Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Malunya politisi mengaku idolakan Soekarno tapi tak meneladani

Malunya politisi mengaku idolakan Soekarno tapi tak meneladani Soekarno. ©Deppen/Cindy Adams

Merdeka.com - Peneliti Senior Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengaku prihatin melihat kelakuan para politikus di Indonesia. Mereka tak beretika dan hanya mementingkan urusan kelompok masing-masing.

Menurutnya, pemimpin sekarang harus menengok ke belakang untuk melihat budaya politik yang dibangun oleh para bapak bangsa. Meskipun terjadi perbedaan pandangan di antara mereka, sangat berbeda dengan kondisi saat ini.

"Sebut saja perbedaan pandangan antara Soekarno dengan Mohammad Hatta, Soekarno dengan Sutan Sjahrir, Soekarno dengan M Natsir atau Soekarno dengan Tan Malaka dan perbedaan di antara pendiri bangsa lainnya," ujarnya.

Namun, perdebatan tersebut sangat ideologis, cerdas, elegan, kental dengan visi ke-Indonesiaan dan lebih dari itu yang patut diteladani adalah sikap kenegarawaan yang dimiliki para pendiri negara ini.

"Mereka mampu membedakan mana kepentingan politik partai dan mana kepentingan bangsa dan negara sehingga kepentingan politik tidak boleh mengalahkan kepentingan bangsa dan negara," katanya.

Karyono menambahkan, etika politik kenegarawan sebagaimana dicontohkan para pendiri bangsa tersebut patut diteladani oleh kita semua.

(mdk/ian)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tim Pemenangan Prabowo Bandingkan Gibran dengan Anak Soekarno, SMRC: Perbandingan yang Keliru
Tim Pemenangan Prabowo Bandingkan Gibran dengan Anak Soekarno, SMRC: Perbandingan yang Keliru

Politikus Golkar Nusron Wahid menyinggung anak-anak Presiden RI-I Soekarno yang dinilai tidak punya prestasi saat masih muda.

Baca Selengkapnya
Prabowo: Pemimpin Kita Semua Banyak Naifnya
Prabowo: Pemimpin Kita Semua Banyak Naifnya

Pemimpin terdahulu disebut Prabowo mulai dari massa pergerakan hingga kemerdekaan didorong idealisme

Baca Selengkapnya
Menag Yaqut: Bung Karno Tidak Boleh Diklaim Satu Partai Saja
Menag Yaqut: Bung Karno Tidak Boleh Diklaim Satu Partai Saja

Selama ini, Bung Karno identik dengan PDI Perjuangan.

Baca Selengkapnya
Said Abdullah Harap Pemerintahan Prabowo Jalankan Ajaran Bung Karno
Said Abdullah Harap Pemerintahan Prabowo Jalankan Ajaran Bung Karno

Said Abdullah, merasa ucapan Prabowo sebagai bentuk penghargaan terhadap Soekarno.

Baca Selengkapnya
Deretan Jenderal Berani Tantang Soeharto
Deretan Jenderal Berani Tantang Soeharto

Sejumlah tokoh militer senior dan sipil kecewa. Mereka mempertanyakan sikap Soeharto yang menyeret ABRI sebagai alat kekuasaan.

Baca Selengkapnya
Tim Prabowo Sebut Anak Soekarno Tak Berprestasi, Hasto: Pemimpin Harus Ditempa Jalan Sulit Bukan Cari Jalan Pintas
Tim Prabowo Sebut Anak Soekarno Tak Berprestasi, Hasto: Pemimpin Harus Ditempa Jalan Sulit Bukan Cari Jalan Pintas

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjawab tuduhan Politikus Golkar, Nusron Wahid yang menyebut keturunan Soekarno dan Soeharto tak berprestasi

Baca Selengkapnya
Hasto Balas Prabowo: PDIP yang Paling Konsisten Jabarkan Pemikiran Bung Karno!
Hasto Balas Prabowo: PDIP yang Paling Konsisten Jabarkan Pemikiran Bung Karno!

Hasto Balas Prabowo: PDIP yang Paling Konsisten Jabarkan Pemikiran Bung Karno!

Baca Selengkapnya
Megawati Ngaku Bela Seokarno Bukan karena Ayahnya, Ini Alasannya
Megawati Ngaku Bela Seokarno Bukan karena Ayahnya, Ini Alasannya

Dia pun meminta kepada pihak-pihak yang ingin memurukkan nama Bung Karno agar kembali mempelajari sejarah.

Baca Selengkapnya
Kata Bijak Soekarno tentang Perjuangan, Bakar Semangat Jiwa Muda di Bulan Kemerdekaan
Kata Bijak Soekarno tentang Perjuangan, Bakar Semangat Jiwa Muda di Bulan Kemerdekaan

Merdeka.com merangkum informasi tentang kata-kata bijak Soekarno tentang perjuangan yang perlu Anda ketahui.

Baca Selengkapnya
Petisi 50 Simbol Perlawanan Intelektual pada Gaya Otoriter Soeharto
Petisi 50 Simbol Perlawanan Intelektual pada Gaya Otoriter Soeharto

Petisi dilakukan karena pidato Soeharto dianggap kontroversial.

Baca Selengkapnya