Max Sopacua: SBY tokoh pemersatu, masih dibutuhkan Demokrat
Merdeka.com - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua membantah bilamana partainya tidak melakukan regenerasi dan kaderisasi di internal. Terlebih jelang kongres, nama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) disebut-sebut akan kembali didaulat sebagai ketua umum Partai Demokrat untuk periode selanjutnya.
Menurut Max, SBY masih dibutuhkan untuk menjadi ketua umum Partai Demokrat dalam menghadapi Pemilu 2019. SBY dianggap dapat mempersatukan kader-kader Partai Demokrat bila dibandingkan oleh figur lainnya.
"Masalah Partai Demokrat dan aklamasi, jadi acuan dasar kita adalah mencari tokoh pemersatu," kata Max dalam diskusi di Gedung DPR, Jakarta, Senin (12/1).
-
Siapa yang menyatakan Demokrat tidak akan rujuk? Ketua BPOPKK DPP Partai Demokrat Herman Khaeron mengatakan tidak mungkin partainya memutuskan untuk rujuk kembali dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) mendukung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai capres-cawapres di Pilpres 2024.
-
Siapa yang diminta tidak mengklaim sebagai kader Golkar? Partai Golkar meminta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia tidak mengklaim sebagai kader partai yang dipimpin Ketua Umum Airlangga Hartarto.
-
Siapa pendiri Partai Demokrat? Gagasan pendirian Partai Demokrat pertama kali muncul dari SBY.
-
Mengapa Golkar meminta Bahlil tak mengklaim sebagai kader? Sahmud Ngabalin mengingatkan, Bahlil bukan lagi sebagai kader partai berlambang pohon beringin. Ia meminta Bahlil tak menjilat ludah sendiri dengan mengaku sebagai kader Golkar. Sebab, Bahlil sendiri sudah mengakui bukan menjadi bagian dari Partai Golkar sejak lama.
-
Apa doktrin Partai Demokrat? Dalam anggaran dasar Partai Demokrat pada pasal 4, doktrin tri pakca gatra praja mengandung arti adanya tiga kehendak kuat atau tiga ketetapan atau tiga ketetapan hati dalam mebangun bangsa dan negara, yang diwujudkan ke dalam trilogi partai demokrasi, kesejahteraan, dan keamanan serta tiga wawasan partai yakni nasionalisme, humanisme, dan pluralisme.
-
Siapa yang dipecat dari partai politik? Sayangnya, pada tahun 2018, ia dipecat dari partai tersebut karena dituduh melakukan kecurangan suara pada pemilu sebelumnya.
Lebih lanjut, Max menambahkan, ketokohan atau figur dalam sebuah partai politik dewasa ini masih tetap dibutuhkan. Figur SBY, kata dia, masih diperlukan bagi Partai Demokrat untuk Pemilu 2019.
Bila ketua umum Partai Demokrat dipegang oleh salah satu aktivis, jelas Max, maka yang bersangkutan tentu akan lebih mengutamakan kesamaan organisisasinya. Misalnya HMI, KNPI atau organisasi lainnya.
"Kalau di parpol harus ada tokoh pemersatu karena ada pemilu. Kalau organisasi cuma mengandalkan dari organisasinya," tegas Max.
"Memang keberadaan parpol di parlemen memiliki paradigma ketokohan, ada Bu Mega, Pak Prabowo, Pak SBY dan beberapa yang lainnya. Bukan kami tak ada kaderisasi dan regenerasi," tandasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
NasDem meminta Anies tidak memilih calon wakil presiden karena tokoh tersebut punya partai politik.
Baca SelengkapnyaSBY lebih memilih Prabowo Subianto-Gibran karena dinilai lebih siap memimpin Indonesia
Baca SelengkapnyaSBY menilai ajakan PDIP dan Gerindra baik untuk transparansi politik
Baca SelengkapnyaDemokrat ingin Megawati bisa menerima pertemuan dengan SBY
Baca SelengkapnyaPolemik ini merupakan buntut dari kandasnya AHY sebagai Bakal Cawapres mendampingi Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaDia pun mengingatkan agar Partai Demokrat paham akan soal etika politik.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, bodoh kalau seorang ketua umum akan membubarkan partai akibat kader bermasalah.
Baca SelengkapnyaSBY mengatakan merasa ada energi besar di sana sebagai pertanda baik
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memberi pesan menyentuh untuk capres Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaNasDem memastikan pihaknya tidak berada di luar kabinet pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka
Baca SelengkapnyaNamun SBY ingin seluruh kader Demokrat tetap tenang. Menganggap semua yang dialami Demokrat dengan tenang. Tidak emosional.
Baca SelengkapnyaArtikel ditulis reporter magang kampus merdeka program Kemendikbud: Nayla Shabrina.
Baca Selengkapnya