Kubu Jokowi Ingatkan Prabowo Waspada Dicelakai Kelompok Asal Bapak Senang
Merdeka.com - Politikus Demokrat Andi Arief menilai Capres Prabowo Subianto diberikan informasi palsu oleh 'setan gundul' yang ada di lingkarannya. Hal tersebut terkait perolehan suara 62 persen yang membuat Prabowo deklarasi menang Pilpres 2019.
Ucapan Andi Arief itu mengingatkan, Relawan Jokowi terhadap kebohongan yang dilakukan oleh Ratna Sarumpaet. Ratna mengaku dianiaya orang di Bandung, padahal wajahnya bengkak akibat operasi plastik.
Wakil Kepala Rumah Aspirasi Jokowi-Amin, Michael Umbas menilai, kejadian yang bisa dikatakan hampir serupa terulang kembali. Andi Arief menuding adanya setan gundul yang membisiki Prabowo. Setan gundul itu menyebut Prabowo menang 62 persen pada Pilpres 2019 sehingga Prabowo langsung mendeklarasikan kemenangan dan sujud syukur.
-
Siapa kakek Prabowo Subianto? Ia adalah cucu dari Raden Mas Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) 46 dan anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
-
Bagaimana Prabowo Subianto mencapai prestasi? sepanjang kuartal akhir 2023, Prabowo terlibat aktif dalam sejumlah proyek penting. Yang paling menonjol adalah inisiatif sumur bor yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
-
Siapa ajudan Prabowo Subianto? Pada masa kampanye pilpres beberapa waktu lalu nama Mayor Teddy mendadak naik daun. Ia diketahui merupakan abdi negara yang bertugas sebagai ajudan pribadi Prabowo Subianto. Selain Mayor Teddy, sosok Rajif Sutirto juga ikut viral di masa kampanye pilpres beberapa waktu lalu. Laki-laki yang bertugas sebagai Komponen Cadangan (KC) TNI ini juga menjadi ajudan pribadi Prabowo Subianto bersama Mayor Teddy.
-
Siapa yang operasi Prabowo? Tim dokter itu diketuai oleh Brigjen TNI Purn dr Robert Hutauruk.
-
Dimana Prabowo Subianto berprestasi? Salah satunya, di Desa Suro, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, misalnya, Menhan Prabowo meresmikan 16 titik sumur bor sebagai bagian dari upaya Satuan Tugas Air Universitas Pertahanan RI (Unhan RI).
"Padahal, tak ada bukti autentik dan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan kepada khalayak luas sampai saat ini," jelas Umbas kepada wartawan, Kamis (9/5).
Umbas melanjutkan, isu setan gundul ini memberi bukti bahwa ada upaya pembisik yang selalu mendorong Prabowo mengambil langkah grasa grusu, bahkan berujung hoaks.
"Kita tentu prihatin, mengingat Prabowo sebagai tokoh bangsa yang dalam 10 tahun ini mengikuti Pilpres, walau gagal, justru dimanfaatkan atau bahkan dicelakai segelintir kelompok ABS alias Asal Bapak Senang," jelas Ketua Umum Arus Bawah Jokowi itu.
Umbas berharap, Prabowo segera sadar bahwa dia mungkin sedang 'dicelakai' kelompok ABS ini. Jangan sampai Prabowo terjerumus lebih jauh oleh hasutan-hasutan para pihak tertentu.
"Rakyat pasti menaruh hormat, jika Prabowo berani dengan tegas dan lantang, menolak bisikan-bisikan yang menodai demokrasi. Prabowo tentu bisa menjadi negarawan dan akan dicatat dalam sejarah jika segera keluar dari dekapan setan gundul yang menyesatkan ini," tutup Umbas.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua Umum Partai Gerindra itu menegaskan bahwa Jokowi sosok yang pekerja keras.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengaku diyakinkan oleh anak-anak muda Partai Gerindra untuk menerima tawaran bergabung dengan pemerintahan Jokowi.
Baca SelengkapnyaAlasan pindah dukungan, usai melihat debat ketiga Pilpres 2024 adanya serangan personal kepada Prabowo.
Baca SelengkapnyaSetelah terpilihnya Jokowi menjadi orang nomor satu di Indonesia, lalu mengajak Prabowo ke dalam susunan kabinet.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengaku banyak yang menghina dirinya sebagai capres cuma bisa joget
Baca SelengkapnyaPrabowo mengaku menjadi saksi bahwa Jokowi selalu bersikap membela rakyat Indonesia, terutama rakyat kecil.
Baca SelengkapnyaMenurut Prabowo, jika dalam tim sepakbola, Prabowo dan timnya masuk ke tim Jokowi.
Baca SelengkapnyaNusron menyampaikan istilah cebong dan kampret bukan dicetuskan Jokowi ataupun Prabowo.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, persaingan di dalam kompetisi hal yang wajar tetapi tidak boleh berujung permusuhan.
Baca SelengkapnyaSuara Prabowo Subianto diduga bisa gembos karena ditinggal PKB
Baca Selengkapnya