Kubu Prabowo klaim selisih elektabilitas dengan Jokowi hanya 6-11 persen
Merdeka.com - Tim capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mengaku telah melakukan survei internal. Hasilnya, elektabilitas Prabowo dan capres nomor urut 01, Joko Widodo tidak terpaut jauh.
Direktur Media dan Komunikasi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Hashim Djojohadikusumo menyebut selisih elektabilitas antara Prabowo dan Jokowi hanya 6-11 persen. Dia menampik beberapa hasil lembaga survei yang menempatkan Jokowi-Ma'ruf unggul 20 persen.
Dalam konferensi pers di posko pemenangan Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Hashim mengatakan survei tim internal ini dilakukan di seluruh Indonesia dan melibatkan 2.000 partisipan.
-
Apa klaim Prabowo tentang dirinya dan Jokowi? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan. Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Kenapa Prabowo-Gibran dianggap punya elektabilitas tinggi? Menurut Pradana, salah satu hal yang disorot oleh The Economist adalah terkait elektabilitas Prabowo-Gibran karena komitmen keberlanjutan terhadap berbagai program Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terus digaungkan keduanya.
-
Kenapa elektabilitas Prabowo naik? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilkada? Prabowo tak mempermasalahkan jika rekan satu koalisi harus bersebrangan saat Pilkada.
-
Suara apa yang diraih Prabowo-Gibran di Sulawesi Utara? Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengesahkan suara pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul di wilayah Sulawesi Utara. Prabowo-Gibran meraup 1.229.069 suara. Hal ini berdasarkan hasil rapat rekapitulasi wilayah Sulawesi Utara yang digelar di kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (14/3).
"Survei internal selisihnya 6 sampai 11 persen, (melibatkan partisipan) 2000 orang. Kalau yang itu, survei yang bilang Jokowi unggul 20 persen itu saya enggak percaya. Mereka semua prediksi Ahok menang 1 putaran kan. Semua tanpa kecuali. Udah lah pesan sponsor itu," kata Hashim, Jumat (19/10).
Kemarin, Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno juga mengutarakan hal sama. Dia mengklaim hasil surveinya bersama Prabowo Subianto sudah ada peningkatan. Dia menyebut kerja kerasnya selama dua bulan ini menunjukkan hasil yang positif.
"Tentunya kita harus kerja lebih kuat lagi. Pengalaman di Pilkada DKI 2017, seluruh survei tidak ada yang menyatakan hasilnya seperti itu (memenangkan Anies-Sandi), tapi survei internal kami terbukti ada yang paling akurat," katanya di Rumah Djoeang, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, 18 Oktober 2018.
Dia menjelaskan bukti akurat survei yang dilakukan timnya disebabkan masyarakat yang menjadi objek survei mencapai jutaan. Bukan hanya menarik sampel yang mewakili semua orang.
"Kita memakai data internal, data tersebut sedikit sekali melesetnya, dan kita harus lebih kerja keras lagi bekerjanya 177 hari, fokusnya di ekonomi, lapangan pekerjaan, biaya hidup dan kita hadir memberi solusi tidak memecah belah bangsa," tutur mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu.
Sebelumnya, tiga hasil lembaga survei menunjukkan selisih elektabilitas Jokowi dan prabowo cukup jauh. LSI Denny JA melakukan survei dengan metode multistage random sampling pada 1.200 responden. Waktunya 12-19 Agustus 2018 lalu. Metode yang digunakan dengan wawancara tatap muka. Margin of error dalam survei ini kurang lebih 2,9 persen. Jokowi-Ma'ruf 52,2 persen, Prabowo-Sandi di angka 29,5 persen. 18,3 persen rahasia atau belum memutuskan.
Survei Indikator menunjukkan, pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin unggul atas rivalnya pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo dan Sandiaga Uno. Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf mencapai 57,7 persen. Sedangkan Prabowo-Sandi 32,3 persen.
Alvara Research Center juga pernah merilis hasil survei nasional. Hasilnya pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul 53,63 persen dibanding Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 35,2 persen.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pergerakan akar rumput Ganjar-Mahfud nyaris tidak ada
Baca SelengkapnyaPasangan Ganjar-Mahfud kini berada juru kunci dengan elektabilitas 15,3 persen.
Baca SelengkapnyaElektabilitas PDIP masih menjadi jawara, diikuti Gerindra, Golkar dan PKB.
Baca SelengkapnyaKejutan hasil survei Litbang Kompas membuat Pilpres 2024 semakin seru, sehari jelang debat perdana pada 12 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaLembaga Survei Indonesia (LSI) merilis survei terbarunya tentang elektabilitas para bakal Capres di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaJika disandingkan menjadi tiga capres, nama Prabowo juga tetap mengungguli Ganjar, dan Anies yang ada di posisi akhir.
Baca SelengkapnyaAdjie menjelaskan faktor merosotnya suara Ganjar-Mahfud lantaran blunder kubu Ganjar yang kerap menyerang Jokowi belakangan ini.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA merilis Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berada di urutan teratas dengan 42,9%.
Baca SelengkapnyaPendukung Gerindra solid mendukung Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaHasil survei LSI Denny JA menunjukkan elektabilitas Prabowo lebih unggul dari Ganjar.
Baca SelengkapnyaHasto menyampaikan, di Jawa Tengah pihaknya optimis bisa meraup suara untuk Ganjar-Mahfud sebesar 62 persen.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dengan elektabilitas 53,4 persen.
Baca Selengkapnya