Langkah Fahri Hamzah Dukung Keluarga Jokowi Dinilai Agar Gelora dan PKS Tampak Beda
Merdeka.com - Sikap politik Waketum Gelora, Fahri Hamzah, disorot lantaran mendukung keluarga Presiden Joko Widodo di Pilkada 2020. Eks Wakil Ketua DPR itu dianggap tidak kritis lagi terhadap Jokowi seperti dulu.
Pengamat politik, Ujang Komarudin, menilai sikap Fahri bisa saja bagian dari strategi politik Partai Gelora. Menurutnya, Gelora butuh dukungan pemerintah sebagai partai baru.
"Sikap FH tersebut bisa saja keterpaksaan karena Geloranya ingin merapat ke kekuasaan. Sebagai partai baru Gelora butuh dukungan pemerintah," kata Ujang, Selasa (29/9).
-
Bagaimana PKB menentukan sikap politik ke depannya? 'Di PKB mekanisme itu hanya satu pintu lewat Gus Muhaimin, sehingga nanti biasanya Gus Muhaimin langsung mengadakan rapat mengajak kami,' tuturnya
-
Mengapa Negara Serikat lebih rentan terhadap ketidakstabilan politik? Sistem negara serikat mungkin lebih rentan terhadap ketegangan politik antara pemerintah pusat dan negara bagian, serta antara negara bagian itu sendiri, yang dapat mengakibatkan ketidakstabilan politik atau konflik.
-
Bagaimana caranya untuk mengubah pandangan politik? Ada banyak cara bagi kita untuk merubah pandangan politik. Selain bisa membawa ke pesan positif, kita bisa membuat iklim politik menjadi lebih berwarna.
-
Bagaimana PDIP menentukan sikap politiknya? 'Memberikan usulan kepada Ibu Megawati Sukarnoputri selaku ketua umum PDIP pemegang hak prerogatif kongres untuk kemudian disanalah (Rakernas) PDIP akan menentukan sikap politiknya. Akan berada di dalam atau di luar pemerintahan,' ungkapnya.
-
Siapa yang menyatakan bahwa Koalisi Perubahan masih solid? Partai politik yang tergabung dalam Koalisi Perubahan menegaskan bahwa pihaknya tetap solid dalam menyikapi perkembangan politik usai pemungutan suara pada Pemilu 2024, 14 Februari lalu.
-
Bagaimana Prabowo melihat perbedaan koalisi? Prabowo tak mempermasalahkan jika rekan satu koalisi harus bersebrangan saat Pilkada.
Menurutnya, sikap tersebut dilakukan Fahri untuk pembeda dengan PKS, sebagai partai politiknya dulu. PKS kini tetap konsisten menjadi oposisi.
"Dan itu juga dilakukan untuk menjadi pembeda dengan PKS. Ketika PKS menjadi oposisi, maka Gelora akan ke pemerintah. Karena kedua partai itu beda pandangan," terangnya.
Dia menambahkan, suka tak suka, kini FH sudah berubah dan hal itu lumrah terjadi dalam politik. Ujang menyebut, konsistensi itu kadang sulit dipegang bagi para politisi.
"Politisi itu memang mudah berubah. Pagi tempe, siang kadang tahu. Sore kerupuk, malam kadang tahu bacem.Ucapan dan tindakannya kadang-kadang berubah sesuai dengan kepentingan," kata dia.
Sedangkan, pengamat politik, Adi Prayitno, menilai pilihan sikap politik Fahri sebagai tanda pembeda posisi Gelora dan PKS. Sehingga, wajar jika Fahri terlihat ramah dengan pemerintah.
"Fahri ingin membawa Gelora punya positioning berbeda dari PKS yang antipemerintah. Wajar jika belakangan Fahri dan pemerintah terlihat intim. Pemandangan langka terutama ketika Fahri jadi wakil ketua DPR," tuturnya.
Namun, kata Adi, Fahri punya risiko dari efek inkonsistensi politik seperti itu. Tuduhan balik ke Fahri sangat keras dan publik cepat memvonis. Sedikit saja pernyataan dan gerakan politik yang tak konsisten, pasti publik mencap aneh.
"Ini yang terjadi ke Bang Fahri. Wajar publik menghakimi seperti itu. Dulu melihat Fahri dan pemerintah seperti air dan minyak mustahil gabung. Sekarang, air dan minyak bisa nyatu dengan sikap fahri yang begitu," jelas Adi. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurutnya, semua pihak juga harus bersyukur sekarang, karena ketegangan seperti ini tidak terlalu besar.
Baca SelengkapnyaPeran Fahri Hamzah dalam dunia politik semakin terlihat ketika masa reformasi 1998 bergulir.
Baca SelengkapnyaKabar menteri NasDem dan PKB akan mundur dari kabinet Jokowi disampaikan Fahri lewat cuitan di akun X miliknya, Kamis (14/12).
Baca SelengkapnyaMenurut Fahri, bila ditarik ke belakang bahwa apa yang terjadi pada saat Pemilu 2014 dan 2019 merupakan sebuah kepingan ekstrem dalam konfigurasi pemilih.
Baca SelengkapnyaAnies mengaku tidak level menjawab tuduhan Fahri Hamzah.
Baca SelengkapnyaSemakin jelas bahwa selama ini, ada pihak yang teriak-teriak curang padahal dirinya sebagai pelaku kecurangan.
Baca SelengkapnyaSikap politisi PDIP saat ini berbeda dengan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaMundur demi memantapkan posisi sebagai oposisi dalam Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaFahri pun mengajak semua elemen bangsa untuk berkepala dingin dan fokus memilih dengan pertimbangan jauh ke depan.
Baca SelengkapnyaNamun, kata dia untuk membangun peradaban politik yang berpihak kepada kehendak rakyat.
Baca SelengkapnyaTak hanya itu, dia pun menyinggung soal Gibran yang menyebut nama Wakil Ketua Timnas AMIN Thomas Trikasih Lembong.
Baca SelengkapnyaDasco menilai, pernyataan Hashim bukan sebagai bentuk calon menter
Baca Selengkapnya