Masyarakat dipaksa pasrah dengan menu yang disajikan Parpol
Merdeka.com - Pemilihan Umum 2014 sebentar lagi akan digelar. Tak sedikit caleg yang telah menerima mandat dari partai politiknya masing-masing sudah berlomba-lomba 'jual diri' agar menarik simpati hingga pada akhirnya memperoleh suara dari rakyat sebagai pemilih.
Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraini menuturkan dewasa ini tak jarang pemilih tidak ikut memilih caleg yang ada lantaran berspekulasi Pemilu yang digelar tak ada gunanya.
"Survei mengapa tidak memilih, karena menurut para pemilih pemilu tidak ada gunanya. Tidak ada perubahan yang diberikan dari Caleg yang ditawarkan," ujar Titi dalam diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (15/3).
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
-
Siapa yang akan menjembatani Jokowi dan PDIP? 'Pak Prabowo yang akan bisa menjembatani kembali, merajut kembali hubungan Pak Jokowi dengan PDIP. Kita tahulah, dalam hati mereka masing-masing sebenarnya sih sangat mungkin ketemu. Kenapa? Ya Pak Jokowi juga kan besar di PDI-P dan PDI-P juga kan pernah ikut dibesarkan Pak Jokowi,' kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).
-
Siapa yang dipanggil Jokowi? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Apa tanggapan PDIP soal Jokowi di Golkar? 'Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa series cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung,' imbuh dia.
Tidak menggunakan hak suaranya, lanjut Titi, lantaran para pemilih tidak yakin terhadap visi dan misi yang acap kali diumbar oleh para Calon Legislatif (Caleg).
"Pemilih tidak mengetahui rekam jejak caleg yang disuguhkan oleh parpol," tuturnya.
Titi menganalogikan seorang Caleg dengan sebuah menu makanan yang sudah disiapkan partai politik tanpa diketahui bagaimana proses pembuatan makanan tersebut.
"Selama ini kita tidak tahu menu yang diracik partai di dapurnya. Tapi ketika jadi prasmanan, harus dipilih. Kita harus pasrah dengan menu apa saja yang disajikan," katanya.
"Masyarakat hanya menonton. Tidak ada pilihan," tandas Titi.
Jokowi penentu PDIP
Sementara itu Direktur Pol-Tracking Institute, Hanta Yuda menyebut partai politik harus menyuguhkan 'figur' yang mampu mendongkrak elektabilitas dan menjadi magnet bagi para pemilih.
"Seperti Partai Demokrat pada 2004 dan 2009, kita tak bisa membantah itu faktor kuatnya adalah SBY ," ujar Hanta dalam diskusi di Warung Daun, Jakarta Pusat, Sabtu (15/3).
Tahun ini, tambah Hanta, tidak dapat dipungkiri bahwa Jokowi merupakan sosok figur pejabat yang tengah dielu-elukan. Hal itu ditambah saat pria yang mempunyai nama lengkap Joko Widodo ini mendeklarasikan diri maju capres kemarin.
"Dan sekarang ada Jokowi jadi faktor kuat PDIP ," ucap Hanta.
Hanta menambahkan, Pemilu sehat bisa berlangsung jika ada perombakan di dalam tubuh partai. Figur-figur yang punya pengaruh kuat itu harus digeser ke dalam kelembagaan partai.
"Sekarang kan (figur yang kuat). Misalnya PDIP dengan Jokowi efeknya, Gerindra terkatrol oleh Prabowo, Demokrat dulu karena faktor SBY , Hanura juga karena Wiranto," tandasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo Subianto dinilai mendapatkan ‘Jokowi Effect’ yang membuat elektabilitasnya kian tinggi jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPDIP terlihat melakukan perlawanan usai Golkar dan PAN gabung Prabowo
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi merespons serangan negatif selama ini yang ditujukan kepadanya.
Baca SelengkapnyaKetika tingkat dukungan untuk Jokowi meningkat, maka berdampak positif bagi PDIP.
Baca SelengkapnyaJokowi menyayangkan budaya Bangsa Indonesia yang bertutur kata sopan mulai hilang. Simak curhatan Jokowi selengkapnya!
Baca SelengkapnyaJokowi telah dipecat sebagai kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Baca SelengkapnyaPeneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, ada dua alasan utama mengapa dukungan publik untuk PDIP tinggi.
Baca SelengkapnyaDia menyebut, adanya hubungan tersebut membuat persepsi publik buruk terhadap Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaKunto menerangkan, dengan menunjuk relawannya, Jokowi juga tidak harus konsultasi dengan pimpinan parpol jika ingin mengambil kebijakan di Kominfo.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, rakyat bebas memilih siapapun calon presiden yang disenanginya.
Baca SelengkapnyaTingginya approval rating tersebut pun membuat rebutan capres.
Baca SelengkapnyaHubungan PDIP dengan Jokowi dikabarkan memanas, usai
Baca Selengkapnya