Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mantan Jubir KPK Ungkap Tiga Masalah Pelik Partai Politik 

Mantan Jubir KPK Ungkap Tiga Masalah Pelik Partai Politik  Febri Diansyah. ©2019 Merdeka.com/Dwi Narwoko

Merdeka.com - Aktivis anti korupsi, Febri Diansyah menyebutkan ada tiga masalah pelik yang perlu dituntaskan partai politik untuk menekan kasus korupsi. Merujuk data dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), hingga Januari 2021, total 417 politisi terjerat kasus rasuah.

"Kalau kita kaitkan dengan isu korupsi di sektor politik, ternyata posisi yang paling banyak dijerat dalam kasus korupsi itu selain swasta adalah para politisi anggota DPR dan DPRD, kalau dijumlahkan DPR DPRD, wali kota, bupati, jumlahnya bisa mencapai 417 politisi," katanya dalam launching PKS Muda Institute sekaligus memperingati Hari Sumpah Pemuda, Kamis (28/10).

Selanjutnya, dia merinci, masalah pertama yang kerap membebani partai politik adalah pendanaan. Seperti dua sisi mata uang, keterbatasan pendanaan untuk partai politik secara umum menjadi alasan para politisi mencari sumber pendanaan lain dengan cara-cara koruptif.

Orang lain juga bertanya?

Namun, jika negara membantu menopang keuangan partai politik, memicu resistensi dari masyarakat lantaran terbentur dengan akuntabilitas. Sederhananya, ucap Febri, masyarakat ragu perilaku korupsi tak terjadi kendati sudah mendapat bantuan negara.

"Ada problem akuntabilitas, keterbatasan akses audit BPK, juga terhadap pendanaan partai politik, jadi ini perlu diselesaikan sebenarnya," jelasnya.

Masalah kedua dan ketiga adalah kaderisasi dan rekrutmen. Mantan Juru Bicara KPK ini berpandangan, kaderisasi dan proses rekrutmen sedianya seusai dengan tahapan tahapan tertentu agar nantinya saat bergantung dalam payung partai politik dapat berkontribusi memecahkan akar masalah di partai.

Namun, Febri tidak menampik, masih banyak partai politik mengesampingkan kapasitas dalam proses kaderisasi dan rekrutmen. Umumnya, beberapa partai politik melakukan kaderisasi berdasarkan faktor kedekatan.

"Ada partai yang kaderisasinya berdasarkan kedekatan tokoh-tokoh tertentu, kedekatan dengan para pemilik modal tertentu, atau penguasaan terhadap sumber daya ekonomi sumber daya uang," ungkapnya.

Jika proses kaderisasi dan rekrutmen bersifat oligarki, Febri meyakini langkah itu memiliki masalah serius khususnya dalam perilaku rasuah.

"Ini tentu akan menjadi masalah dan punya efek domino yang sangat serius terhadap korupsi di sektor politik."

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Buka Sekolah Perubahan, Cak Imin Bicara Pentingnya Partai Beradaptasi di Tengah Disrupsi Politik
Buka Sekolah Perubahan, Cak Imin Bicara Pentingnya Partai Beradaptasi di Tengah Disrupsi Politik

Cak Imin menekankan pentingnya perubahan dalam setiap laku politik di tengah disrupsi.

Baca Selengkapnya
Mahfud: Saya Minta Sebut Satu Parpol yang Tidak Ada Koruptornya
Mahfud: Saya Minta Sebut Satu Parpol yang Tidak Ada Koruptornya

Hal itu dikatakan Mahfud menanggapi alasannya bersedia dicalonkan sebagai cawapres di Pilpres 2024 dari partai politik yang kadernya terjerat korupsi.

Baca Selengkapnya
Megawati Sentil Partai Politik Rebutan Jatah Menteri, Ini Ucapannya
Megawati Sentil Partai Politik Rebutan Jatah Menteri, Ini Ucapannya

Megawati Sentil Partai Politik Rebutan Jatah Menteri, Ini Ucapannya

Baca Selengkapnya
Jusuf Kalla: Ada Orang Dalam Undang Pihak Luar Kuasai Golkar, Mengkhianati Partai!
Jusuf Kalla: Ada Orang Dalam Undang Pihak Luar Kuasai Golkar, Mengkhianati Partai!

Internal Golkar kembali panas jelang Munas pemilihan ketua umum

Baca Selengkapnya
Agung Laksono Sindir Pengurus Golkar Rangkap Jabatan: Pembatasan Diperlukan Demi Kaderisasi
Agung Laksono Sindir Pengurus Golkar Rangkap Jabatan: Pembatasan Diperlukan Demi Kaderisasi

Agung Laksono menyindir sejumlah pengurus Partai Golkar yang merangkap jabatan.

Baca Selengkapnya
Seleksi Capim KPK Sepi Peminat, Agus Rahardjo Singgung Komitmen Pimpinan Negara
Seleksi Capim KPK Sepi Peminat, Agus Rahardjo Singgung Komitmen Pimpinan Negara

Dia menilai pansel harus 'jemput bola' kepada tokoh-tokoh yang kompeten dalam pemberantasan korupsi.

Baca Selengkapnya
Ini Penyebab Banyaknya Calon Tunggal di Pilkada Serentak 2024
Ini Penyebab Banyaknya Calon Tunggal di Pilkada Serentak 2024

Terdapat 41 daerah yang hanya memiliki satu pasangan calon kepala daerah atau calon tunggal pada Pilkada Serentak 2024 berdasarkan data per Rabu (4/9).

Baca Selengkapnya
Koalisi dengan Gerinda Belum Putuskan Cawapres, PKB Singgung Restu Jokowi
Koalisi dengan Gerinda Belum Putuskan Cawapres, PKB Singgung Restu Jokowi

PKB gerah koalisinya dengan Gerindra belum juga memutuskan siapa calon wakil presiden yang akan diusung. 11 bulan koalisi berjalan tetapi belum ada keputusan.

Baca Selengkapnya
Megawati Tegaskan Orang Luar Tak Bisa Langsung Jadi Ketum di PDIP, Kritik Kaesang?
Megawati Tegaskan Orang Luar Tak Bisa Langsung Jadi Ketum di PDIP, Kritik Kaesang?

Megawati menilai, saat ini politik hanya digunakan untuk penggalangan kekuatan untuk kekuasaan belaka.

Baca Selengkapnya
Cak Imin Bicara Partai Kecil Kalah dari Duit, Dorong Partai Politik Berbenah Total
Cak Imin Bicara Partai Kecil Kalah dari Duit, Dorong Partai Politik Berbenah Total

Hal itu dikatakan Cak Imin saat Silaturahmi Kebangsaan Tokoh Lintas Agama Bersama Muhaimin Iskandar di Kelenteng Kong Miao, TMII, Jakarta, Kamis (14/9).

Baca Selengkapnya
Komposisi Pansel Capim KPK Dinilai Tidak Ideal, Ini Alasannya
Komposisi Pansel Capim KPK Dinilai Tidak Ideal, Ini Alasannya

Presiden Jokowi menetapkan sembilan anggota Pansel Capim KPK.

Baca Selengkapnya
Megawati Merasa PDIP Ditinggalin di Pilkada, Ribka Tjiptaning: Calon Bagus Tiba-Tiba Dianginpuyuhkan
Megawati Merasa PDIP Ditinggalin di Pilkada, Ribka Tjiptaning: Calon Bagus Tiba-Tiba Dianginpuyuhkan

Menurut Ribka, banyak calon Kepala daerah PDI Perjuangan ditinggalkan partai politik.

Baca Selengkapnya