'Megawati dan SBY lebih banyak malu-malu kucing buat bertemu'

Merdeka.com - Pengamat Politik Political Communication Institute (PolcoMM), Heri Budianto menilai, tidak hadirnya Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri dalam Kongres Partai Demokrat di Surabaya, merupakan sikap 'malu-malu kucing'. Hal itu menunjukkan keduanya masih kuat memegang budaya ketimuran yang sangat menjaga budaya malu.

"Perlu disadari dari sisi psikologi politik, keduanya menjaga budaya malu orang Timur. Jadi, malu-malu kucingnya yang lebih banyak," ujar Heri di Gedung DPR RI, Senayan, Selasa (12/5).

Heri berpendapat baik SBY maupun Megawati, merupakan dua tipe orang yang masih sama-sama kuat menahan egonya. Padahal, keduanya ditengarai sudah sama-sama mau untuk kembali menjalin hubungan baik.

"Padahal keduanya sama-sama mau. Saya yakin keduanya menginginkan untuk bertemu," ujarnya.

Namun Heri menilai, arena Kongres Partai Demokrat di Surabaya itu sebenarnya bukanlah tempat yang ideal bagi kedua mantan Presiden tersebut bertemu. Butuh wadah yang tepat untuk mencairkan suasana politi yang beku tersebut.

"Kalau untuk mencairkan suasana selama ini, tempatnya bukan di Kongres. Tujuannya sih agar budaya malu-malu kucing di antara keduanya berkurang, lantaran publik juga menunggu kabar baik itu," pungkasnya.

Diketahui, Megawati diundang ke acara Kongres Demokrat oleh Susilo Bambang Yudhoyono dengan mengutus anaknya Edhie Baskoro Yudhoyono untuk menyampaikan permintaan tersebut. Namun, Megawati beralsanj sibuk sehingga hanya menunjuk utusan khusus untuk datang ke acara tersebut.