Mau Jadi Ketua Umum Golkar Cukup Berperan Seperti Sinterklas
Merdeka.com - Menang dalam pertarungan Munas Golkar dianggap hal yang mudah. Asalkan, para calon ketua umum Golkar tersebut cukup berperan menjadi Sinterklas, yang kerap membagikan hadiah.
Diketahui, Bambang Soesatyo dan Airlangga Hartarto merupakan dua kandidat kuat yang tengah bertarung di Munas Golkar 2019.
"Jujur kalau hanya untuk menjadi ketum golkar tidak butuh citra. Yang penting punya duit yang banyak dan jadi Sinterklas di partai politik, apriori gitu pasti jadi ketum. Ya biar sama-sama tahu," kata Direktur Eksekutif Para Syndicate Ari Nurcahyo di Hotel Peninsula, Jakarta Barat, Selasa (27/8).
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Siapa Ketua Umum Partai Golkar? Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bersilaturahmi dengan pimpinan ormas Hasta Karya atau pendiri, ormas yang didirikan, dan organisasi sayap partai berlambang pohon beringin, Minggu (6/8/2023).
-
Siapa yang memimpin Golkar? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo yang memimpin jalannya KTT di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/9).
-
Siapa yang akan menjadi pemimpin Golkar di masa depan? Selanjutnya Menko Airlangga mengatakan bahwa calon ASN yang direkrut tentu bisa mengisi posisi kunci sebagai future leaders dan memegang jabatan kritikal yang akan menjalankan birokrasi berkelas dunia dalam Visi Indonesia Maju 2045.
-
Bagaimana Golkar berperan? Pertemuan KTT ke-26 ASEAN-RRT menyepakati pentingnya penguatan kerjasama regional untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan mewujudkan cita-cita Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, terutama dengan adanya upgrading ASEAN-China Free Trade Agreement (FTA) 3.0 dan implementasi penuh Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
Syarat kedua, kata dia, memiliki dukungan penuh dari penguasa. Dengan begitu, calon ketum yang memenuhi syarat tersebut mampu memenangkan pertarungan, menurut Ari.
"Kemudian mengkapitalisasi dukungan istana. Buktinya, sosok seperti Setnov bisa jadi ketum Golkar meski umur jadi ketum enggak panjang. Jadinya untuk jadi ketum Golkar tidak perlu citra. Tapi tadi, punya duit banyak dan bagi-bagi semua bisa dikompromikan," sambungnya.
Meski begitu, menurutnya, untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar tetap harus mempunyai visi-misi yang bisa menjadi membangun citra partai.
"Partai politik Golkar yang punya modal besar ke depan harus dibangun dari citra yang bersih. Yang punya visi-misi besar ke depan. Gimana mentransformasi, sosok ketum itu konstruktif terhadap citra parpol," ujarnya.
Partai politik khususnya Golkar, dianggap butuh citra yang baik untuk memenangkan pertarungan Pemilu 2024. Terlebih, yang akan menjadi perebutan suara ke depan adalah masa generasi milenial.
"Jadi kalau untuk parpol sangat butuh citra yang baik, apalagi generasi milenial sangat terbuka, transparansi, sangat butuh bukti dari kader terbaik. Apalagi kalau ketum Golkar yang 2019-2024 ini sangat strategis sebab harus meneruskan konsolidasi parpol yang sudah dilakukan satu setengah tahun ini," sambungnya.
Selain itu, untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar harus bisa membesarkan partai politiknya dengan segala konsekuensi. Terlebih, Golkar berpeluang jadi pemenang Pemilu 2024.
Bukan hanya itu, untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar juga tak harus bersih. Namun, menjadi idola oleh para kaum muda atau kaum milenial.
"Ketika bisa jadi pemenang pemilu dia bisa usung Capres-Cawapres sendiri dan posisi ketum sangat strategis jadi capres. Apalagi wacana pemilu dievaluasi menjadi engga serentak yang nantinya akan memberikan peluang juga. Jadi kalau ketum engga harus bersih," tegasnya.
"Tapi kalau buat parpol harus bersih, ke depan mampu berbuat banyak, diidolakan kaum muda, mampu menata konsolidasi 2024," sambungnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua DPD Golkar Surakarta itu dianggap mampu memimpin Kota Surakarta.
Baca SelengkapnyaInternal Golkar kembali panas jelang Munas pemilihan ketua umum
Baca SelengkapnyaLuhut mengaku siap menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Dengan catatan, banyak kader Partai Golkar yang mendukungnya duduk di kursi ketum.
Baca SelengkapnyaMKGR menegaskan, bahwa di Partai Golkar terdapat aturan main yang harus dipatuhi oleh seluruh kader termasuk Gibran yakni aturan dasar aturan rumah tangga.
Baca SelengkapnyaAirlangga mengundurkan diri dari Ketua Umum Golkar.
Baca SelengkapnyaKabar Jokowi dan Gibran menjadi calon Ketum Golkar mencuat setelah Airlangga Hartarto mengumumkan mundur.
Baca SelengkapnyaPAN mendukung Ketua DPD II Partai Golkar Solo itu sebagai calon wali kota maupun calon wakil wali kota.
Baca SelengkapnyaTelah bersepakat untuk mengusung satu nama, yakni Sekar Tandjung di pilkada Solo.
Baca SelengkapnyaJK menegaskan untuk dapat menjadi Ketua Umum Partai Golkar perlu modal yang cukup banyak.
Baca SelengkapnyaPartai Golkar meraih 23.208.654 atau 15,28 persen suara di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKabar Agus Gumiwang menjadi calon kuat Plt Ketum Golkar dibenarkan Waketum Partai Golkar Dito Ariotedjo dan Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar Agung Laksono.
Baca Selengkapnya