Kubu Anies-Sandi sebut Ahok-Djarot kalah karena dukungan stagnan
Merdeka.com - Konsultan politik Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Eep Saefullah, mengungkapkan faktor yang membuat pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat kalah di putaran kedua Pilgub DKI Jakarta. Salah satunya karena dukungan kepada Ahok-Djarot stagnan dan tidak menjangkau basis suara baru.
"Suara Ahok-Djarot terkarantina, bahkan bukan hanya tidak bisa meluas jangkauannya, tapi turun hampir 14 ribu suara di putaran satu," kata Eep di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (22/4).
Ahok-Djarot, kata Eep, sebenarnya mendapatkan 20 persen dukungan dari pendukung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. Sementara 80 persen sisanya mendukung Anies-Sandiaga. Namun, secara keseluruhan perolehan suara Ahok-Djarot justru mengalami penurunan hingga 14 ribu dibandingkan putaran pertama.
-
Bagaimana Ahok dukung Ganjar? Menjelang hari pencoblosan, sejumlah pejabat negara makin terang-terangan memberikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden. Baru-baru ini, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mundur dari jabatannya. Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Siapa yang bilang Ahok dukung Ganjar gak ngaruh? 'Itu menurut saya too little too late, atau bahkan enggak ngaruh sama sekali,' ujar Habiburokhman di Media Center TKN, Jakarta Selatan, Senin (5/2).
-
Apa yang membuat elektabilitas Anies turun? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik dan Anies turun karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
-
Kenapa Ahok dukung Ganjar? Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Apa hasil Pilgub Jakarta yang diyakini kubu Pramono Anung? Kubu Pramono Anung-Rano Karno meyakini memenangi Pilkada satu putaran dengan perolehan 50,7 persen plus 2.943 suara.
-
Siapa yang setuju dengan Ahok tentang korupsi? Perbincangan kedua tokoh tersebut turut menuai beragam tanggapan dari publik.
"Karena ternyata 20 persen pendukung AHY ke Ahok-Djarot. Tapi angka agregat mereka turun, artinya terjadi penurunan lumayan besar basis dukungan mereka," terang Eep.
Selain itu, isu bagi-bagi sembako oleh kubu Ahok-Djarot dinilai sangat berpengaruh besar terhadap penurunan elektabilitas mereka di hari pencoblosan. Tudingan itu ternyata membuat pemilih Ahok-Djarot memilih merapat ke Anies-Sandiaga.
"Hujan sembako, musim sembako sangat pendek memberikan kontribusi besar, sedekah Ahok Djarot kepada Anies Sandi untuk tidak memilih Ahok Djarot. Ternyata tingkat pemilih Ahok Djarot yang memilih karena integritas turun," ungkapnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masih banyak pemilih PKB yang lebih mendukung Prabowo atau Ganjar.
Baca SelengkapnyaDari sisi kekuatan wilayah, Anies-Muhaimin mengalami penurunan dukungan di Sumatera. Dari 36,8 persen menjadi 29,2 persen.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator melakukan sejumlah simulasi pasangan calon di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaAnies berada di posisi bawah jika dibandingkan dengan Prabowo dan Ganjar.
Baca SelengkapnyaMenurut Sudirman, hasil survei yang berkembang saat ini tidak bisa menjadi parameter kemenangan di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Anies-Cak Imin hanya 16,5 persen. Ganjar-RK 35,4 persen dan Prabowo-ET 31,7 persen.
Baca SelengkapnyaSurvei dilakukan Lembaga Indikator Politik Indonesia pada 28 Januari sampai 4 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaHasil penghitungan sementara atau real count KPU menunjukan perolehan suara Ganjar-Mahfud di bawah Prabowo-Gibran dan Anies-Muhaimin.
Baca SelengkapnyaDeni menyebut, endorsement Ahok pada Pram-Rano tidak membuat pemilih Anies pergi dari pasangan ini.
Baca SelengkapnyaAnies-Cak Imin berada diurutan terbawah dalam survei di Jawa Timur, tertinggal jauh.
Baca SelengkapnyaHasil hitung cepat Pilkada Banten 2024 menyatakan kekalahan pasangan calon nomor urut 1 Airin-Ade atas nomor urut 2 Andra Soni-Dimyati
Baca SelengkapnyaElektabilitas terbaru Anies-Muhaimin mencapai angka 25,3 persen atau meningkat sekitar 2 persen dari 23,8 persen sebelum debat capres dan cawapres.
Baca Selengkapnya