Maruarar nilai strategi tepat PDIP tak buru-buru umumkan jagoan di 2019
Merdeka.com - Sejumlah partai sudah mendeklarasikan diri mendukung Joko Widodo sebagai calon presiden 2019. Sebut saja misalnya, Golkar, NasDem, PPP dan Hanura.
Sementara itu, PDIP sebagai parpol pemenang Pemilu 2014 belum memutuskan calon. Padahal PDIP adalah partai tempat Joko Widodo bernaung.
Politikus PDIP, Maruarar Sirait setuju dengan sikap partainya yang belum umumkan capres-cawapres. Menurut dia, sudah tepat PDIP tak terburu-buru.
-
Kenapa PDIP belum memutuskan calon untuk Pilgub DKI 2024? 'Nama-nama akan tersaring sesuai dengan usulan dari daerah-daerah. Mohon maaf, belum bisa kami sebut karena masih melakukan proses pencermatan,' kata Hasto di Posko Pemenangan, Jakarta, Senin (6/5) malam.
-
Bagaimana cara PDIP memastikan kemenangan Ganjar-Mahfud? 'Dukungan terhadap Bapak Ganjar dan Prof Mahfud Md sebagai pemimpin yang sangat lengkap. Memiliki komitmen bagi daya unggul Indonesia anti korupsi, ini benar-benar dipahami oleh masyarakat Bali. Sehingga konsolidasi ini dilakukan untuk memastikan kemenangan yang semakin besar untuk Ganjar dan Mahfud Md,' kata Hasto.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Siapa yang ingin diusung oleh PDIP? 'Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya,' Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan.
-
Bagaimana PDIP menentukan sikap politiknya? 'Memberikan usulan kepada Ibu Megawati Sukarnoputri selaku ketua umum PDIP pemegang hak prerogatif kongres untuk kemudian disanalah (Rakernas) PDIP akan menentukan sikap politiknya. Akan berada di dalam atau di luar pemerintahan,' ungkapnya.
"Ini merupakan langkah tepat dan strategi yang bagus," kata Maruarar di Jakarta, Senin (19/2).
Maruarar mengatakan, Jokowi adalah kader PDIP. Dan publik sudah tahu itu. Sehingga, kata dia, keterpilihan Jokowi dan PDIP akan berbanding lurus.
"Makanya elektabilitas Jokowi dan PDI Perjuangan selalu berbanding lurus, dan selalu sama-sama unggul," jelas dia.
Hal ini berbeda dengan Golkar. Meski Golkar sudah mengumumkan mendukung Jokowi sejak tahun 2016, namun elektabilitas Golkar cenderung stagnan. Pun demikian dengan NasDem. Bahkan keduanya berada di bawah Gerindra.
Survei nasional teranyar yang diadakan Poltracking Indonesia menunjukkan mayoritas responden memilih PDIP bila Pemilu Legislatif digelar saat ini. Partai Gerindra dan Partai Golkar bersaing di bawahnya.
Ini adalah hasil survei bertajuk 'Proyeksi Skenario Peta Koalisi Pilpres 2019' yang dirilis Poltracking di Hotel Sari Pan Pacific, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (18/1/2018).
Survei menggunakan 1.200 responden di 34 provinsi, dilakukan pada 27 Januari sampai 3 Februari 2018, menggunakan metode stratified multistage random sampling. Margin of error survei ini sebesar kurang lebih 2,83 persen.
PDIP memperoleh 26,5 persen, disusul di nomor dua ada Partai Gerindra 13,4 persen dan Partai Golkar dengan raihan 11,3 persen di urutan ketiga.
Sementar soal capres, Poltracking merilis, elektabilitas Jokowi sebesar, 57,6 persen. Sementara pesaing terberatnya Prabowo mendapatkan 33,7 persen.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PDIP tidak pernah memaksa siapapun untuk tetap berada atau memilih keluar.
Baca SelengkapnyaGanjar pede hengkangnya ratusan anggota organisasi sayap PDIP pasca Ara mundur tidak berpengaruh terhadap suaranya di Jabar.
Baca SelengkapnyaSilfester belum mengetahui apakah Maruarar bakal masuk ke struktur TKN atau hanya pemenangan di balik layar saja.
Baca SelengkapnyaMaruarar pamit dari PDIPP menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Baca SelengkapnyaAirlangga sendiri belum memberikan sinyal rencana mengajak Maruarar Sirait untuk bergabung dengan Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaLangkah ratusan kader PDIP tersebut menyusul Maruarar Sirait yang telah pamit lebih awal.
Baca SelengkapnyaAra menegaskan, pilihan yang sudah ditentukan olehnya dalam mendukung salah satu paslon capres-cawapres bukan atas instruksi dari Jokowi.
Baca SelengkapnyaPuan meminta kader PDIP bersiap, sehingga ketika mendapat instruksi siap bergerak.
Baca SelengkapnyaMaruarar memutuskan keluar dari PDIP dan memilih sejalan dengan arah politik Jokowi.
Baca SelengkapnyaMenurut Adian, pihaknya juga tidak peduli apapun pernyataan partai di Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaMaruarar mengaku mundur dari PDIP karena mengikuti Jokowi.
Baca SelengkapnyaMaruarar Sirait mengatakan langkah politiknya mengikuti Joko Widodo
Baca Selengkapnya