LIPI sebut Setya Novanto jadi ketum Golkar karena finansial
Merdeka.com - Pengamat politik dari LIPI, Syamsudin Haris mengatakan terpilihnya Setya Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) karena kekuatan uang. Setnov dinilai tak memiliki kapabilitas yang kuat untuk menjadi pemimpin partai sehelas Golkar.
"Kemampuan Setya dalam memobilisasi dana atau finansial, itu yang lebih dilihat ketimbang soal integritas dan etis," ungkap Syamsuddin usai menjadi pemateri dalam Seminar Nasional bertajuk 'Pemilu Nasional dan Pemilu Daerah' di Gedung PP Pemuda Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Rabu (18/5).
Syamsuddin yakin Golkar tak akan bisa bangkit selama dinakhodai pemimpin yang pernah terjerat kasus hukum.
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Siapa Ketua Umum Partai Golkar? Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bersilaturahmi dengan pimpinan ormas Hasta Karya atau pendiri, ormas yang didirikan, dan organisasi sayap partai berlambang pohon beringin, Minggu (6/8/2023).
-
Siapa yang memimpin Golkar? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo yang memimpin jalannya KTT di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/9).
-
Siapa yang akan menjadi pemimpin Golkar di masa depan? Selanjutnya Menko Airlangga mengatakan bahwa calon ASN yang direkrut tentu bisa mengisi posisi kunci sebagai future leaders dan memegang jabatan kritikal yang akan menjalankan birokrasi berkelas dunia dalam Visi Indonesia Maju 2045.
-
Siapa yang dikritik Golkar soal maju Pilgub DKI? Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menyindir, Anies Baswedan yang tengah mempertimbangkan maju kembali di Pemilihan Gubernur Jakarta.
"Kalau secara internal, mungkin bisa. Tetapi, secara elektoral justru tidak. Bagaimanna pun kita ketahui Pak Setya Novanto ini punya masalah, baik masalah etik, kasus hukum, yang tidak tuntas dan lain sebagainya. Tetapi itulah pilihan DPD-DPD seluruh Indonesia. Kita mau apa?," ujar dia.
Setelah terpilihnya Setya Novanto sebagai Ketua Umum, Aburizal Bakrie (ARB) langsung ditunjuk menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Golkar. Sementara Idrus Marham ditunjuk menjadi Sekretaris Jenderal, Nurdin Halid ditunjuk menjadi Ketua Harian. Menurut Syamsuddin, semua itu permainan mantan Ketua Umum Golkar, ARB.
"Oh, jelas. Ini kan skenario ARB, memposisikan Setnov sebagai ketum dan dia sebagai Ketua Dewan Pembina. Sebenarnya tidak ada yang berubah, hanya ganti ketua umum. Tetapi secara rezim, Golkar masih dipimpin oleh ARB. Apalagi posisi Dewan Pembina melampaui kewenangan ketua umum," jelasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sikap JK dinilai senior Golkar terkait munaslub tidak konsisten kepada Airlangga dan Setya Novanto.
Baca SelengkapnyaLuhut mengaku siap menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Dengan catatan, banyak kader Partai Golkar yang mendukungnya duduk di kursi ketum.
Baca SelengkapnyaBahlil mengakui dekat dengan pemerintah agar bisa mendapat relasi maupun akse
Baca SelengkapnyaKepemimpinan Airlangga diguncang melalui desakan Munaslub. Luhut didukung untuk maju di pemilihan Ketum.
Baca SelengkapnyaInternal Golkar kembali panas jelang Munas pemilihan ketua umum
Baca SelengkapnyaJK menegaskan untuk dapat menjadi Ketua Umum Partai Golkar perlu modal yang cukup banyak.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut, dilakukan Presiden Jokowi jauh sebelum Pemilu 2024 berlangsung
Baca SelengkapnyaAirlangga mengundurkan diri dari Ketua Umum Golkar.
Baca SelengkapnyaTermasuk, langkah Golkar dalam bergabung ke Koalisi Indonesia Maju bersama Partai Gerindra.
Baca SelengkapnyaPartai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menanggapi isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal jadi dewan pembina Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaJusuf Hamka mengakui keputusan mundur karena melihat pergolakan di Golkar yang berujung pengunduran diri Airlangga.
Baca SelengkapnyaTak menutup kemungkinan akan ada Munaslub apabila ada peristiwa besar di Partai Golkar.Reporter: Lisza Egeham
Baca Selengkapnya