Maju Jadi Caleg, Tukang Sampah di Malang Sempat Tak Dapat Restu Istri dan Ibu
Merdeka.com - Keputusan tukang sampah Dwi Hariyadi maju sebagai calon legislatif (caleg) DPRD Kota Malang mengagetkan banyak orang, bahkan keluarganya sendiri. Ibu kandungnya yang tinggal di Paiton, Probolinggo sempat tidak percaya saat dikabari tentang rencana anaknya itu.
"Awalnya sih tidak mendukung, termasuk ibu saya di Probolinggo. Akhirnya saya datangi ke sana, saya jelaskan," kata Dwi Hariyadi kepada merdeka.com di rumahnya, Jalan Danau Rawa Pening H5F-7 RT 02 RW 14 Kelurahan Madyopura, Kota Malang.
Saat itu, ibunya menganggap keinginan Dwi sebagai sesuatu yang tidak mungkin dan sulit diwujudkan. Karena usahanya menjadi guru (PNS) saja selama ini hanya sebagai guru bantu. Apalagi Ingin menjadi anggota DPRD, dianggap jauh lebih berat.
-
Apa yang membuat guru kesulitan? Viral, Video Guru Susah Sebut Nama Muridnya: Ini Bacanya Gimana ya? Sang guru kesulitan menyebut nama muridnya. Zaman semakin berkembang, nama-nama anak sekarang juga semakin unik dan terkadang sulit untuk diucapkan.
-
Kenapa orang tua Gigih Indah menghalangi impian nya? Walaupun orang tua menghalangi sekalipun, namun mereka tetap gigih mengejar impian mereka.
-
Apa yang sulit bagi Ibu Persit di Wamena? Hal yang membuat ibu Persit tersebut kesulitan adalah saat dirinya harus menggunakan kompor dari minyak tanah.
-
Kenapa Nia merasa mendampingi anak belajar tidak mudah? Nia Merasa Dampingi Anak Sedang Belajar Tidak Mudah Ini adalah momen ketika Nia memberikan dukungan kepada adik bungsu Magika saat sedang belajar. Nia menyadari bahwa ini adalah saatnya untuk bersabar, karena mendampingi anak belajar tidaklah mudah.
-
Bagaimana guru mengatasi kesulitannya? Dalam video, guru laki-laki itu memperlihatkan nama muridnya Revaveroesy Veisaqireina Mulawarman. “Hi guys, nomor 19 bacanya gimana ya?“ katanya dalam video, diunggah akun Twitter @kegblgnunfaedh, pada Selasa (1/8). Saat sang guru kesulitan kesulitan menyebut nama muridnya. Murid-muridnya yang ada di dalam kelas sontak tertawa.
-
Siapa yang merasakan sedihnya ibu? Anak-anak memiliki tingkat sensitivitas emosional yang sangat tinggi, terutama terhadap perasaan ibu mereka. Mereka secara alami dapat mendeteksi perubahan emosi dan energi yang dirasakan oleh orang tua. Ketika kamu mengalami kesedihan atau kemarahan, anak-anak akan merasakan ketidaknyamanan tersebut dan berusaha untuk meringankan perasaanmu.
"Kamu ini bermimpi ya, kok moro-moro (tiba-tiba) daftar DPRD. Guru (PNS) saja sulit, kok moro-moro daftar DPRD," katanya.
Dwi pun menjelaskan dan memberi pengertian kepada ibunya soal niatnya itu, termasuk tentang kemungkinan dipilih atau tidak. Ia pun mengantongi restu untuk melanjutkan pencalonannya itu.
Sikap serupa juga ditunjukkan oleh istrinya, Sundari. Kalau Sundari lebih pada kekhawatiran, tentang DPRD sebagai pekerjaan penuh risiko, apalagi di Kota Malang banyak ditangkap oleh KPK karena kasus korupsi.
"Karena mendengar yang kemarin, khawatir-khawatir saja. Istri dan keluarga akhirnya menerima dan mengizinkan, ya saya berangkat," tegasnya.
Tidak hanya keluarga yang kaget, teman-temannya juga dibuat kaget dengan keputusan pencalonannya itu. Teman-teman sempat mengklarifikasi untuk sekadar menanyakan kebenaran kabar tersebut.
"Begitu teman dengar, kaget semua. Akhirnya dengan kekagetannya diberitakan pada yang lain-lainnya. Akhirnya banyak yang tahu, semua kaget," jelasnya.
Teman-temannya itu yang kemudian banyak membantu menyebarkan alat peraga kampanyenya. Kemudian di antara mereka kerap mengajaknya ke pertemuan-pertemuan warga di lingkungannya tanpa mengeluarkan biaya.
"Sering diundang, sosialisasi di pertemuan, pertemuan apa saja, dikasih waktu sambutan, karena dekat dengan saya saja," katanya.
Dwi Hariyadi (47) bekerja sebagai tukang sampah di lingkungan RW 14 Kelurahan Madyopuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Ia maju dari Partai Keadilan Sejatera (PKS) dan mendapatkan nomor urut 9 di Daerah Pemilihan (Dapil) Kedungkandang, Kota Malang.
Selain sebagai tukang sampah, Dwi selama ini juga menjadi Danton Hansip di Kelurahan dan guru bantu Bahasa Inggris di sebuah Sekolah Dasar (SD). Ia juga sudah biasa terlibat dengan kegiatan-kegiatan sosial di lingkungan.
"Kalau ada orang repot (punya hajat) atau terkena musibah, saya mesti datang, ikut membantu. Entah dibayar atau tidak. Kegiatan masjid, kegiatan Linmas terlibat. Orang sudah sangat mengenal, begitu saya Nyaleg mereka sudah tahu," kata dia.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Semasa kecil hingga masa pendidikan, dia getol berlatih demi menjadi anggota Korps Bhayangkara.
Baca SelengkapnyaIdia harus rela kehilangan kesempatan untuk bersekolah lantaran kondisi keuangan keluarganya yang pas-pasan.
Baca SelengkapnyaKisah perjuangan seorang wanita dari kecil berjualan demi memenuhi kebutuhan hidup. Hingga kini telah sukses memiliki toko sendiri.
Baca SelengkapnyaAjudan Jokowi Kompol Syarif menceritakan kisahnya saat ia berkali-kali daftar TNI dan ditolak.
Baca SelengkapnyaSeorang pemulung asal Palembang harus hidup di jalan padahal memiliki keluarga yang kaya raya.
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda menceritakan kisah almarhumah ibunya yang ditolak disholatkan di masjid karena profesinya viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaPerjuangan kerasa seorang petugas sampah bernama Pandi untuk menjadi seorang polisi menjadi kenyataan.
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda asal lereng Gunung Lawu yang hidup pas-pasan bahkan sampai diusir dari kontrakan kini sukses dan jadi calon presiden di tahun 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaMenurut mantan Wali Kota Surabaya ini, memimpin suatu daerah memiliki tanggung jawab yang besar
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang perempuan yang rela jadi tukang pijat demi anak sekolah.
Baca SelengkapnyaMeski sudah berkali-kali mendaftarkan diri menjadi prajurit TNI, ia harus menerima kenyataan bahwa dirinya lagi-lagi tidak diterima.
Baca Selengkapnya