Kritik-Kritik Keras Kubu Prabowo Menteri Ikut Kampanye Jokowi
Merdeka.com - Sejak tanggal 23 Maret lalu, kampanye terbuka capres-cawapres telah digelar. Kubu Jokowi dan Prabowo Subianto mengerahkan seluruh timnya untuk ikut mensukseskan kampanye. Selain timses, terdapat beberapa menteri yang bergabung menjadi juru kampanye pada kubu Jokowi-Ma’ruf Amin.
Para menteri itu berasal dari partai, seperti Menko PMK Puan Maharani (PDIP), Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri (PKB), Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya (Nasdem) dan pejabat sekelas menteri seperti Sekretaris Kabinet Pramono Anung (PDIP).
Keterlibatan menteri dalam kampanye Jokowi ini jadi sorotan. Barisan Prabowo menilai menteri kabinet kerja tak semestinya ikut kampanye. Sementara kubu Jokowi menganggap keterlibatan menteri tak perlu dicemaskan. Apa yang menjadi pro kontra keikutsertaan menteri dalam kampanye Jokowi-Ma’ruf? Berikut ulasannya:
-
Apa posisi calon menteri Prabowo? Prabowo didampingi sejumlah pejabat, yang salah satunya dikabarkan sebagai calon menteri keuangan.
-
Bagaimana tanggapan Jokowi soal Kabinet Prabowo? Jokowi mengaku tak memberi masukan kepada Prabowo soal penambahan kementerian. 'Kabinet yang akan datang ditanyakan dong kepada presiden terpilih. Tanyakan kepada presiden terpilih. Tanyakan pada presiden terpilih,' kata Jokowi kepada wartawan di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi, Depok, Jawa Barat, Selasa (7/5).
-
Siapa yang larang Jokowi ikut kampanye? Tidak ada penyebutan presiden dan wakil presiden atau menteri di dalamnya.
-
Apa yang sedang dilakukan Prabowo dengan calon menteri? 'Ada yang sudah mengusulkan dan sedang diprofiling disimulasikan ya nanti pada waktunya akan disampaikan kembali kepada ketua umum yang bersangkutan,' kata Dasco, saat diwawancari di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu (14/9).
-
Apa yang bisa dilakukan Jokowi untuk kabinet Prabowo? Tak hanya memberikan pendapat, mantan Wali Kota Solo tersebut juga bisa memberikan usulan nama untuk kabinet mendatang.
-
Apa rencana Prabowo terkait kementerian? Presiden terpilih Prabowo Subianto dikabarkan akan menambah jumlah kementerian lembaga menjadi 40.
Bisa Timbulkan Konflik Kepentingan
Badan Pemenangan Nasional (BPN) menilai pelibatan para menteri dalam kegiatan kampanye terbuka Jokowi-Ma’ruf bisa menimbulkan konflik kepentingan. Karena seharusnya menteri menjadi pihak yang netral dan tak ikut campur pada Pilpres 2019 ini.
"Harusnya mereka tak ikut ya, menjadi jurkam (juru kampanye). Karena itu jadi konflik kepentingan terkait tugas-tugas mereka," kata Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Fadli Zon .
Menteri Ikut Kampanye Tunjukkan Kualitas Pemerintah
Para menteri yang ikut mengkampanyekan Jokowi-Ma’ruf Amin mendapat kritik pedas dari kubu Prabowo-Sandi. Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Drajad Wibowo menilai tidak seharusnya menteri kabinet kerja dilibatkan dalam kegiatan kampanye terbuka. Jika menteri dilibatkan dalam kampanye menujukkan akuntabilitas dan kualitas pemerintahan saat ini.
"Jadi jika menteri berkampanye terbuka, artinya memang kualitas akuntabilitas kabinet ini jelek," kata Drajad.
BPN Ingatkan Menteri Tak Gunakan Fasilitas Negara
Kubu Prabowo-Sandi mengomentari pelibatan para menteri kabinet kerja dalam kegiatan kampanye terbuka pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf. Menteri-menteri diminta bisa sadar akan posisi yang dijabatnya.
Juru Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Suhud Alyuddin mengatakan para menteri kabinet kerja harus bisa menjaga etika dan perasaan publik. Selain itu, tidak menyalahgunakan jabatannya dan menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan kampanye.
"Kami juga berharap mereka tidak menggunakan fasilitas negara dan tidak melakukan 'mobilisasi' para pegawai bawahannya," ungkapnya.
Jawaban Kubu Jokowi
Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf menilai tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari pelibatan menteri dalam kampanye terbuka Pemilu 2019. Sebab menteri dinilai sebagai jabatan yang politis. Selain itu, menteri punya kewajiban khusus untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019. Sehingga harus membeberkan capaiannya selama menjabat sebagai menteri di kabinet kerja.
"Yang mereka punya kewajiban untuk mengkampanyekan Pak Jokowi ya karena dengan itulah maka kemudian dia bertanggungjawab kepada Pak Jokowi dan kepada masyarakat Indonesia. Dari capaian-capaian dari setiap kementerian tersebut," kata Juru Bicara TKN Ace Hasan Syadzily.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang mempolitisasi bantuan sosial
Baca SelengkapnyaGanjar mengaku tidak terlalu mempermasalahkan sikap menteri Jokowi yang mendukung Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, semua menteri bahkan presiden boleh berkampanye atau mendukung salah satu kandidat pada Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya"Pernyataan Pak Jokowi itu, memang blunder. Menurut kita kepala negara tidak seharusnya menyatakan seperti itu," kata Ketua TKD AMIN, Rahmat
Baca SelengkapnyaBegitu juga dengan menteri disebut Jokowi boleh berkampanye
Baca SelengkapnyaSudah ada aturan yang mengatur terkait Presiden boleh berkampanye atau tidak.
Baca SelengkapnyaPublik pun menyoroti sikap tersebut, yang dinilai perlu adanya langkah cuti untuk kepala negara saat berpartisipasi dalam kampanye.
Baca SelengkapnyaKPU Jawa Tengah menilai seorang presiden dilarang melakukan kampanye untuk peserta pemilu
Baca SelengkapnyaDeddy Sitorus menganggap Prabowo kini sebagai promotor calon Gubernur Jateng.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, hal ini bertolak belakang dengan sikap Prabowo sebelumnya yang pernah bilang tidak akan intervensi Pilkada.
Baca SelengkapnyaBahlil dan Erick secara terbuka sudah mendaulatkan diri mendukung pemenangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPrabowo menilai, tudingan Rocky Gerung keliru. Termasuk soal kabinet Jokowi.
Baca Selengkapnya