Megawati Cerita Saat Soekarno Dilengserkan: Saya Tak Bisa Melanjutkan Sekolah
Merdeka.com - Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menceritakan saat sang ayah yakni, Soekarno dilengserkan dari kursi Presiden akibat peristiwa 1965 dan membuatnya harus hidup menjadi rakyat biasa. Megawati megakui bahwa masa-masa itu sangat sulit baginya dan keluarga.
"Saya tumbuh besar di Istana. Akibat peristiwa politik tahun 65, saya tidak bisa melanjutkan sekolah, dan tentu saja karena ayah saya dilengserkan, hidup sebagai rakyat biasa. Masa itu memang masa sulit bagi kami," kata Megawati saat berpidato usai menerima gelar Profesor Kehormatan dari Universitas Pertahanan RI, Jumat (11/6/2021).
Menurut dia, pemberian gelar profesor kehormatan dari Universitas Pertahanan ini menyadarkannya bahwa hidup seperti cakra manggilingan. Falsafah jawa itu memberi arti bahwa manusia harus menerima bahwa dunia ini berputar seperti roda kehidupan.
-
Dimana Megawati lahir? Lahir di Jember Megawati, seorang atlet berbakat, lahir di Jember, Jawa Timur.
-
Siapa orang tua Jeje Soekarno? Untuk yang belum mengetahuinya, Jeje adalah anak Donna Harun dari pernikahannya dengan Hendra Rahtomo, cucu Soekarno.
-
Kapan Megawati lahir? Megawati Hangestri lahir pada 20 September 1999 di Jember, Jawa Timur.
-
Di mana Soekarno bersekolah di Mojokerto? Presiden Pertama RI, Soekarno menghabiskan masa SD hingga SMP di Mojokerto, Jawa Timur. Bangunan sekolahnya masih kokoh hingga sekarang dan kini dikenal sebagai SDN Purwotengah dan SMPN 2 Kota Mojokerto.
-
Apa nama sekolah dasar tempat Soekarno belajar? Bung Karno dulu menempuh pendidikan SD di Sekolah Ongko Loro (kini SDN Purwotengah) dan SMP di Europesche Lagere School (ELS) yang kini SMPN 2 Kota Mojokerto.
-
Apa nama asli Soekarno? Soekarno dahulu terlahir dengan nama Kusno.
Megawati menyampaikan bahwa dirinya lahir di Gedung Agung Yogyakarta sebagai anak presiden. Pemerintahan Indonesia memang dipindahkan ke Yogyakarta saat itu karena situasi politik pasca proklamasi.
"Jadi praktis keluarga kami keluarga presiden baru bisa pindah ke Jakarta tahun 50," ucapnya.
Setelah sang ayah dilengserkan, Megawati dan keluarga kemiudian melanjutkan hidup sebagai warga biasa. Dia pun kemudian duduk di parlemen hingga menjadi Presiden ke-5 RI.
"Sejarah memanggil saya untuk pertama kali menjadi anggota DPR dari sampai tiga periode terpotong dua tahun. Lalu menjadi Wakil Presiden dan setelah itu menjadi Presiden kelima Republik Indonesia," tuturnya.
Dia menyampaikan gelar profesor kehormatan ini tak lepas dari tugasnya menjadi Presiden ke-5 RI dan mandataris MPR RI terakhir dalam menangani krisis multidimensi yang terjadi kala itu. Ketua Umum PDIP itu menuturkan pemberian gelar ini membawa tanggung jawab tersendiri untuknya.
Reporter: Lizsa Egeham
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Soeharto memilih menjadi serdadu kolonial adalah pilihan realistis untuk lepas dari kemelaratan.
Baca SelengkapnyaBerikut potret gadis kecil berponi bersama orangtuanya yang tak disangka punya nasib bagus dan pernah menjadi orang paling disegani.
Baca SelengkapnyaPotret lawas Presiden ke-2 Ri dengan Megawati Soekarnoputri di rumah duka saat Fatmawati wafat.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjawab tuduhan Politikus Golkar, Nusron Wahid yang menyebut keturunan Soekarno dan Soeharto tak berprestasi
Baca SelengkapnyaPada tahun 1950-an hingga 1960-an, Presiden Soekarno sedang gencar memberikan beasiswa kepada para mahasiswa untuk melanjutkan studi di luar negeri.
Baca SelengkapnyaMomen saat Presiden pertama RI Soekarno akan meninggalkan Istana Merdeka.
Baca SelengkapnyaSaat menikah, Heldy istri kesembilan Soekarno berumur 18 tahun, sedangkan Soekarno berumur 65 tahun
Baca SelengkapnyaPerayaan ulang tahun ke-66 itu dihadiri keluarga dan teman-teman terdekat secara sederhana di salah satu ruangan di Istana Bogor.
Baca SelengkapnyaMomen Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri ketika masih berusia 7 tahun.
Baca SelengkapnyaRuang kelasnya dihiasi lampu-lampu kuno yang estetik
Baca SelengkapnyaDia mencontohkan dirinya saat kalah pada Pilpres 2004 silam, memilih tak mau menggugat.
Baca SelengkapnyaTanpa kenekatan mereka berdua, tidak akan lahir bapak proklamator Indonesia.
Baca Selengkapnya