Mampukah Prabowo-Ical membendung Jokowi?
Merdeka.com - Gelagat koalisi antara Partai Golkar dan Partai Gerindra semakin menguat pasca pertemuan kedua capresnya, Aburizal Bakrie ( Ical ) dan Prabowo Subianto . Jelang pilpres, keduanya sudah dua kali saling bertemu dan direncanakan masih akan kembali bertemu untuk membahas koalisi yang lebih intens lagi.
Setelah Prabowo berkunjung ke kediaman pribadi Ical di kawasan Menteng minggu lalu, giliran Ical bersama elit Golkar menyambangi rumah Prabowo di Hambalang, Bogor kemarin (5/5). Dalam pertemuan kedua ini, Ical pun akhirnya mengaku tak masalah jika pada akhirnya dia dicalonkan sebagai cawapres.
Pernyataan ini semakin menguatkan bahwa akan ada duet Prabowo-Ical dalam perhelatan pemilu presiden 9 Juli nanti. Pasangan ini pun diyakini bakal mampu menyaingi elektabilitas Capres PDIP Joko Widodo ( Jokowi ).
-
Siapa yang diusung Golkar sebagai Cawapres Prabowo? Partai Golkar resmi mengusung Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilkada? Prabowo tak mempermasalahkan jika rekan satu koalisi harus bersebrangan saat Pilkada.
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi? 'Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan,' kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029. 'Baik tugas-tugas saat ini, beliau sebagai Menhan maupun tugas-tugas kepresidenan Pak Prabowo nanti,' jelas dia.
-
Kenapa Prabowo akan minta pendapat Jokowi? 'Pak Prabowo kan mengatakan Pak Jokowi itu mentor beliau, di acara-acara internal Pak Prabowo berulang kali menyampaikan kepada kami bahwa beliau belajar banyak dari Pak Jokowi. Beliau kan sebagai tentara kan belajar kepemimpinan dari muda, tapi melihat sosok yang begitu luar biasa ya itu adalah Pak Jokowi,' tambahnya.
-
Siapa yang ingin Prabowo menangkan di Jawa Timur? AHY mengungkapkan Prabowo memberikan tugas khusus kepada Demokrat untuk bisa memenangkan dirinya di Jawa Timur.
Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti mengatakan, ada untung dan rugi bagi Prabowo dan Gerindra jika menggandeng Ical di pilpres nanti. Menurut dia, pertarungan Prabowo-Jokowi semakin menarik, namun bisa juga pemilih mencari alternatif lain.
"Kansnya 50-50. Persaingannya memang akan ketat. Tapi jika ada pasangan capres alternatif, bisa jadi malah pasangan ini yang akan dapatkan suara," ujar Ray kepada merdeka.com, Selasa (6/5).
Sementara untuk nilai tawar yang diberikan Ical , lanjut dia, setidaknya ada massa loyal yang akan ikut ke gerbong Prabowo-Ical. Meskipun faktanya, internal Golkar sedang pecah mendukung Ical capres atau malah mendukung Jusuf Kalla (JK) yang juga digadang-gadang jadi cawapres Jokowi .
"Bagaimanapun selalu ada massa tetap. Biasanya bisa mencapai 20 persen. Golkar sendiri memiliki sekitar 14 persen. Kalau massa loyal ini tetap di Golkar siapapun capres atau cawapresnya, setidaknya kan dapat sekitar 10 persen. Itu jualah angka kans Ical ," terang dia.
Dia meyakini, angka dukungan pasangan Prabowo-Ical masih bisa bertambah apabila Gerindra juga mampu memboyong PKS ke gerbong mereka. Namun persoalannya, kata dia, dengan masuknya Ical sebagai cawapres, tidak menutup kemungkinan PKS menarik dukungan karena partai pimpinan Anis Matta itu sudah punya tiga kandidat capres sendiri untuk Prabowo.
"Nah, hampir berimbang bukan (Lawan Jokowi)? Tentu saja dengan catatan, PKS all out di dalam koalisi," tegas Ray.
Kendati demikian, bukan tak mungkin rakyat justru bakal merasa antipati dengan Prabowo dan Jokowi pada pilpres nanti. Dia menjelaskan, banyaknya serangan politik yang menghampiri keduanya membuat keduanya bisa saja tak disukai rakyat.
Sehingga calon alternatif yang muncul nanti bisa mengambil keuntungan dari hal tersebut. Kemungkinan, kata dia, peluang itu justru akan diambil oleh Partai Demokrat dengan wacana poros keempatnya.
"Dengan ketatnya persaingan gerbong Jokowi vs Prabowo, dan banyaknya peningkatan kampanye negatif yang menimpa kedua pasangan tersebut, tidak mustahil pemilih mencari alternatif capres dan cawapres," terang dia.
Ray menilai, salah satu cara untuk bisa menang dalam pilpres nanti adalah pemimpin yang mampu bicara langsung dengan rakyat. Mampu mengambil hati rakyat dengan menjelaskan visi dan misi sebagai capres untuk membangun Indonesia ke depan.
"Kemampuan mereka berkomunikasi secara jelas, baik dan nyata dengan masyarakat (yang menentukan)," pungkasnya.
(mdk/gib)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo mempunyai peluang untuk memimpin dalam skema head to head, baik ketika berhadapan dengan Ganjar maupun Anies.
Baca SelengkapnyaPengamat menilai Prabowo merupakan kandidat capres yang berpotensi besar meraih limpahan elektabilitas pada Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaUjang Komarudin memprediksi semua relawan Pro Jokowi akan dukung Prabowo.
Baca SelengkapnyaPrabowo bisa merangkul para pendukung Ganjar dan Anies secara bersamaan.
Baca SelengkapnyaPlt Sekjen PSI Isyana Bagoes Oka menegaskan, PSI ingin mendukung calon presiden yang melanjutkan program Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi effect diyakini mampu mendongkrak elektabilitas Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaBasis suara pemilih Ganjar berasal dari loyalis Jokowi, dan mereka terus beralih ke Prabowo hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaLimpahan dukungan tersebut, diyakini bisa membantu Prabowo memenangkan kontestasi Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaDuet Prabowo-Ganjar dinilai sulit terjadi karena rumitnya menentukan Capres-Cawapres.
Baca SelengkapnyaPrabowo dan Gibran dinilai diuntungkan jika Pilpres berlangsung dua putaran.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dinilai mendapatkan ‘Jokowi Effect’ yang membuat elektabilitasnya kian tinggi jelang Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya