LSI Denny JA: Publik tak ingin Pilpres buat rakyat terbelah seperti Pilkada DKI
Merdeka.com - Hasil survei LSI Denny JA menemukan sebagian besar publik tidak menginginkan kondisi masyarakat terbelah dengan adanya kontestasi pemilihan presiden 2019. Hal tersebut karena masyarakat pernah merasakan bagaimana kehidupan berbangsa seolah terbelah pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.
Dalam survei terbaru LSI, publik tidak menginginkan kasus yang terjadi di Pilkada DKI Jakarta terulang di Pilpres 2019. Sebanyak 72,5 persen responden menyatakan setuju tidak mau masyarakat terbelah seperti satu tahun lalu.
"Mayoritas publik yaitu sebesar 72,5 persen berharap bahwa kasus Pilkada DKI Jakarta 2016-2017 yang membelah publik Indonesia tak terulang kembali dalam Pilpres 2019," kata peneliti LSI Adjie Alfaraby di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (10/7).
-
Apa hasil Quick Count Pilkada DKI 2017? Hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memperoleh dukungan sebesar 58,5%, sedangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, mendapatkan dukungan sebesar 41,5%.
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Mengapa Pilkada DKI 2017 menarik perhatian? Pilkada DKI 2017 menjadi salah satu pemilihan kepala daerah yang menarik perhatian. Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Siapa yang menang Pilkada DKI 2017? Hasil resmi dari Pilkada DKI Jakarta 2017 menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan - Sandiaga Uno memenangkan pemilihan dengan perolehan suara 57,96%, mengalahkan pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat yang memperoleh 42,04%.
-
Hasil quick count Pilkada DKI 2017, siapa yang menang? Hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memperoleh dukungan sebesar 58,5%, sedangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, mendapatkan dukungan sebesar 41,5%.
-
Bagaimana Pilkada DKI 2017 dijalankan? Pilkada DKI Jakarta 2017 merupakan salah satu pemilihan kepala daerah yang paling menonjol dalam sejarah Indonesia karena berbagai dinamika politik dan sosial yang terjadi.
Kendati demikian, masih ada masyarakat yang setuju kasus seperti Pilkada DKI Jakarta terjadi. Sebesar 18,5 persen responden menyatakan tidak masalah soal pembelahan masyarakat. 9 persen sisanya menyatakan tidak tahu.
"Hanya 18,5 persen publik yang tidak mempersoalkan pembelahan publik yang terjadi pada Pilkada Jakarta 2017," imbuh Adjie.
Sekadar mengingatkan publik sempat terpecah karena pilihan politik pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu. Narasi publik ketika itu terbelah antara pendukung petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan antinya. Sentimen agama dan kesukuan juga memanas karena Ahok merupakan non muslim.
Survei nasional dilaksanakan setelah pergelaran Pilkada Serentak dari 28 Juni sampai 5 Juli. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan responden 1.200 orang. Survei memiliki margin of error kurang lebih 2,9 persen. Survei ini juga dilengkapi dengan focus group discussion, analisis media dan wawancara mendalam.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bawaslu menyebut, menurunnya partisipasi pemilih di Pilkada Jakarta harus menjadi refleksi bersama.
Baca SelengkapnyaMenurut KPU ada kemungkinan penurunan partisipasi pemilih ketimbang Pemilihan Presiden (Pilpres).
Baca Selengkapnyasurvei dilakukan Indikator Politik Indonesia dalam rentang 25 Agustus – 3 September 2023, menempatkan 1.200 responden.
Baca SelengkapnyaSebaliknya, persepsi publik yang tak mengkhawatirkan isu politik dinasti terjadi peningkatan. Jika semula 33,7 persen, kini menjadi 42,9 persen.
Baca SelengkapnyaMenurut Saidiman Ahmad, hal ini sejalan dengan penolakan publik untuk mengubah pemilihan presiden yang dipilih oleh MPR.
Baca SelengkapnyaMenurut Saidiman Ahmad, hal ini sejalan dengan penolakan publik untuk mengubah pemilihan presiden yang dipilih oleh MPR.
Baca SelengkapnyaDenny menjelaskan mayoritas publik ingin presiden yang bekerja untuk kepentingan, kesejahteraan, dan keadilan publik, bukan partai.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA mewanti-wanti potensi merosotnya kepercayaan publik kepada Prabowo Subianto akibat isu Pilkada oleh DPRD
Baca SelengkapnyaTerkait dengan angka 93,3 persen itu belum dapat dipastikan jika pemilih untuk tidak golput.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator: 68,6 Persen Publik Tak Setuju Pilpres 2024 Diulang Tanpa Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaData golput mengalami kenaikan pada Pilkada 2024 di 7 provinsi.
Baca SelengkapnyaAnies menjawab, bahwa saat ini partai politik tengah memutuskan diantara dua pilihan.
Baca Selengkapnya