LSI Sebut Airlangga Berpeluang Jadi Cawapres, Golkar Makin Pede
Merdeka.com - Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfaraby, menilai Airlangga Hartanto berpeluang menjadi calon wakil presiden (cawapres) meski elektabilitasnya rendah. Merespons pernyataan berdasarkan hasil survei ini, politikus Partai Golkar justru semakin yakin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu berpeluang maju sebagai calon presiden.
Plt Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Ace Hasan Syadzily menyatakan hasil survei LSI menunjukkan elektabilitas Airlangga merangkak naik. "Hal tersebut harus dibaca sebagai bentuk apresiasi masyarakat atas kinerja Pak Airlangga Hartarto sebagai Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)," kata Ace kepada wartawan, Jumat (18/6).
Menurut Ace, hasil survei itu menunjukkan Airlangga semakin berpeluang maju di Pilpres 2024. "Kami semakin yakin bahwa Pak Airlangga sangat berpeluang besar untuk memenangkan pemilihan presiden pada tahun 2024 Nanti. Sebagai tokoh politik yang baru disebut-sebut sebagai calon presiden, Pak Airlangga sangat potensial untuk menjadi presiden. Selain karena kinerjanya semakin diapresiasi masyarakat, perlahan-lahan upaya sistematis yang dilakukan para kader Partai Golkar di berbagai tingkatan sudah semakin terihat hasilnya," beber Ace.
-
Siapa yang disebut bakal jadi cawapres Anies? Nama Yenny sebelumnya disebut sebagai bakal calon wakil presiden untuk mendampingi Anies Baswedan.
-
Siapa yang ingin Airlangga memimpin Golkar? Kendati begitu, mayoritas pengurus dan kader Partai Golkar menginkan Airlangga melanjutkan kepemimpinannya.
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Siapa yang diprediksi unggul dalam Pilkada Jateng? Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan, mengungkapkan alasan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep unggul karena adanya pengaruh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? 'Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar,' ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. 'Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar),' tuturnnya.
-
Apa prestasi Airlangga di Golkar? 'Prestasi AH (Airlangga Hartarto) yang bisa naikkan elektabilitas Golkar tak bisa dibantah,' ujar Pengamat Politik Adi Prayitno, Jumat (29/3).
Bahkan, Ace menyebut pihaknya yakin Airlangga dapat meraih kursi RI 1. "Kecenderungan yang positif dari semakin merangkaknya elektabilitas Pak Airlangga dalam Pilpres menjadikan kami semakin optimis bahwa Pak Airlangga dapat menduduki kursi RI 1," ungkapnya.
Golkar memastikan akan terus memasifkan sosialisasi Airlangga agar elektabilitasnya terus menanjak. "Pak Airlangga sebagai Ketua Umum Partai Golkar memiliki tiket untuk dapat maju sebagai calon presiden dibandingkan nama-nama populer lainnya. Kami akan terus berjuang menyosialisasikan Pak Airlangga kepada masyarakat agar elektabilitasnya semakin tinggi," pungkasnya.
Sebelumnya, LSI menyebut Airlangga bisa menjadi daya tarik bagi pemilih bila popularitasnya naik. Menurut Adjie Alfaraby, bila popularitas Airlangga di atas 80 persen maka ada potensi kenaikan elektabilitas.
"Walaupun kita menyadari kenaikan elektabilitas itu harus didukung juga dengan kenaikan atau konsistensi kesukaan, atau tingkat penerimaan Airlangga di publik juga harus tinggi, jadi komplikasinya popularitasnya kecil, elektabilitasnya kecil, namun punya potensi untuk naik," ucapnya memaparkan hasil survei 3 king/queen maker Pilpres 2024 dan komplikasinya, Kamis (17/6).
Di sisi lain, kata Adjie, meski tingkat popularitas dan elektabilitas Airlangga rendah, namun untuk posisi cawapres bisa menjadi pertimbangan. Sebab, terkadang pertimbangan posisi cawapres tidak berkaitan dengan elektabilitas.
"Misalnya kejadian ini sering terjadi di Pilpres 2019 kita lihat masuknya Ma'ruf Amin sebagai Wakil Presiden Pak Jokowi itu bukan karena pertimbangan elektabilitas, karena waktu itu Pak Ma'ruf elektabilitasnya masih rendah atau Pak Boediono ketika 2009 ketika menjadi Wakil Presiden Pak SBY bukan karena pertimbangan elektabilitas," tuturnya.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Delvira Hutabarat
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berpotensi menggantikan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto sebagai cawapres 2024.
Baca SelengkapnyaPeluang Ridwan Kamil di Jakarta tetap ada walaupun diakui elektabilitasnya belum optimal.
Baca SelengkapnyaAirlangga mengatakan, elektabilitas paslon Prabowo-Gibran terus mengalami tren kenaikan.
Baca SelengkapnyaSelisih Golkar dan juara bertahan PDIP hanya tipis
Baca SelengkapnyaAirlangga menyatakan, hasil survei keluar sebelum para calon resmi mendaftar.
Baca SelengkapnyaJelang diskusi GMPG yang digelar di Restoran Pulau Dua Senayan, Jakarta Pusat, diwarnai kericuhan oleh belasan orang yang mengaku dari AMPG.
Baca SelengkapnyaNama Politikus Golkar Airin Rachmi Diany unggul dengan elektabilitas tertinggi sebagai bakal calon Gubernur Banten 2024.
Baca SelengkapnyaBakal Capres Ganjar Pranowo hingga kini belum memutuskan siapa yang akan diambil menjadi cawapres di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMenko Perekonomian itu tak menyebutkan berapa persen raihan suara yang diperoleh partainya.
Baca SelengkapnyaMunas Partai Golkar rencananya bakal digelar Desember 2024.
Baca SelengkapnyaIcal tetap berpegang pada keputusan Rapat Pimpinan Nasional partainya yakni memajukan Airlangga.
Baca SelengkapnyaPartai Golkar meraih 23.208.654 atau 15,28 persen suara di Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya