa yang menyiapkan tim debat capres-cawapres AMIN? 'Kita enggak bisa share tapi yang pasti untuk beberapa yang ada di deputi,' katanya.
-
Bagaimana AMIN mempersiapkan tim debat capres-cawapres? 'Sudah ada orang-orang yang berpikir ke substansi dan hari ini teman-teman sedang meeting untuk pembicaraan tentang substansi dan cara debat kita sebaiknya seperti apa, sedang dirapatkan,' ujar Juru Bicara Timnas AMIN Usamah Abdul Aziz di Rumah Perubahan, Jalan Diponegoro, Jakarta, Kamis (30/11).
-
Apa saja yang disiapkan tim AMIN untuk debat capres-cawapres? 'Sudah ada orang-orang yang berpikir ke substansi dan hari ini teman-teman sedang meeting untuk pembicaraan tentang substansi dan cara debat kita sebaiknya seperti apa, sedang dirapatkan,' ujar Juru Bicara Timnas AMIN Usamah Abdul Aziz di Rumah Perubahan, Jalan Diponegoro, Jakarta, Kamis (30/11).
-
Apa tugas utama Paspampres? Tugas Paspampres yaitu melaksanakan pengamanan fisik langsung, jarak dekat, setiap saat, dan di manapun berada kepada Presiden RI, Wakil Presiden RI, dan Tamu Negara setingkat Kepala Negara/Pemerintahan beserta keluarganya.
-
Bagaimana Kapolri dan Panglima TNI menjamin keamanan misa agung? Berdasarkan pantauan merdeka.com, Kapolri bersama Panglima TNI turut meninjau area SUGBK sekira pukul 14.40 WIB. Mereka memasuki lokasi didampingi para pejabat utama (PJU) dari masing- masing institusi. Selama proses peninjauan, terlihat keduanya mengecek segala kesiapan pada area SUGBK yang telah dilakukan sterilisasi oleh personel TNI dan Polri.
-
Kenapa duet Kapolri dan Panglima TNI menarik perhatian? Aksi duet Kapolri-Armand Gigi ini sukses mencuri perhatian publik.
Dia mengatakan, fungsi lembaga seperti TNI dan Polri harus dirumuskan oleh kedua capres dalam suatu rancangan perundang-undangan yang lebih jelas. Tahapan-tahapan yang ada pun perlu dipersiapkan dengan matang dan disampaikan dengan komprehensif.
Ahmad mencontohkan, bila TNI dilibatkan dalam operasi selain perang, maka dibutuhkanlah perumusan undang-undang yang mengatur lebih detail mengenai hal tersebut.
Selain itu, TNI juga perlu diberi pelatihan untuk bisa dimanfaatkan selain untuk kepentingan perang.
"Harus ada pelatihan kepada mereka, karena mereka tidak dilatih dalam rangka menghadapi situasi keamanan sebetulnya, tapi situasi pertahanan atau perang, gitu kan. Nah pelatihan itu sangat dibutuhkan sehingga mereka ketika terlibat benar-benar memahami ini tugasnya adalah tugas sipil gitu yang dia emban sejalan dengan undang-undang TNI," jelas dia.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menko Polhukam memastikan dwi fungsi TNI yang ada di dalam RUU TNI tidak akan membawa TNI ke masa orde baru.
Baca SelengkapnyaWantannas atau Lemhannas kerap hanya menjadi tempat parkir prajurit yang tidak mendapat jabatan strategis.
Baca SelengkapnyaPOM TNI dan Propam Polri menggelar rapat koordinasi teknis (Rakornis) tahun anggaran (TA) 2024
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran menilai Anies dan Ganjar tidak punya kapastitas untuk menilai hal tersebut.
Baca SelengkapnyaMenurut Agus, tugas TNI sudah diatur semua dan berharap masyarakat paham.
Baca SelengkapnyaAnggota DPR dari fraksi PDIP, Utut Adianto mengingatkan hal penting untuk Panglima TNI beserta jajarannya
Baca SelengkapnyaSehingga, Agung menegaskan tidak perlu bagi KPK memandang dalam operasi senyap atau OTT takut informasinya bocor.
Baca SelengkapnyaMahfud yakin TNI akan mengganjar hukuman tegas untuk prajurit yang bersalah.
Baca Selengkapnya"Kami aparat TNI tidak bisa menetapkan orang sipil sebagai tersangka, begitu juga harapan kami, pihak KPK juga demikian."
Baca SelengkapnyaKepala Basarnas Marsekal Madya Henri Alfandi diduga terima suap Rp88,3 miliar.
Baca SelengkapnyaAnggota Baleg Fraksi PDIP Sturman Panjaitan, mengatakan terdapat lima hingga enam RUU yang belum turun daftar inventarisasi masalah (DIM)
Baca SelengkapnyaAlexander mengatakan, saat melakukan tangkap tangan, tim dari KPK sudah mendapatkan setidaknya dua alat bukti.
Baca Selengkapnya