Kubu Sudding beberkan bukti diminta mahar oleh kubu OSO untuk maju Pilbup Siak
Merdeka.com - Wasekjen DPP Hanura Wilayah Papua Barat, Yan Mandenas, blak-blakan ihwal Oesman Sapta Odang (OSO) yang meminta uang mahar untuk pencalonan sebagai kepala daerah. Yan yang juga seorang pendiri Hanura di Papua, mengajukan diri sebagai bakal calon Bupati Kabupaten Biak.
"Saya bertemu OSO berulang kali, meminta kebijakan untuk kader Hanura itu dan saya juga sebagai pendiri partai kalau bisa tidak dikenakan mahar partai. Supaya saya bisa menggunakan 2 kursi Hanura," kata Yan di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Kamis (18/1).
Dia berulang kali menghubungi OSO maupun lewat pertemuan langsung. Namun, hasilnya nihil. OSO malah meminta uang Rp 350 juta untuk satu kursi. Sementara dia butuh dua kursi, sehingga harus menggelontorkan uang Rp 700 juta kepada OSO.
-
Siapa yang diminta membayar pungutan Rp10 juta? Miris, seorang warga yang hidup di bawah garis kemiskinan di Desa Kendayakan, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, batal menerima bantuan bedah rumah dari pemda setempat.Bukan tanpa alasan warga bernama Ahmad Turmudzi (49) itu tidak jadi mendapatkan bantuan renovasi. Sebab, agar perbaikan bisa dilaksanakan dirinya diduga harus membayar uang pungutan sebesar Rp10 juta.
-
Siapa yang memberikan sedekah 2 miliar? Di sisi lain, April juga kembali mendapat cibiran dan hujatan ketika ia memamerkan sang suami yang baru saja memberikan sedekah dengan nominal 2 miliar.
-
Siapa yang menawarkan uang ke Ganjar? Ganjar lalu bercerita saat dirinya sempat didatangi seseorang dan ditawari uang usai memperingati agar tak ada lagi setoran.
-
Siapa yang dituntut? Seorang pria Inggris dihukum hampir 20 tahun penjara karena menggunakan kecerdasan buatan untuk mengubah foto asli anak-anak menjadi gambar pelecehan seksual yang menjijikkan.
-
Siapa yang memberikan uang saku kepada Pratama Arhan? Arhan adalah sosok yang berperan penting dalam timnas Indonesia, dengan keahlian khusus dalam lemparan jauh.Setiap kali dipanggil untuk bermain bersama timnas Indonesia, Arhan selalu diberikan uang saku.
-
Siapa yang meminta anggaran Rp20 triliun? Jelang rapat, Menteri HAM Natalius Pigai sempat dicecar terkait permintaan anggaran Rp20 triliun.
Yan juga mengatakan, proses keluarnya rekomendasi melalui keputusan OSO pribadi. Semuanya bakal calon kepala daerah harus bertemu OSO lebih dahulu.
"Saya tidak dikasih kebijakan itu, dalam bentuk lisan tertulis, saya ketemu OSO. Bicara berkali-kali, di rumahnya, di kantor DPD, di kantor DPD dua kali, yang pertama saya ketemu di gedung nusantara II, yang ke dua saya ketemu di ruangannya sendiri, yang ke tiga saya ketemu di rumahnya, yang ke 4 saya cari dia ke City Tower, hampir 3 bulan saya cari," ungkapnya.
"Tapi saya ketemu bendahara untuk ambil surat keputusan untuk pencalonan saya di Biak. Itu saya diminta mahar, minta berapa, satu kursi Rp 350 Juta saya harus bayar. Dua kursi Rp 700 juta saya harus bayar," imbuhnya.
Yan tidak terima dengan hal itu dan akhirnya mengundurkan diri sebagai bakal calon pada 18 Desember 2017. Hal itu setelah bertemu dengan Sekjen Hanura Sarifuddin Sudding.
"Sebaiknya saya mundur sebagai calon bupati hari ini, dan saya diminta mahar itu, itu diminta terang-terangan," ujarnya.
Tak hanya itu, Yan menunjukkan bukti percakapan dengan Ketua DPP Hanura kubu OSO, Benny Rhamdani. Dalam percakapan itu terungkap, ada upaya permintaan uang muka. Percakapan itu melalui pesan singkat pada tanggal 11 Desember 2017.
"Pak Yan untuk kontribusi tidak ada penentuan nominal yang siap saja yang bisa dikirim sebelum rapat dimulai tks," tulis Benny kepada Yan.
"Iya bang soalnya kemarin waktu kami jumpa pak Benny Prananto (Wakil Bendahara Umum Hanura) beliau sampaikan kader maupun bukan kader tetap sama 350 perkursi sehingga sampai hari ini kami belum menyetor kontribusi bang," jawab Yan.
"Pak Yan Mandenas yang saya maksud adalah dana kontribusi awal katakanlah tanda jadi pak Yan Mandenas ke DPP agar surat tugas bisa diberikan kepada pak Yan tks," balas Benny.
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bawaslu Sumsel segera menyelidiki kasus tersebut dengan meminta klarifikasi terhadap yang bersangkutan.
Baca SelengkapnyaKPU Sumsel menetapkan jumlah dana kampanye para paslon tak lebih dari Rp226 miliar.
Baca SelengkapnyaPolres Pekalongan mengungkap kasus penipuan dengan modus penggandaan uang bermotif politik. Korbannya seorang caleg dari Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaDalam video disebutkan kejadiannya terjadi di Desa Sukarami, Kabupaten Muba, Sumatera Selatan pada Kamis (10/10).
Baca SelengkapnyaRohidin merupakan calon gubernur (Cagub) petahana yang diusung Partai Golkar, PKS, PPP dan Hanura.
Baca SelengkapnyaCak Imin menceritakan ada seorang kiai diberikan uang miliaran rupiah untuk mendukung salah satu pasangan capres dan cawapres.
Baca SelengkapnyaIkhsan pernah melakukan penelitian saat pemilihan Walikota Serang, Banten tahun 2013 dan mendapati salah satu calon membayar Rp5 miliar.
Baca SelengkapnyaFeru terbukti menerima uang Rp1,3 miliar dan mobil dari calon legislatif untuk membeli suara.
Baca SelengkapnyaUang perahu ini akan banyak ditemukan menjelang pemilu.
Baca SelengkapnyaUang itu disebut-sebut untuk keperluan pendaftaran bakal calon legislatif
Baca SelengkapnyaKPK menangkap Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah (RM) dalam kasus pemerasan dan gratifikasi di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu.
Baca SelengkapnyaBidang Profesi dan Pengamanan Polda Sulawesi Tenggara mengungkap fakta persidangan terbaru.
Baca Selengkapnya