Maghrib yang menentukan bagi Ma'ruf Amin

Merdeka.com - Keputusan bakal calon Presiden petahana Joko Widodo memilih Rais Aam PBNU yang juga Ketua MUI KH Ma’ruf Amin mengejutkan sejumlah pihak. Semula, pandangan publik tertuju pada sosok mantan Ketua MK yang juga anggota dewan pengarah BPIP Mahfud MD. Bahkan, Mahfud sudah menyiapkan semua persyaratan yang diminta untuk mendampingi Jokowi. Namun peta politik berubah. Jokowi dan koalisi sembilan ketua umum partai politik memutuskan nama Ma'ruf Amin sebagai cawapres.

Sejak Kamis (9/8) pagi hingga sore, tidak ada yang menghubungi Ma’ruf Amin. Dia dipilih sebagai bakal cawapres oleh Jokowi di menit-menit akhir jelang deklarasi.

Petang, sekitar pukul 18.00 WIB, Pratikno menghubunginya melalui sambungan telepon. Bukan menawarkan sebagai bakal Cawapres utama, melainkan hanya alternatif.

"(Ditelpon) sekitar yaaa maghrib lah oleh Pak Setneg. Sebelumnya kan ditanya saya mau enggak jadi Cawapres alternatif, apa siap. Baru alternatif itu," kata Ma’ruf.

Ditanya seperti itu, Ma’ruf menyatakan kesiapannya. Alasannya, setiap anak bangsa harus menyanggupi permintaan negara. Usai memberi jawaban itu, Ma’ruf tidak ada firasat bakal dipilih Jokowi.

Di terkejut saat Jokowi dan sembilan ketum parpol mengumumkan namanya di restoran Plataran, Menteng. Meski begitu, dia mengaku sempat berpikir adanya isyarat-isyarat tertentu.

"Isyarat-isyarat ada.. hahaha.. sebelah sini ada sebelah sini ada hahahaha ini kayaknya ngarahnya ke Pak Kiai nih, ngarah baru ngarah,” ujarnya terkekeh.

Disinggung mengenai komunikasinya dengan Mahfud MD, dia mengaku cukup baik. Namun dia enggan berkomentar lebih lanjut.

Sebelum Ma’ruf Amin dideklarasikan, nama Mahfud MD justru yang santer menjadi bakal Cawapres terkuat.

"Ya kandidat Wapres itu kan ada 10 jadi saya harus menemui 10 nya ya kan begitu," ucapnya.