Megawati minta MPR kembali jadi lembaga tertinggi negara
Merdeka.com - Presiden ke-5, Megawati Soekarnoputri menjadi pembicara dalam rangka 50 tahun Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas). Dalam pidatonya, Megawati menyinggung soal sidang BPUPKI yang mana para pendiri bangsa telah berkonsensus terhadap dasar Indonesia Merdeka yaitu Pancasila.
Ketua Umum PDIP itu mengatakan, Pancasila berintikan gotong-royong yang pada prinsipnya tolong-menolong, ringan sama dijinjing berat sama dipikul. Menurut Mega, gotong-royong jangan hanya sebatas diartikan sebagai kerja bakti.
"Karena itulah, bagi yang masih ragu dengan jalan yang kita tempuh, tinggal menjawab pertanyaan, apakah liberalisme cocok dengan gotong-royong? Apakah kapitalisme cocok dengan gotong-royong? Dan apakah sosialisme cocok dengan gotong-royong? Gotong-royong jangan hanya diartikan sebagai kerja bakti," kata Megawati di Auditorium Gadjah Mada, Lemhannas RI, Jakarta, Kamis (28/5).
-
Apa yang dimaksud dengan muhasabah diri? Muhasabah diri adalah proses introspeksi atau refleksi diri yang dilakukan untuk mengevaluasi perbuatan, sikap, dan perilaku.
-
Apa motivasi diri itu? Motivasi diri digambarkan sebagai api yang menyala di dalam jiwa setiap individu, mendorong agar mencapai tujuan dan meraih impian. Ini adalah semangat yang tak tergoyahkan, yang mampu membakar hasrat untuk berkembang, berprestasi, dan meraih keberhasilan.
-
Siapa yang mengkritik pernyataan Kartika Putri? Pernyataan kontroversialnya tentang mengaji menyebabkan dia menjadi sasaran cibiran netizen.
-
Bagaimana cara melakukan muhasabah diri? Muhasabah adalah salah satu cara memperbaiki, melatih dan membersihkan hati.
-
Bagaimana cara muhasabah? Hal ini biasanya dilakukan dengan merenungkan hal-hal baik maupun buruk yang pernah Anda lakukan. Anda bisa melaksanakan muhasabah diri setiap hari, setiap bulan, hingga setiap tahun agar senantiasa menjadi orang lebih baik.
-
Siapa yang mengkritik Kartika Putri? Kartika dan Habib Usman langsung mendapat kritik pedas dari netizen yang menyatakan mereka terlalu banyak mengeluarkan komentar tidak pantas saat sedang beribadah.
Megawati menjelaskan, gotong-royong adalah paham yang dinamis, suatu kerja sama dengan keyakinan bersama. Gotong-royong adalah prinsip tolong-menolong.
Selanjutnya, Megawati juga menyinggung soal penjabaran terhadap susunan lembaga negara. Seharusnya dipahami terhadap seluruh landasan filosofis, sosiologis, dan historis terhadap lembaga negara seperti Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
"Kita harus memahami filosofi, historis landasan negara seperti MPR. Waktu Pak Gubernur (Gubernur Lemhanas) datang untuk mengundang saya, saya menceritakan saya saksi hidup terjadinya reformasi. Kalau kemarin saya banyak dibully di sosmed, saya Presiden TAP MPR. Beliau sendiri terperangah, saya masih terkena GBHN, saya masih terkena MPR. Saya bukan Presiden visi-misi, setelah reformasi, lembaga tertinggi MPR diturunkan menjadi sama," jelas Megawati.
"Yang namanya majelis terjadi permusyawaratan rakyat. Tak bisa disamakan dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, lembaga kepresidenan. Mengapa kita tak mengembalikan kepada marwahnya, sebenarnya untuk apa MPR ini? Kalau saya yang ngomong pasti dihantam, tapi enggak apa-apa. Ini bisa dilihat lebih jernih rumusannya Majelis Permusyawaratan Rakyat diletakkan lembaga tertinggi," tambahnya.
Saat itu, kata Megawati, ketika amandemen UUD 1945 dilakukan, seluruh mata batin kenegaraan seolah dikaburkan oleh kekuatan euforia demokrasi. Kekuasaan otoriter yang mendadak jebol, tidak memberi kesempatan untuk melihat sejarah dari sumber primer, khususnya keseluruhan gagasan ideal mengenai Indonesia merdeka.
"Suka atau tidak suka, kita harus berani melakukan autokritik terhadap hal ini. Kini segala sesuatunya telah terjadi, kita tidak bisa menyalahkan masa lalu, terhadap penyelenggaraan negara yang menjauhkan dengan sejarah pembentukannya, termasuk menjauhkan Bung Karno dari sanubari rakyat Indonesia," pungkas dia.
(mdk/efd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Megawati melihat arah bangsa saat ini sudah tidak jelas.
Baca SelengkapnyaJokowi buka suara soal Ketum PDIP Megawati sebut penguasa saat ini seperti orde baru
Baca SelengkapnyaSampai Tanya Puan, Megawati Heran Revisi UU MK Dikebut saat DPR Reses
Baca SelengkapnyaMega menceritakan saat ia membentuk MK mulai dari pemilihan lokasi gedung
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo membantah pernyataan Ketua PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri soal pemerintahan Jokowi seperti Orba
Baca SelengkapnyaKetum PDIP Megawati bebrapi-api saat pidato menyinggung soal penguasa saat ini.
Baca SelengkapnyaMegawati menyinggung prajurit yang hormat sambil tahan napas saat bertemu jenderal
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri merasa jengkel dengan para penguasa yang bertindak seperti zaman orde baru
Baca SelengkapnyaMegawati menilai fungsi MK kini tidak digunakan dengan baik karena intervensi kekuasaan.
Baca SelengkapnyaMegawati menyoroti konstitusi yang ikut dibelokkan penguasa demi kepentingan pribadi.
Baca SelengkapnyaKetum PDIP Megawati Soekarnoputri berulang kali menyebut Presiden Jokowi sebagai petugas partai.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung keprihatinan konflik yang terjadi di tubuh partai politik.
Baca Selengkapnya