Makin Kencang Sinyal Demokrat Tinggalkan Prabowo-Sandi
Merdeka.com - Partai Demokrat diisukan akan meninggalkan koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Isu ini semakin santer terdengar setelah Ketua Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu dengan Presiden Jokowi pada Kamis (2/5) lalu.
Isu berpalingnya Demokrat ke kubu lawan memperkuat sinyal ketidaksolidan koalisi Prabowo-Sandiaga. Apakah Demokrat tetap bertahan di koalisi Prabowo? Atau meninggalkan Prabowo dan merapat ke kubu Jokowi? Berikut ulasannya:
Sinyal Demokrat Merapat ke Jokowi
-
Bagaimana Demokrat akan membantu Prabowo? Nantinya, kata Waketum Gerindra, Demokrat akan memberikan masukan dan catatan terhadap program pemerintahan Jokowi. 'Prabowo sudah menyatakan keyakinannya untuk melanjutkan banyak sekali program-program Pak Jokowi yang sangat baik. Dan tentu Partai Demokrat pada saatnya akan memberikan masukan-masukan juga dan catatan-catatannya.'
-
Bagaimana Prabowo melihat perbedaan koalisi? Prabowo tak mempermasalahkan jika rekan satu koalisi harus bersebrangan saat Pilkada.
-
Kenapa Prabowo minta bantuan Demokrat? AHY mengungkapkan Prabowo memberikan tugas khusus kepada Demokrat untuk bisa memenangkan dirinya di Jawa Timur.
-
Apa tugas khusus Prabowo untuk Demokrat? AHY mengungkapkan Prabowo memberikan tugas khusus kepada Demokrat untuk bisa memenangkan dirinya di Jawa Timur.
-
Siapa ajudan Prabowo Subianto? Pada masa kampanye pilpres beberapa waktu lalu nama Mayor Teddy mendadak naik daun. Ia diketahui merupakan abdi negara yang bertugas sebagai ajudan pribadi Prabowo Subianto. Selain Mayor Teddy, sosok Rajif Sutirto juga ikut viral di masa kampanye pilpres beberapa waktu lalu. Laki-laki yang bertugas sebagai Komponen Cadangan (KC) TNI ini juga menjadi ajudan pribadi Prabowo Subianto bersama Mayor Teddy.
Isu Demokrat akan meninggalkan koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno semakin santer terdengar setelah adanya pertemuan Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Presiden Jokowi pada Kamis (2/5) lalu di Istana Kepresidenan.
Menurut AHY, pertemuan dengan Jokowi merupakan silaturahmi. Agus mengaku membahas sejumlah hal dengan Jokowi salah satunya semangat mewujudkan Indonesia yang lebih baik.
Sementara itu, Tim Kampanye Nasional Jokowi- Ma'ruf Amin membuka pintu bagi Partai Demokrat untuk bergabung. Wacana Partai Demokrat merapat ke koalisi Indonesia Kerja mencuat karena melihat komunikasi Jokowi dengan Susilo Bambang Yudhoyono dan Agus Harimurti Yudhoyono berjalan baik.
Peluang ini disampaikan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding. Namun, dia berbicara masih terlalu dini membahas gabungnya Demokrat ke koalisi karena Jokowi belum dilantik menjadi Presiden untuk periode kedua.
"Kami kira masih terlalu dini untuk bergabungnya koalisi pendukung 02 ke 01 mengingat Presiden Jokowi belum dilantik kembali sebagai presiden. Namun kami menyambut baik komunikasi dan silaturahmi yang mempererat rasa persaudaraan dan persatuan bangsa pasca- Pilpres 2019," kata Karding.
Gerindra Sebut Demokrat Setengah Hati di Koalisi
Usai pertemuan AHY dan Presiden Jokowi, hubungan Demokrat dengan partai koalisi Prabowo-Sandiaga khususnya dengan Gerindra menghangat. Setelah politikus Demokrat Andi Arief menyebutkan istilah 'setan gundul' di tengah koalisi Prabowo.
"Jika Pak Prabowo lebih memilih mensubordinasikan koalisi dengan kelompok 'setan gundul', Partai Demokrat akan memilih jalan sendiri yang tidak khianati rakyat," kicau Andi dalam akun twitternya @AndiArief__, Senin (6/5).
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono menilai Andi berkhayal soal adanya pembisik Prabowo yang disebutnya 'setan gundul'. Dia juga menyebut Demokrat hanya setengah hati berada di koalisi. Padahal sudah banyak dapat keuntungan sejak bergabung ke koalisi Prabowo.
"Yang pasti kita koalisi sama PKS, PAN, Berkarya dan 1/2 hati dengan Partai Demokrat, yang cuma nanggok untung saja," jelas Arief Poyuono.
Demokrat Tidak Akan Tinggalkan Prabowo
Isu Demokrat akan berpaling dari koalisi Prabowo-Sandiaga dibantah oleh Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik menegaskan partainya masih menjadi bagian dari koalisi Prabowo.
"Partai Demokrat adalah bagian dari koalisi Prabowo-Sandi. Kami dikenal sebagai anggota koalisi yang kritis, bukan oportunis. Kami tidak meninggalkan kawan yang sedang mengalami kesulitan," kata Rachland.
Sandi Ngaku Rajin Komunikasi dengan AHY
Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno juga menegaskan Partai Demokrat masih solid mendukungnya. Sandiaga mengaku rajin kontak dengan Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Sekretaris Jenderal Demokrat Hinca Panjaitan.
"Pak Hinca selalu rutin memberikan update kepada saya, saya selalu terkontak dengan Mas AHY. Jadi Alhamdulillah solid," ujar Sandiaga.
Sandiaga menegaskan tidak ada isu perpecahan di dalam koalisi. Dia mempersilakan jika ada komunikasi koalisi pendukung pasangan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin dengan Demokrat.
"No issue, mereka (Demokrat) solid bersama kita," tegas Sandi.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keputusan berkoalisi dengan partai pengusung Ganjar maupun Prabowo itu masih menunggu keputusan Majelis Tinggi Partai Demokrat.
Baca SelengkapnyaLuka yang ditinggalkan Anies cukup membekas di Demokrat. Bagaimana nasib wacana Sandi-AHY?
Baca SelengkapnyaPDIP mengaku terus menjalin komunikasi dengan Demokrat untuk kerja sama di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPolitikus senior PDIP Deddy Sitorus menanggapi manuver polisik PSI.
Baca SelengkapnyaBeredar video yang mengklaim Partai Demokrat keluar dari Koalisi Indonesia Maju
Baca Selengkapnya"Kita melihat sekarang justru koalisi kita yang memberi tempat yang sangat luas untuk pemimpin-pemimpin muda," kata Prabowo.
Baca SelengkapnyaPartai Demokrat belum menentukan langkah politik usai merasa dikhianati mitra koalisi Partai NasDem dan bakal capres Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaPartai Demokrat sebelumnya resmi mencabut dukungan kepada Anies Baswedan sebagai calon presiden dan keluar dari koalisi bersama Partai NasDem.
Baca SelengkapnyaDemokrat sedang berada di persimpangan menentukan langkah politik selanjutnya.
Baca SelengkapnyaSuara Prabowo Subianto diduga bisa gembos karena ditinggal PKB
Baca SelengkapnyaPrabowo menegaskan, dalam demokrasi tidak mengenal kata pelipur lara. Dia membantah kehadiran Partai Gelora hanya menjadi pelipur lara, setelah ditinggal PKB
Baca SelengkapnyaDemokrat berencana mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo di Pilpres 2024 pada 21 September besok.
Baca Selengkapnya