Kritik pedas untuk Fadli Zon dkk karena hadiri kampanye Donald Trump
Merdeka.com - Kehadiran dua unsur pimpinan DPR, Setya Novanto dan Fadli Zon, dalam acara jumpa pers kampanye yang digelar bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, menuai kritik pedas.
Sebab, lawatan mereka ke AS sedianya untuk menghadiri Konferensi Dunia IV Pimpinan Parlemen Dunia di markas PBB yang berlangsung 31 Agustus-2 September.
Kritik paling deras justru datang dari rekan mereka sesama anggota DPR. Hal ini wajar mengingat Trump, yang dikenal rasis dan anti-imigran ini, memperkenalkan Novanto sebagai Ketua DPR RI.
-
Apa yang DPR sesalkan? 'Yang saya sesalkan juga soal minimnya pengawasan orang tua.'
-
Siapa yang terpilih sebagai anggota DPR? Pendiri Dewa 19, Ahmad Dhani, bersama mantan vokalisnya, Once Mekel, telah resmi dilantik sebagai anggota DPR RI terpilih untuk periode 2024-2029.
-
Siapa yang berdemo di DPR? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023).
-
Siapa ketua DPR? Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin sampaikan apresiasi.
-
Siapa yang DPR minta tindak tegas? Polisi diminta menindak tegas orang tua yang kedapatan mengizinkan anak di bawah umur membawa kendaraan.
-
Siapa yang pernah jadi anggota DPR RI? Sosok Romo Wisnoe yang begitu berpengaruh di tengah kelompok penghayat, menjadi magnet bagi partai politik saat itu. Sejumlah partai berebut menariknya menjadi anggota partai. Dan di era 1980-an, dia lolos menjadi legisltatif sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Golkar.
"Bapak dan Ibu sekalian, ini adalah orang yang luar biasa, dia adalah kau tahu, Ketua DPR Indonesia datang ingin bertemu dengan saya, Setya Novanto. Salah satu orang paling kuat di Indonesia, pria hebat yang bertemu dengan saya hari ini," kata Trump.
Menanggapi kritik tersebut, Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan, kedatangannya bersama Novanto di kampanye Donald Trump tidak sengaja. Sebelum itu, mereka membicarakan bisnis dengan Donald Trump. Namun diperkenalkan saat jumpa pers oleh Trump.
"Kami bertemu Donald Trump Pukul 13.00 (waktu Amerika) di kantornya di Trump Plaza lantai 26. Informal saja," kata Fadli dalam pesan singkat, Jumat (4/9).
Usai pertemuan tertutup itu, Fadli menyatakan Trump mengajak rombongannya turun untuk melihat jumpa pers yang akhirnya heboh karena diunggah Youtube itu.
"Setelah sekitar 30 menit sambil santai makan-makan dan foto, diajak turun melihat konferensi persnya di lobi di gedung yang sama. Jadi itu acara konferensi pers yang menjelaskan soal imigrasi dan lain-lain," terang Fadli.
Soal Trump yang memperkenalkan Novanto sebagai orang besar dari Indonesia, menurut Fadli, hal itu hanya merupakan improvisasinya saja.
"Itu improvisasi saja. Karena kami sambil jalan akan pamitan tentu sebagai sopan santun harus menunggu tuan rumah selesai. Menurut saya, Trump adalah pengusaha sukses yang punya visi. Meski sekarang dianggap kontroversial terutama soal imigrasi ilegal dan perbatasan, namun ia membuktikan sebagai pengusaha sukses,"" ujarnya.
Berikut kritik-kritik pedas kepada Fadli dkk terkait kehadirannya dalam kampanye Trump:
Politisi PDIP sebut Fadli dan Novanto tak gunakan nalar
Anggota Komisi I DPR dari PDI Perjuangan, TB Hasanuddin, mengatakan kehadiran Setya Novanto dan Fadli Zon dalam kampanye Donald Trump tidak boleh terjadi kalau saja mereka paham aturan keprotokolan, dan memahami 'standing position' sebagai pejabat negara .Pertama, kata Hasanuddin, mereka ke sana dalam tugas negara dan dengan biaya negara pula untuk hadir sebagai undangan di sidang PBB."Seharusnya tak ada kunjungan lain yang dapat menimbulkan masalah politik," ujar Hasanuddin di Jakarta, kemarin.Kedua, lanjut dia, sebagai pejabat negara Fadli dan Novanto tak etis mendatangi, berdialog dan konpers dengan salah satu calon, siapapun dia."Tindakan itu dapat mengundang antipati dari kelompok lawan politik Donald Trump dan akan mengganggu hubungan Indonesia bila Trump kalah," ujarnya.Di Indonesia saja, kata Hasanuddin, sangat tidak etis kalau sebagai Ketua DPR datang hanya kepada salah satu calon di pilkada, apalagi calon presiden di negeri orang."Aneh sekali mereka tidak menggunakan nalarnya. Para pemimpin kita memang harus lebih banyak lagi belajar tentang etika berpolitik dengan negara luar," ujarnya.
DPR harus selidiki kunjungan Setya dkk di kampanye Donal Trump
Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana menyesalkan kehadiran pimpinan DPR Setya Novanto dan Fadli Zon dalam kampanye kandidat Capres AS dari Partai Republik Donal Trump. DPR pun harus menyelidiki kehadiran Setya dkk."Kehadiran Ketua DPR, Setya Novanto, berikut delegasi patut disayangkan," ujar Hikmahanto ketika dihubungi di Jakarta, Jumat (4/9).Hikmahanto juga meminta DPR untuk menyelidiki motif kunjungan Setnov dan Fadli dalam kampanye Donal tersebut. "Alat perlengkapan DPR perlu menelisik motif kehadiran dan jawaban Ketua DPR dalam kampanye Donald Trump," pungkas dia.Dalam tayangan tersebut, Donald Trump yang baru selesai dipanggung kembali ke panggung dan memperkenalkan Setya Novanto. Dalam kesempatan itu ada pertanyaan Trump kepada Setya Novanto, apakah rakyat Indonesia menyukai saya? Novanto menjawab ya."Jawaban dan kehadiran Setya Novanto yang diperkenalkan sebagai Ketua DPR, seolah memberi endorsement atas kampanye Trump," kata dia.Selain mengkritik kehadiran mereka, dia juga menilai bentuk kehadiran Setnov dan Fadli bisa saja dimanfaatkan oleh Donal untuk menggalang dukungan dan menyebabkan pengaruh ke dunia."Tanpa disadari Ketua DPR dari sebuah negara besar dengan jumlah muslim terbesar dan demokratis telah dimanfaatkan oleh Donald Trump," papar dia.Terkait itu, Hikmahanto meminta Ketua DPR perlu mengklarifikasi kehadiran dan jawaban atas pertanyaan Donald Trump. Kata dia, hal tersebut dapat saja dianggap sebagai intervensi negara lain terhadap politik dalam negeri suatu negara."Ini mengingat kehadiran Setya Novanto menggunakan paspor diplomatik. Terlebih lagi rakyat Indonesia belum tentu tahu siapa itu Donald Trump, terlebih menyukainya," tandasnya.
PKB sebut pertemuan Trump dan Ketua DPR pakai APBN, bikin gaduh
Politikus PKB Lukman Edy mengkritik keras pertemuan Ketua DPR Setya Novanto dengan capres Amerika Donald Trump. Apalagi, pertemuan dilakukan menggunakan embel-embel Ketua DPR.Lukman menilai, pertemuan itu menambah daftar panjang kegaduhan yang dibuat oleh pimpinan DPR. Menurut dia, setiap perbuatan yang dilakukan oleh pimpinan DPR disaksikan oleh rakyat. Termasuk polemik karpet merah khusus pimpinan yang dinilai juga bikin gaduh."Ini tambahan bagi pimpinan DPR yang hari ini banyak bikin gaduh. Saya kira kita anggota DPR setiap hari mencatat apa yang dilakukan oleh pimpinan DPR, jangan dikira kita tidak catat. Soal karpet merah saja kita cacat," kata Lukman di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (4/9).Lukman menambahkan, kegaduhan yang kerap dilakukan pimpinan DPR ini ada saatnya nanti diungkap. Hal itu dilakukan sebagai senjata melengserkan pimpinan DPR."Tak sampai ke DK DPR. Hanya catatan saja. Kalau ada timingnya, kita bisa keluarkan daftar dosanya. Tapi ini bisa terjadi pergeseran kekuatan DPR ditambah kinerja yang buruk bisa jadi dikocok ulang," imbuhnya.Lukman menyatakan bahwa pertemuan Donald Trump dengan Setya Novanto dan Fadli Zon negatif. Sebab, kata dia, pertemuan itu dilakukan dengan menggunakan duit APBN."Kenapa negatif? Dia ke AS atas biaya APBN untuk pertemuan parlemen. Kalau kemudian di sela perjalanan ada kunjungan pribadi hadir dalam forum politik yang tidak ada hubungannya dengan meningkatkan diplomasi AS-Indonesia, saya kira buang-buang waktu saja," pungkas dia.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penceramah kondang Dasad Latif sentil anggota DPR yang terkadang bersikap lebih hebat.
Baca SelengkapnyaDPR Banyak Dapat Kritik dari Rakyat, Puan Maharani ungkap sederet poin kritiknya.
Baca SelengkapnyaRiswan Tony menyebut pejabat KPU itu sampai menyewa jet pribadi, dugem hingga soal wanita.
Baca SelengkapnyaHal itu diketahui Dudung setelah menanyakan ke sejumlah kampus seperti UGM yang tidak semua guru besarnya mengkritisi pemerintah dan proses Pemilu.
Baca SelengkapnyaIrma mengatakan semua partai politik saat pemilu tidak ada yang tak melakukan kecurangan.
Baca SelengkapnyaZita absen dalam rapat terkait Penyampaian Jawaban Penjabat Gubernur atas Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi terhadap Raperda tentang P2APBD.
Baca SelengkapnyaPDIP terlihat melakukan perlawanan usai Golkar dan PAN gabung Prabowo
Baca SelengkapnyaRefly Harun juga menegaskan, dirinya tidak ingin pesta demokrasi dilaksanakan oleh penyelenggara pemilu yang berpihak.
Baca SelengkapnyaHasto mengaku telah menelusuri acara deklarasi dukungan kader PDIP kepada Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaPengunjuk rasa mendukung hak angket DPR terpantau melempari mobil komando massa penentang hak angket DPR.
Baca SelengkapnyaMassa menolak kecurangan dalam Pemilu 2024 kembali berunjuk rasa di depan Gedung DPR. Unjuk rasa tersebut diwarnai dengan aksi bakar ban.
Baca SelengkapnyaEko sedang sakit sehingga tak bisa memenuhi panggilan terkait kasus pembagian susu di CFD.
Baca Selengkapnya