Mantan pengacara Habib Rizieq maju lewat PDIP, minta dipanggil 'cebong'
Merdeka.com - Mantan Pengacara Habib Rizieq Shihab, Kapitra Ampera, resmi maju sebagai bakal calon legislatif dari PDIP. Dia mengabaikan pro kontra di masyarakat. Bahkan dirinya meminta dipanggil 'cebong'.
Cebong merupakan istilah yang beredar di dunia maya dan diistilahkan oleh warganet, untuk menyebut mereka yang mendukung pemerintahan saat ini. Sedangkan lawannya, biasa disebut dengan Kampret.
"Please, call me cebong (tolong, sebut saya cebong). Hari ini saya menjadi cebong. Silahkan panggil saya cebong. Karena persepsi agama saya, cebong adalah anak katak yang selalu berzikir demi kebaikan bangsa, demi kebaikan umat manusia," ucap Kapitra di kantor DPP PDIP, Jakarta, Selasa (24/7).
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Siapa yang ingin diusung oleh PDIP? 'Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya,' Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan.
-
Bagaimana Didi Riyadi mencalonkan diri sebagai caleg? Drummer band Element, Didi Riyadi, maju sebagai caleg Partai Nasdem untuk Dapil XI Jawa Barat (Garut, Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya).
-
Kenapa Rizqi mau jadi anggota DPRD Jateng? Mengenai motivasinya menjadi anggota dewan, diakuinya pertama karena dari orang tuanya yang juga seorang politikus dan selalu memotivasinya untuk berkarier di dunia politik.'Kedua, memang saya sejak kecil punya cita-cita masuk ke bidang politik.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
Dia menuturkan, tidak masalah dicaci maki dengan pilihannya. Namun, tujuannya tetap sama.
"Saya silakan dicaci maki atas pilihan yang berbeda. Tapi saya ingin mengatakan, tujuan masuk PDIP tetap sama. Membela ulama, membela agama, membela Indonesia," tukasnya.
Dia pun meminta, sekarang waktunya untuk menghentikan hoaks, ujaran kebencian serta fitnah, yang meliputi kehidupan dewasa ini. Karenanya, memilih PDIP agar bisa berjuang dari dalam.
"Dan saya katakan bahwa, saya ingin menjadi jembatan Indonesia. Kita memilih si A dan si B, silahkan. Kalau orang mengambil agama sebagai fatsun itu hak mereka. Tapi, jangan menuding orang yang tidak memilih keinginan orang lain, jadi kafir, lalu jadi cebong," tukasnya.
Sementara itu, di tempat yang sama Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, mengatakan, Kapitra bisa menjadi jembatan untuk persahabatan.
"Bergabungnya Kapitra Ampera, ini tidak terlepas dari proses kesejarahan Bung Karno. Beliau adalah Ketua GMNI sebelumnya. Bergabungnya Kapitra Ampera membangun jembatan persahabatan untuk Indonesia Raya," kata Hasto.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
Sumber: Liputan6.com
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hubungan PDIP dengan Jokowi dikabarkan memanas, usai
Baca SelengkapnyaPuan sempat meragukan informasi terkait Gibran yang bakal jadi cawapres Prabowo.
Baca SelengkapnyaPDI Perjuangan memberikan kesempatan bagi Wali Kota Medan Bobby Nasution yang memberikan dukungan ke Ganjar-Mahfud MD.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDIP, Ahmad Basarah mengingatkan Gibran soal etika dalam berpolitik.
Baca SelengkapnyaSikap Budiman Sudjatmiko yang menolak mundur dari PDIP seusai mendukung bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto dinilai sebagai perilaku pengecut.
Baca SelengkapnyaRudy tidak ingin Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dianggap melakukan politik dua kaki.
Baca SelengkapnyaProjo Sentil Keras Kader PDIP Ribka Tjiptaning: Dulu Dukung Jokowi, Sekarang Ajak Orang Melawan
Baca SelengkapnyaDPC PDIP Solo sudah mengirimkan surat agar Gibran segera mengembalikan KTA sebagai kader PDIP.
Baca SelengkapnyaPDIP memecat Budiman karena mendeklarasikan dukungan pada Prabowo
Baca SelengkapnyaBudiman mengaku legowo menghadapi pemecatan tersebut.
Baca SelengkapnyaHasto mengatakan, PDIP mencintai Jokowi dan keluarganya sampai memberikan privilese yang besar.
Baca SelengkapnyaSikap politisi PDIP saat ini berbeda dengan sebelumnya.
Baca Selengkapnya