Markas Dibuka di Jateng, Gerindra Solo Yakin Bisa Rebut 'Kandang Banteng'

Merdeka.com - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi berencana membuka markas pemenangan di Provinsi Jawa Tengah pada Januari 2019. Kota Solo disebut-sebut menjadi kandidat kuat lokasi pemindahan tersebut. Seperti diketahui, Jawa Tengah khususnya Solo merupakan salah satu lumbung suara Jokowi (Joko Widodo) dan PDIP.

Ketua DPC Gerindra Solo, Ardianto mengaku setuju dengan rencana tersebut. Bahkan ia ingin markas pemenangan tersebut segera dibentuk. Ia yakin hal tersebut bisa mendongkrak suara pasangan Prabowo-Sandi di kampung halaman Jokowi khususnya dan provinsi Jawa Tengah secara umum di Pilpres 2019 mendatang.

"Untuk Kota Solo ini, umumnya suaranya memang masih belum signifikan. Kalau benar dipindahkan, bisa mendongkrak suara Prabowo-Sandi di Pilpres dan Partai Gerindra di Pileg," ujar Ardianto, saat dihubungi wartawan, Selasa (11/12).,

"Minimal, seperti perolehan kami saat Pilgub Jateng lalu, saat mengusung Sudirman Said," terang Ardianto.

Ardianto yakin jika markas dipindahkan ke Solo, bukan tak mungkin membuat perolehan suara Prabowo-Sandi bisa melebihi suara pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin di Kota Solo maupun Jateng.

"Saya optimis bisa menang, istilah nya kita meyakini bisa merebut kandang banteng," tandasnya.

Ardianto menyampaikan, rencana pemindahan markas tersebut sudah diaampaikan sejak sebulan lalu. Saat itu Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo-Sandi Uno, Djoko Santoso melakukan kegiatan internal di wilayah Kelurahan Banyuanyar Solo.

"Saat berkunjung di Solo, beliau bilang ingin markas pemenangan Prabowo-Sandi bisa ada di Solo," katanya.

Ardianto mengaku belum tahu kapan rencana tersebut bisa diwujudkan. Menurut dia, rencana tersebut saat ini sedang dirapatkan secara internal oleh Gerindra dan parpol lain pendukung Prabowo-Sandi.

Menanggapi rencana tersebut, Sekretaris PDIP Solo Teguh Prakosa mengaku tetap siaga dan waspada. Bagi partainya, baik ada maupun tidak markas tersebut, Tim Kampanye Daerah pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin tetap siaga dan waspada.

"Ada atau tidak kami tetap waspada. Kami akan melakukan kampanye dengan lebih terstruktur, dan menghindari kampanye terbuka. Kami lebih pada menggerakkan caleg untuk melakukan sosialisasi door to door maupun kelompok kecil, semisal RT," pungkas Teguh.