Marzuki Alie: Demokrat tak perlu layani ormas Anas
Merdeka.com - Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie menegaskan partainya tidak perlu meladeni tudingan-tudingan yang dilontarkan kubu Anas Urbaningrum. Tuduhan pertemuan Wamenkum HAM dan Wakil Ketua KPK bertandang ke kediaman Presiden SBY di Cikeas menurut Marzuki hanya pengalihan isu belaka.
"Saya tidak melihat yang bersangkutan melawan Demokrat. Pengikutnya membangun pengalihan isu. Itulah politik, tidak perlu kita layani, apalagi hanya ormas. Di mana Demokrat sebagai parpol harus berhadapan dengan ormas yang baru berdiri. Saya tidak mau merendahkan namun marilah saling menghormati," ujar Marzuki Alie usai acara Meet The Press di Kantor Sekretariat Komite Konvensi Partai Demokrat, Jalan Pati Unus, Jakarta Selatan, Kamis (9/1).
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ini juga mengimbau untuk tidak lagi memperkeruh polemik tersebut.
-
Bagaimana Anas Urbaningrum menilai proses pencapresan saat ini? “Kan belum ada yang betul-betul jadi, semuanya masih berproses. Bacapres A misalnya masih berproses koalisinnya, Bacapres B juga masih berproses, Bacapres C juga begitu,“ terang Anas.
-
Apa yang menurut Anas Urbaningrum tentang penjegalan capres? “Menurut saya tidak ada satu pun capres atau bacapres yang dijegal. Menurut saya artinya dijegal dengan cara yang tidak lazim, menurut saya tidak ada,“ kata Anas di Kawasan Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (15/7/2023).
-
Bagaimana rencana Anas Urbaningrum untuk bernostalgia? “Ya yang penting makan bakso Sukowati dulu nanti, nostalgia nikmatnya bakso Sukowati,“
-
Mengapa Anas Urbaningrum menilai tudingan penjegalan capres tidak tepat? “Kalau terjegal karena tidak mampu melahirkan koalisi yang cukup, bukan penjegalan namanya,“ ucap Anas.
-
Apa yang ingin dilakukan Anas Urbaningrum di Cikeas? “Saya sama pak pasek sedang merencanakan makan bakso Sukowati,“ Anas Urbaningrum Gede Pasek yang berdiri di sebelah Anas berujar bahwa bakso Sukowati berlokasi di Cikeas, Bogor.
-
Kapan Anas Urbaningrum menyatakan pendapatnya tentang penjegalan capres? “Menurut saya tidak ada satu pun capres atau bacapres yang dijegal. Menurut saya artinya dijegal dengan cara yang tidak lazim, menurut saya tidak ada,“ kata Anas di Kawasan Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (15/7/2023).
"Cara politik untuk membangun persepsi. Banyak cara mengalihkan isu, kita sebagai orang pendidikan cukup harus cerdas. Klarifikasi jelas toh sudah minta maaf. Saya rasa sudah tidak perlu diperpanjang," tandasnya.
Ketika dimintai tanggapan sikap Anas yang mangkir panggilan KPK, Marzuki enggan mengomentari.
"Saya tidak mau masuk ke wilayah penegakan hukum. Silakan penegakan hukum ke KPK," pungkasnya. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Herman menyatakan bukan tidak mungkin Demokrat ke depan akan membentuk poros baru atau bergabung dalam koalisi yang sudah ada.
Baca SelengkapnyaAHY mengaku ikhlas dan siap untuk menyongsong peluang masa depan yang lebih baik lagi.
Baca SelengkapnyaNasDem menyindir partai Koalisi Perubahan yang tidak mendampingi Anies ke daerah.
Baca SelengkapnyaPartai Demokrat tidak setuju nama calon wakil presiden yang akan mendampingi Anies Baswedan diumumkan di menit-menit terakhir pendaftaran.
Baca SelengkapnyaLuka yang ditinggalkan Anies cukup membekas di Demokrat. Bagaimana nasib wacana Sandi-AHY?
Baca SelengkapnyaDia pun meminta agar Anies tidak bersilat lidah perihal kriteria cawapresnya.
Baca Selengkapnya"Jadi saya tegaskan, saya melihat tidak ada bacapres yang dijegal secara tidak wajar di luar jalur politik," kataAnas.
Baca SelengkapnyaAHY menyinggung pernyataan maaf Anies Baswedan yang menyebut lebih baik minta maaf daripada minta izin.
Baca Selengkapnya"Kata maaf dijadikan obat yang murah untuk pengingkaran atas sebuah komitmen," kata AHY.
Baca SelengkapnyaPenurunan baliho bergambar Anies-AHY juga dilakukan di Jalan Kertajaya, Surabaya setelah kabar duet Anies-Cak Imin mulai terkuak.
Baca SelengkapnyaNasDem mengklaim sudah membangun komunikasi dengan Demokrat sebelum menetapkan Cak Imin cawapres Anies, namun tak direspons.
Baca SelengkapnyaAnies sebelumnya berbagai partai tersandera kekuasaan untuk memasukkannya sebagai kader atau anggota.
Baca Selengkapnya