LSI Denny JA sebut sentimen agama masih warnai pemilih di Jakarta

Merdeka.com - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, kembali merilis hasil survei Pilgub DKI Jakarta 2017. Dalam rilis bertajuk 'Berebut Suara Muslim,Polarisasi Agama, Etnik dan Gender dalam Pilkada Jakarta', LSI Denny JA menyampaikan hasil temuan tentang sentimen agama dalam pelaksanaan Pilgub DKI Jakarta 15 Februari 2017 nanti.

Hasilnya, mayoritas warga DKI Jakarta menganggap pentingnya Jakarta dipimpin oleh Gubernur yang mempunyai agama yang sama.

"Sebanyak 71,4 persen warga menganggap gubernur yang seagama itu penting, 27,2 persen menganggap tidak penting dan 1,4 persen tidak menjawabnya," kata peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa di Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (24/1).

Lebih lanjut Ardian menjelaskan, banyak warga DKI Jakarta yang menganggap sentimen agama penting semakin bertambah sejak survei pada Maret 2016 lalu. Kala itu, warga yang anggap kesamaan agama itu penting sebanyak 40 persen. Jumlahnya terus bertambah hingga pada Januari 2017 mencapai 71,4 persen.

"Dari sini dapat kita simpulkan sentimen agama merupakan variabel yang sangat menentukan menang dan kalahnya calon gubernur DKI Jakarta," kata Ardian.

Dia pun menjelaskan alasan trend sentimen agama semakin tinggi. Pertama pada September 2016 saat Ahok diduga salah menafsirkan surat AL Maidah ayat 51. Kedua, pada Oktober 2016 MUI mengambil sikap atas kasus Ahok dan menyatakan Ahok menistakan agama.

"Ketiga adanya aksi bela Islam pada akhir tahun 2016. Keempat Ahok ditetapkan sebagai tersangka pada bulan November dan Ahok menjalani peradilan pertama pada bulan Desember 2016," terang Ardian.

Terakhir peran sosial media sejak September 2016 - Januari 2017 memengaruhi sentimen agama.

"Peran sosial-media pro dan kontra Ahok menista agama," tutup Ardian.

Untuk diketahui LSI Denny JA mengadakan survei pada 5-11 Januari 2017 dengan metode survei multistage random sampling. Dalam survei ini melibatkan 880 responden yang diwawancarai tatap muka dengan menggunakan kuisioner. Sementara margin eror sebesar lebih kurang 3.4 persen.