Kritik keras Fadli Zon hingga desak Jokowi pecat Menkum HAM
Merdeka.com - Wakil Ketua DPR Fadli Zon selama ini dikenal kerap mengritik kebijakan pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini tak segan-segan mengeluarkan kritikan pedas ketika Jokowi-JK maupun para menterinya dinilai tak becus bekerja.
Salah satu menteri yang kerap dikritik anak buah Prabowo Subianto ini adalah Menkum HAM Yasonna Laoly. Keputusan Yasonna sebagai Menkum HAM dalam sejumlah persoalan kerap membuat geram Fadli Zon.
Dua di antaranya adalah sikap Yasonna dalam konflik internal Partai Golkar dan PPP. Keputusan Yasonna mengeluarkan surat keputusan (SK) mengakui salah satu kubu, yakni kubu Romahurmuziy di PPP dan kubu Agung Laksono di Golkar, membuat Fadli Zon geram.
-
Siapa yang mengalami pelanggaran HAM? Abdul mengaku mendapat telepon dari kerabat di Shanghai pada September 2017. Menurut Abdul, kerabatnya itu mengabarkan bahwa adiknya diambil dari kamp konsentrasi warga Uighur di China.
-
Siapa yang pernah menanyakan keputusan Fany? 'Apa kamu enggak salah pilih?'' ujar Fany dalam tayangan Rumpi, diunggah melalui kanal YouTube Trans TV Official.
-
Siapa yang diperiksa Komnas HAM? Komnas HAM memeriksa mantan anggota Tim Pencari Fakta (TPF) Munir, Usman Hamid untuk menyelidiki kasus pembunuhan Munir yang terjadi 20 tahun lalu.
-
Siapa yang mengkritik Santyka Fauziah? Meskipun netizen mengkritik, banyak juga yang mendukung hubungan Sule dengan Santyka Fauziah.
-
Apa yang ditandatangani oleh Menkum HAM? Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkum HAM) Supratman Andi Agtas mengaku sudah menandatangani surat keputusan (SK) kepengurusan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dihasilkan dari Muktamar PKB di Bali pada 24-25 Agustus 2024.
-
Apa saja jenis pelanggaran HAM yang ada? Jenis pelanggaran HAM dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pelanggaran HAM biasa dan pelanggaran HAM berat.
Kritikan pun kerap keluar dari pria berkaca mata itu kepada Menkum HAM karena dinilai berpihak dalam konflik internal PPP dan Golkar.
Tak cuma kritik, Fadli Zon bahkan meminta Presiden Joko Widodo mencopot Yasonna dari posisi Menkum HAM. Berikut ulasannya seperti dirangkum merdeka.com;
Fadli Zon jangan bawa Kemenkum HAM jadi kementerian politik
Wakil Ketua DPR Fadli Zon memperingatkan Menteri Hukum dan HAM, Yasona Laoly agar tidak turut campur dalam konflik internal PPP. Menurut dia, keputusan Yasona yang mengesahkan hasil muktamar PPP di Surabaya merupakan upaya membawa-bawa institusi Kemenkum HAM ke wilayah politik."Jangan bawa kementerian itu sebagai kementerian politik," kata Fadli kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/10).Lebih lanjut, Wakil Ketua DPR itu mempertanyakan keputusan Yasona soal PPP. Pimpinan DPR akan segera mengkaji apakah Yasona yang baru dilantik sehari sebagai menteri layak memutuskan konflik di internal PPP atau tidak.Fadli mengatakan, DPR tidak akan segan mengajukan hak interpelasi kepada pemerintah apabila benar Yasona mengesahkan Muktamar PPP Surabaya yang menjadikan Romahurmuziy sebagai ketua umum PPP. Menkum HAM bakal diundang ke DPR untuk dimintai klarifikasi akan masalah tersebut."Kalau memang ada surat itu tentu kami akan lakukan hak interpelasi," ancamnya.
Kisruh Golkar, Fadli Zon sebut Menkum HAM telah meludahi demokrasi
Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai keputusan Menkum HAM Yasonna Laoly mengesahkan kepengurusan Golkar versi Munas Ancol keterlaluan. Hal itu dinilainya sebagai pengkhianatan terhadap demokrasi."Nah, yang dilakukan Menkum HAM, dia seolah-olah membutakan mata terhadap proses dan mengabsahkan yang seolah-olah secara prosedural benar. Ini pengkhianatan demokrasi, ini Orba saja tidak melakukan, jadi kalau pemerintahan sekarang melakukan, ini adalah satu tindakan meludahi demokrasi," kata Fadli Zon di gedung DPR Senayan Jakarta, Rabu (18/3).Menurut dia, kisruh yang menimpa Golkar dan PPP dapat merembet pada partai politik lainnya. Pemerintahan Joko Widodo yang membiarkan dan memelihara konflik di tubuh partai politik ini merupakan ciri rezim otoriter."Ini bisa terjadi pada semua partai, dan rezim ini bisa menjadi rezim otoriter. Hanya karena tanda tangan menteri bisa mengabsahkan pengurusan mana yang benar," terang dia.
Fadli Zon desak Jokowi copot Menkumham Yasonna Laoly
Wakil Ketua DPR dari Partai Gerindra Fadli Zon mendesak Presiden Joko Widodo bersikap atas keputusan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengesahkan kepengurusan Agung Laksono."Saya kira presiden perlu memberikan statemen apakah keputusan Menkum HAM adalah keputusan yang diketahui pemerintah. Apakah presiden seorang presiden atau suruhan partai. Jelas ini mengkhianati kita," ujar Fadli Zon usai rapat Koalisi Merah Putih di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (23/3).Fadli mengatakan jika keputusan Yasonna tersebut betul-betul bertentangan dengan pemerintahan, seharusnya Presiden Jokowi memberikan sanksi yang tegas. Bahkan, kata Fadli, bisa dengan pencopotan Yasonna sebagai Menkum HAM."Dia tahu apa yang terjadi tetap menggunakan kekuasaan untuk kepentingan politik. Kalau memang itu tidak sejalan dengan Presiden harus copot Laoly," ujarnya.
Fadli Zon nilai Menkum HAM sering buat gaduh harus diganti
Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai keputusan Menkum HAM, Yasonna Laoly, yang melegalkan kubu Agung Laksono di Golkar, dan kubu Rohmahurmuzy di PPP, melanggar aturan yang ada. Hal itu diungkapkannya dalam pertemuan yang digelar bersama Komisi II DPR, Mendagri dan KPU untuk membahas dualisme yang terjadi Partai Golkar dan PPP, kemarin."KPU dalam memutuskan partai politik yang mengajukan pasangan gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, wali kota dan wakil wali kota adalah kepengurusan politik yang telah ditetapkan pengadilan yang sudah ada sebelum pendaftaran calon," kata Fadli Zon, di Nusantara III, Senayan, Jakarta, Senin (4/5)."Dan keputusan Menkum HAM itu keputusan bermasalah, harus dari keputusan pengadilan yang ada dan tersedia sebelum pendaftaran," jelasnya.Dalam kesempatan yang sama, dia juga menilai, buruknya kinerja Menteri Yasonna sejak memimpin, salah satunya soal dua dualisme yang terjadi di tubuh Golkar dan PPP. Karena itulah, dia mengusulkan pada Presiden Joko Widodo untuk me-reshuffle Yasonna yang dianggap kerja kurang maksimal."Pak Jokowi segeralah mengganti Pak Menkum HAM ini tidak bisa kerja, terlalu banyak menimbulkan kegaduhan, urusan legislasi juga banyak terpending karena Menkumham ini," tutupnya. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Massa Aksi Kamisan mendesak penegak hukum untuk menghentikan kriminalisasi terhadap pembela HAM, Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memarahi Menteri Hukum dan HAM sekaligus Kader PDIP Yasonna Laoly.
Baca SelengkapnyaYasonna mengaku sempat bertemu empat mata dengan Jokowi sebelum dicopot sebagai Menteri Hukum dan HAM.
Baca SelengkapnyaFachrul Razi mendadak jadi sorotan usai mengaku dicopot Jokowi karena menolak membubarkan FPI.
Baca SelengkapnyaSupratman ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Baca SelengkapnyaEffendi Simbolon mengkritik partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut yang menyerang Jokowi.
Baca SelengkapnyaSalah satunya Menkumkam Yasonna Laoly yang digantikan oleh Supratman Andi Atgas, politisi Partai Gerindra.
Baca SelengkapnyaTerdakwa Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti menjalani pemeriksaan dalam sidang kasus dugaan pencemaran nama baik Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.
Baca SelengkapnyaSidang sempat berlangsung panas ketika tim kuasa hukum Haris & Fatia bertanya terkait riset dibalas dengan kriminalisasi.
Baca SelengkapnyaDia menilai Megawati harus mundur dari ketua umum sebagai bentuk pertanggungjawaban
Baca SelengkapnyaYasonna menilai tak boleh membiarkan ada orang yang menghina Presiden dengan alasan kebebasan berpendapat.
Baca SelengkapnyaUcapan Yaqut membuat para elite PKB meradang dan langsung memberi teguran.
Baca Selengkapnya