Mega Larang Kader Bicara Capres, PDIP Ungkit Nasib Demokrat di Pemilu 2009
Merdeka.com - Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) diminta lebih fokus untuk menyelesaikan mandat rakyat, daripada berbicara tentang calon presiden maupun wakil presiden 2024. Pernyataan tersebut disampaikan Politisi PDIP Aria Bima di hadapan para fungsionaris partai di Sukoharjo, Sabtu (20/11).
“Kenapa Ibu Mega itu menekankan agar tidak bicara dulu capres mencapres? Karena PDIP akan fokus menyelesaikan mandat rakyat dulu,” ujarnya.
Bima tak ingin kasus seperti zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terjadi di PDIP. Di mana pada pemilu 2019, Partai Demokrat kehilangan kursi hingga sampai 100.
-
Kenapa PDIP menang Pemilu 2019? PDIP berhasil menarik pemilih dengan agenda-agenda politiknya dan berhasil meraih kepercayaan masyarakat.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
-
Siapa yang ingin diusung oleh PDIP? 'Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya,' Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan.
-
Kenapa caleg terpilih PDIP mundur? 'Sebelum mereka bertempur ada aturan main itu namanya, mereka (enam caleg) surat pengunduran diri termasuk saya. Sudah proses nanti kalau terjadi permasalahan ini diselesaikan dengan kemenangan di wilayah itu,' kata Sekretaris DPD PDIP Jateng, Sumanto Rabu (5/6).
“Ini juga bisa menimpa PDIP, makanya kenapa kita harus on the track. Bicara mandat rakyat dulu," katanya lagi.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI itu menegaskan, partai politik adalah alat menegakkan demokrasi yang lebih nyata. Sehingga penekanan untuk tidak bicara capres dan cawapres itu adalah suatu yang logis. Karena, lanjut dia, yang ditunggu rakyat adalah amanah untuk rakyat selama lima tahun.
“Jangan sampai instrumen partai yang mengusung calon presiden, gubernur, bupati maupun wali kota, menjadi tidak fokus menyelesaikan amanah demokrasi untuk rakyat,” katanya.
PDIP, lanjut dia, mendapatkan mandat sejak 9 April 2019 setelah capres dan cawapres yang diusung, Joko Widodo-Ma'ruf Amin menjadi presiden dan wakil presiden. PDIP juga menang di legislatif. Kini saatnya mewujudkan mandat amanah dari rakyat dalam bentuk kesejahteraan atau demokrasi substansial baik dari pusat dan daerah.
“Kalau sampai 5 tahun amanah rakyat tersebut tidak sesuai dengan janji-janji PDIP maka persepsi publik akan melihat PDIP tidak mampu. Fungsi pengawasan di DPR juga tidak terwujud seperti yang dijanjikan partai,” tandasnya.
Menurut Bima, menyelesaikan mandat selama lima tahun itu juga bentuk persiapan menghadapi pemilu 2024. Oleh karena itu, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sangat yakin jika amanah rakyat berhasil diwujudkan hingga sisa tiga tahun ini dan rakyat puas maka akan berdampak secara elektoral.
"Posisioning strategisnya bereskan dulu amanah dan mandat rakyat. Nanti akan berdampak pada posisioning elektoral, rakyat akan percaya kembali," jelas dia.
Anggota DPR RI asal Dapil V Jawa Tengah itu menegaskan, tidak ingin ada faksi-faksi dalam partai. Partai kompak saja, lanjut dia, belum tentu bisa menyelesaikan amanah rakyat 2019, apalagi jika dibelah dengan faksi-fakai calon internal.
"Untuk urusan capres, kita sudah serahkan para Bu Mega. Karena beliau sangat paham, tidak bisa dibandingkan dengan ketua partai lainnya. Dia anaknya Bung Karno yang tahu pasang surutnya konsolidasi wilayah ideologi," ucapnya.
Tak hanya itu, Megawati, menurut dia, juga paham konsolidasi politik sampai tahun 1965, serta tahu pahit getirnya orde baru. Begitu juga tahu tentang reformasi, bahkan tahu sejak Presiden Habibe, Gus Dur, dirinya sendiri, SBY, hingga Jokowi.
"Termasuk dia sendiri jadi presiden. Jadi dia memiliki kemampuan yang lebih dalam menentukan capres," tutup dia.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PDIP tidak dapat kursi DPR RI dari daerah pemilihan Sumatera Barat. Pasangan Capres-Cawapres yang mereka usung ketika itu pun hanya mendulang belasan persen sua
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto mengaku tak mengerti siapa yang ditinggal atau meninggalkan PDIP.
Baca SelengkapnyaDjarot memastikan komunikasi antara Partai Demokrat dengan PDIP tetap terjalin
Baca SelengkapnyaHasto menegaskan, yang diundang adalah mereka yang menjaga demokrasi hukum dan mau menegakkan hukum.
Baca SelengkapnyaSebab tidak ada hubungan yang buruk antara PDIP dan Demokrat.
Baca SelengkapnyaGerindra sebagai penguasa di dapil itu memiliki 3 kursi DPR
Baca SelengkapnyaDemokrat ingin Megawati bisa menerima pertemuan dengan SBY
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) curhat bahwa partainya banyak kehilangan kursi dalam pemilihan legislatif (Pileg) 2024.
Baca SelengkapnyaHasto menegaskan, PDIP memiliki pijakan yang sangat kuat terhadap sejarah.
Baca SelengkapnyaAirlangga Hartarto resmi mengundurkan diri sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaMegawati lalu merasa kasihan dengan PDIP seperti dikucilkan.
Baca Selengkapnya