Mahfud MD prediksi hanya ada dua poros di Pilpres 2019
Merdeka.com - Dinamika politik jelang Pilpres 2019 terus bergulir. Muncul wacana poros ketiga, namun banyak yang meragukan bisa terwujud. Saat ini capres yang telah menyatakan diri maju baru Prabowo Subianto dan Joko Widodo.
Ditanyai tanggapannya soal dinamika menjelang konstestasi politik lima tahunan ini, pakar hukum Mahfud MD memprediksi hanya akan muncul dua poros pada Pilpres mendatang.
"Dugaan saya poros itu akan, dugaan ya namanya dugaan, cuma berdasar pikiran rasional saja. Dugaan saya poros akan tetap dua," jelasnya ditemui di Kantor PARA Syndicate, Petogogan, Jakarta Selatan, Kamis (19/4).
-
Apa sistem pemilu presiden 2004? Pemilu 2004 adalah pemilu yang bersejarah bagi Indonesia. Karena untuk pertama kalinya, rakyat dapat memilih langsung presiden dan wakil presiden mereka, tanpa campur tangan dari lembaga perwakilan.
-
Bagaimana Pilkada sebelum tahun 2005? Sebelum adanya sistem pemilihan langsung, pemilihan kepala daerah diangkat oleh presiden atau dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
-
Siapa yang jadi presiden pasca pemilu 2004? Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla memenangkan pemilu ini dengan 60,62% suara, mengalahkan pasangan Megawati Soekarnoputri dan Hasyim Muzadi yang mendapatkan 39,38% suara. Pasangan ini kemudian dilantik sebagai presiden dan wakil presiden keenam Indonesia pada 20 Oktober 2004.
-
Apa yang Mahfud lakukan setelah Pilpres 2024? 'Karena kontestasi sudah selesai, pilpres sudah selesai, saya melakukan normalisasi kehidupan karena sekarang sudah tidak ada lagi, saya hadir lagi ke UB hari ini dan untuk seterusnya, setiap diundang, asal tidak berbenturan pasti datang, pasti datang,' ujar Mahfud
-
Apa yang Mahfud MD soroti di Debat Cawapres? Dalam kesempatan Debat Capres dan Cawapres yang berlangsung pada Minggu (21/01/2024) lalu, cawapres nomor urut 03 yaitu Mahfud MD soroti deforestasi hutan di Indonesia yang mencapai 12,5 juta hektare.
-
Bagaimana sistem pemilu legislatif 2004? Pemilu untuk memilih Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dilaksanakan dengan sistem perwakilan berimbang (proporsional) dengan sistem daftar calon terbuka. Partai politik akan mendapatkan kursi sejumlah suara sah yang diperolehnya.
Dia memprediksi ada kemungkinan Prabowo tak maju menjadi capres. Namun demikian, dia tak tahu persis apakah hal itu akan terjadi atau tidak.
"Gatot sebagai saingan (Jokowi) saya kira, saya kira Prabowo tidak. Saya kira ya, tapi saya ndak tahu," ujarnya.
Mahfud mengatakan di era demokrasi saat ini sangat bagus ada poros ketiga. Tapi itu juga tergantung dinamika politik yang berkembang ke depan.
"Dilihat dari perkembangan demokrasi ya bagus saja adanya poros ketiga itu. Karena harus membandingkan di masa lalu sebelum reformasi orang enggak bisa ajukan poros tandingan apalagi sampai ketiga. Dua aja enggak pernah ada, 32 tahun enggak boleh," jelasnya.
"Sekarang kan bisa. Zaman reformasi ini kita sudah pernah punya lima pasangan pada Pilpres 2004. Sekarang poros ketiga, silakan. Tetapi apakah itu bisa atau tidak tergantung terhadap dinamika poltik," sambungnya.
Kemungkinan munculnya Gatot Nurmantyo sebagai capres dari poros kedua karena saat ini yang bersangkutan mulai menggalang kekuatan dan banyak disuarakan di tingkat bawah. Gatot juga selalu menyatakan kesiapannya maju dalam Pilpres 2019.
"Sementara Prabowo sendiri enggak pernah membantah bahwa kemungkinan dia itu tidak (maju). Enggak pernah membantah dia. Sedangkan Gatot selalu mengatakan saya siap dan yang mendukung juga muncul," kata mantan Ketua MK ini.
Kemungkinan muncul poros ketiga sangat kecil. PKS dan Gerindra bisa menjadi satu paket. Sedangkan Demokrat bisa satu poros dengan PKB dan PAN.
"Tapi kemungkinan sangat kecil, saya kira dua," tambahnya.
Jika Gatot maju, peluang cawapresnya kemungkinan dari alumni demonstran 212. Mahfud mengatakan banyak alumni demonstran 212 menyebut Gatot layak didampingi Anies Baswedan atau TGB Zainul Majdi.
"Saya ndak tahu, tapi spekulasi yang muncul di luar kan sudah ada garisnya. Kelompok yang, maaf, mungkin basis massa 212 sudah nyebut-nyebut nama Gatot dengan Anies, Gatot dengan Tuan Guru Bajang. Itu yang disebut-sebut tapi masih sangat dinamis ya," sebutnya.
Mahfud menambahkan masih ada waktu tiga bulan sampai dibuka pendaftaran pada 4 Agustus mendatang. KPU akan membuka pendafataran capres-cawapres sampai 10 Agustus. Dan berbagai perubahan masih bisa terjadi sampai di detik terakhir pendaftaran.
"Namanya politik, kalau hitung-hitungannya sudah macet oh gini kesimpulannya, (kemudian) bisa berbalik," tutupnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mengaku partainya terbuka untuk membahas kemungkinan terbentuknya dua poros di Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaEriko menjelaskan, apabila sudah ada calon presiden yang mencapai elektabilitas 40 persen, maka terbuka peluang besar pasangan calon hanya mengerucut dua poros.
Baca Selengkapnya"Wacana dua poros sampai saat ini sepertinya masih akan sulit diwujudkan,"
Baca SelengkapnyaMahfud mengusulkan agar simulasi dilakukan dengan 4 paslon.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo menilai apapun bisa terjadi sebelum ditetapkan KPU.
Baca SelengkapnyaArsjad menegaskan, tidak ada pembahasan duet Ganjar dan Prabowo di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaNasDem memandang mustahil dengan adanya tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Pilpres 2024 bisa berjalan hanya satu putaran.
Baca SelengkapnyaSebab, ketiga Capres masih berpeluang kalah dan hanya dua Capres yang berpeluang masuk putaran kedua
Baca SelengkapnyaIa tak mau berkomentar tentang dirinya dalam pemilihan presiden mendatang di dalam kampus.
Baca SelengkapnyaKeempat daerah itu adalah Kabupaten Musi Rawas, Empat Lawang, Ogan Ilir, dan Ogan Komering Ulu Timur.
Baca SelengkapnyaAkhmad Syaikhu mengaku tidak ingin kejadian pada Pilpres 2019 terulang lagi, di mana terjadi polarisasi di masyarakat.
Baca SelengkapnyaMuhadjir menerangkan, alasan Pilpres sebaiknya satu putaran karena pertimbangan biaya yang begitu besar.
Baca Selengkapnya