Lawan Isu Anti Islam dan PKI, Timses Jokowi Bakal Lebih Ofensif
Merdeka.com - Cap anti Islam dan PKI ke capres petahana Joko Widodo (Jokowi) masih membekas. Masyarakat Jawa Barat khususnya banyak percaya akan isu yang digulirkan pada Pilpres 2019.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Irma Suryani Chaniago mengatakan bakal lebih aktif mengkonter isu tersebut di masyarakat. Sebab isu PKI sangat membunuh karakter Jokowi.
"Sekarang waktunya kita melawan, untuk tidak lagi diam, untuk tidak lagi dianiaya, untuk tidak lagi dikriminalisasi," ujarnya di Posko Cemara, Jakarta Pusat, Jumat (14/12).
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Apa yang dibicarakan Jokowi dengan PKB? Menurut dia, Jokowi memuji raihan suara PKB dalam Pileg 2024.
Senada, Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir menyampaikan tidak lagi defensif menghadapi fitnah. Dia ingin timses lebih ofensif dalam menangani isu.
Irma menjelaskan, maksud Erick itu adalah agar ketika diserang dengan fitnah, tidak lagi cuma diam.
"Selama ini kami tidak menanggapi isu-isu yang dilontarkan kepada kami walaupun itu tidak dengan data tapi sekarang kita tidak lagi bisa diam. Kita sudah harus menyatakan kepada mereka bahwa itu salah dan ini data. Itu bohong dan ini datanya," jelasnya.
Serta, maksud ofensif itu bukan melawan dengan serangan balik lewat cara fitnah. Tapi dengan mempertimbangkan ambil jalur hukum.
"Kalai itu tidak dibenerin kalau hoaks fitnah itu tetap dilakukan, maka kita akan laporkan pada pihak yang berwajib dan kita akan bertarung di sana," ujarnya.
"Itu arti menyerang yang disampaikan pak ET. Bukan menyerang tanpa data membabi buta, kita tidak menggunakan hoaks, tidak menggunakan SARA, tidak menggunakan fitnah," tandas Irma.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Niat pensiun dari percaturan politik Tanah Air, Jokowi malah muncul kembali di Pilkada 2024 dengan 'open jastip' dukungan kepada calon kepala daerah.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator merilis Warga Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur cenderung mendukung Capres-Cawapres pilihan Jokowi.
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Ketua DPD Golkar Jawa Timur, M Sarmuji.
Baca Selengkapnya“PDIP perlu waspada, karena ‘Jokowi Effect’ di Pilpres itu pernah nyata terjadi,” ungkap Luthfi.
Baca SelengkapnyaTuduhan itu, diantaranya skenario tiga periode dan ingin merebut partai politik lain.
Baca SelengkapnyaHasto mengklaim mendapatkan pandangan tersebut ketika menemui masyarakat Jawa Tengah yang menyampaikan penilaiannya soal Jokowi.
Baca SelengkapnyaMenurut Cak Imin, dukungan para kiai dan ulama sudah semakin solid.
Baca SelengkapnyaJuru Bicara RIDO Herzaky Mahendra Putra mengingatkan, Jokowi merupakan sosok yang pernah memimpin Jakarta dan memiliki basis pendukung kuat.
Baca SelengkapnyaPada Pemilu 2019, PDIP meraup 5,77 juta suara atau 29,71 persen, sementara PKB di urutan kedua dengan 2,73 juta suara atau 14,04 persen.
Baca SelengkapnyaKontestasi politik di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) terus menjadi perhatian publik.
Baca SelengkapnyaDia mengungkapkan bahwa Jokowi sempat heran soal namanya ramai masuk Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaPernyataan Jokowi boleh mendukung capres menimbulkan sentimen negatif
Baca Selengkapnya